Chapter 25

4.1K 181 6
                                    

Cahaya menerobos masuk melalui retina yang masih tertutup. Perlahan Clem membuka matanya berat. Punggungnya terasa sakit. Tunggu dulu, bukankah dia ada di sisi lain dari mansion ini? Tapi, mengapa dirinya ada di kamarnya sekarang? Apakah dia bermimpi saat menemeukan ruangan-ruangan itu? Tidak mungkin.

Clem beranjak dari tempat tidur dan memijat pelan punggungnya yang terasa sakit. Kakinya melangkah meliwati kamar di mana ada Frankl yang sedang menyuapi Zia sepupunya. "Cih.." Clem membuang pandangan muak melanjutkan langkah.

Ah, Clem melihat beberapa pelayan membersihkan furniture, lantas ia berniat menanyakan perihal tentang ruangan-ruangan kosong itu. Siapa tahu mereka akan menjawab keingintahuannya. "Hei kalian."

"Iya, ada apa nona?" Jawab salah satu diantara mereka bingung lagi takut jika ketahuan sedang berbincang.

"Apa kalian tahu tentang ruangan-ruangan kosong seperti penjara di mansion ini?"

"K-kami tidak tahu nona. Permisi." Balas maid itu takut melihat sosok di balik punggung Clem. Kemudian kembali melanjutkan pekerjaan.

"Tapi.." Clem merasa kecewa, mengapa orang-orang di mansion ini tidak ada yang ingin berbicara padanya?

"Jika kau sudah baikkan, lebih baik kau kerjakan tugasmu." Tegur seseorang dari belakangnya.

Seketika Clem terkaget, langsung berbalik menatap Frankl yang memasang tampang sangat tidak bersahabat. Membuat siapapun yang melihatnya pasti akan merinding. "Aku tahu."

"Lalu apa yang kau tunggu?"

"Tapi, sebentar. Tadi aku tidak sengaja mengunjungi sisi barat dari mansion ini dan menemukan ruang-ruang kosong seperti penjara. Itu kau gunakan untuk apa?"

"Kau sama sekali tidak berhak bertanya apapun mengenai tempat ini. Karena itu bukan urusanmu. Lagi pula di sini tidak ada tempat yang kau maksud."

"Tapi aku tadi-"

"Kau hanya bermimpi. That's it." Mutlak Frankl tidak ingin dibantah lagi.

Clem terlihat keberatan akan statement Frankl yang mengatakan jika dia bermimpi. Pasalnya sakit di punggungnya masih terasa hingga sekarang. Jika kau tidak ingin memberitahuku, tidak mengapa. Aku akan mencari tahu sendiri. Clem membuang pandangan tidak suka. Lalu meninggalkan Frankl. Percuma dirinya bertanya, jika dirinya saja tidak dianggap, pikir Clem.

*

Kini Frankl sedang pergi kerja, Clem tidak tahu sampai kapan pria itu akan kembali. Yang dia tahu, kini waktunyalah dia kembali menyusuri tiap kamar di lorong gelap itu. Seperti maling, Clem celingak celinguk memastikan sekitar. Memastikan tidak ada yang tahu jika dirinya tidak ada di sana dan akan beralih ke tempat lembab lagi minim cahaya di sisi mension yang paling kelam.

Tahu jika Clem akan membantah dan selalu lancang, Frankl memerintahkan seorang bodyguard untuk mengikutinya ke manapun. Dan menginformasikan setiap kegiatan yang Clem lakukan, termasuk pergi ke mana-mana saja.

"Tahan dia. Jangan biarkan perempuan itu berhasil menemukan apa yang dicarinya." Balas Frankl mengirim pesan melalui iPhone 11 miliknya.

Clem yang masih mengendap-endap seketika dihadang oleh seorang pria bertubuh besar dari depan. Dia mendongak polos. "Hehe.. baiklah aku akan pergi jika kau tidak menginginkanku masuk ke sana.." Clem berbalik, lalu bersembunyi di balik dinding. Menunggu pria besar itu pergi. Tapi bagaimana dia bisa langsung muncul begitu saja di depan Clem? Atau jangan-jangan pria itulah yang sebelumnya telah meghantam punggungnya hingga ia pingsan?

Perempuan itu mengintip sedikit dan masih menemukan pria besar tadi masih ada di sana menjaga jalan menuju ujung lorong. Ishh mengapa masih di sana? dia tidak mengerti, mengapa tempat seperti ini ada penjaganya.

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang