Chapter 69

3.1K 131 8
                                    

Seisi ruangan hanya dipenuhi dengan suara terengah-engah dari dua insan yang baru saja selesai melakukan olahraga sore dengan pelepasan yang sangat menakjubkan. "Aku akan mandi kemudian membantu Mom untuk menyiapkan makan malam." Tutur Clem bangkit dari tempat tidur, baginya membantu Martha masak pada sore hari merupakan rutinitasnya beberapa hari belakangan.

Namun bukan Frankl namanya jika melepaskan Clem-nya begitu saja bahkan hanya untuk memasak. Pria itu menahan tangan Clem lembut. "Sebentar lagi please," mohon Frankl, yang sangat menggemaskan.

"Aku sudah terlambat Frankl,"

"Please.." mohon Frankl lagi sambil menarik tubuh Clem ke dalam pelukannya.

"Frank.. Kita masih memiliki malam dan hari esok." Ucap Clem lembut mencoba meyakinkan suaminya. Telinganya yang berada di atas dada Frankl dapat mendengar degup kencang dari jantung pria itu.

Tapi Frankl merasa ada hal yang jangal. Namun, dirinya sendiripun tidak tahu itu apa? "Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok."

Clem menarik wajah dari dada Frankl untuk menatap wajah tampan suaminya. Tumben? "Sejak kapan seorang Frankl menjadi orang yang pesimis seperti ini?" Clem menautkan alis tak percaya.

"Sejak hati ini menyadari jika dia mencintaimu. Aku takut jika suatu saat takdir memaksa kita untuk berpisah. Clem, akankah kau meninggalkanku?"

Clem menatap Frankl penuh arti, "Aku akan pergi hanya jika kau memintaku untuk pergi." Senyum Clem tulus, menatap iris hazel di depannya cukup lama hingga akhirnya mengecup bibir pria itu lembut. Jarang sekali ia mengungkapkan kata-kata semanis ini untuk seseorang, tapi lihatlah dia, dirinya sudah menyadari jika hatinya telah mencintai pria arogan nan berkuasa itu, "Dengarkan ini baik-baik, Aku mencintaimu, Mr. Mendenhall."

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memintamu untuk pergi dari sisiku Clem," tutur Frankl lembut sambil memainkan anak rambut istrinya yang menjuntai seperti ubur-ubur.

"Umm.. boleh aku mandi sekarang?" Tanya Clem sambil menaikan kedua alis ragu.

"Tidak boleh, jika tidak bersamaku." Goda Frankl mengangkat tubuh istrinya dalam balutan lengan besarnya, sedang Clem mengaitkan kedua tangannya pada leher Frankl senang. Senang akhirnya dia berani mengungkapkan rasa cinta kepada suaminya walau membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengakui hal tersebut.

*

Clem berjalan ragu mendekati dua wanita yang sedang bercanda sambil memasak di depannya. Sungguh ia masih sedikit tidak enak hati dengan wanita muda yang hampir seumuran dengannya itu, Bethany. Terlebih ketika perempuan itu mengaku kekasih Frankl dan dengan tampang tidak berdosanya mencium suaminya tepat di depan matanya. Clem berhenti beberapa meter dari dua manusia itu. Hingga tak sengaja Martha menangkap keberadaan Clem yang berdiri tak jauh darinya.

"Hei Clem, kemarilah. Di mana Frankl?" Sapa Martha mengundang satu putrinya lagi untuk bergabung.

"Hei kakak ipar." Sapa Bethany ramah. Tidak seperti first impression sebelumnya.

Clem tersenyum kikuk lalu ikut bergabung untuk membantu mengolah bahan makanan bersama dua wanita itu.

"So, bagaimana pertemuan pertama kalian? Aku tahu jika pria gila itu pasti sangat menyebalkan pada awal kalian bertemu." Kekeh Bethany. Bercanda sekaligus menghina kakaknya sendiri.

Clem hanya membalas dengan senyuman, tidak tahu harus membalas apa. Awal pertemuan? Clem tidak ingin membahas itu karena semua fakta yang terjadi hanyalah permainan dari Frankl. Ah.. sesuatu di balik dada Clem terasa nyeri mengingat masa lalu.

"Apakah kalian sudah menikah?" Tanya Bethany penasaran.

"Benar, 4 bulan yang lalu."

"Ahh pasangan baru, pasti masa-masa ini masih sangat romantis-romantisnya. Aku sangat iri." Tutur Bethany merajuk dibuat-buat, namun sangat menggemaskan. "Bahkan pria yang aku cintai saja tidak membalas perasaanku." Tutur Bethany memotong-motong sayuran sebal saat mengingat Howard memberikan dirinya pada Frankl seperti sebuah barang. Membiarkan orang lain menyentuhnya menandakan jika pria itu benar-benar tidak memiliki perasaan apapun padamu.

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang