After The Storms END√

Chapter 22

"Clem!" Zhafir terbangun dari tidurnya. Peluh membasahi kening dan wajahnya. Perasaannya tidak enak. Mengapa dia merasa Clem berada di tempat ini?

"Berisik!" Bentak penjaga dari luar ruangan yang seperti penjara bagi Zhafir.

"Hey! Kau tahu kita berada di mana?" Teriak Zhafir tak mengindahkan bentakkan penjaga itu hingga dengan geram penjaga tadi membuka pintu dan meninju perut Zhafir hingga pria itu terbatuk-batuk. "Sialan." Makinya.

"Kau tidak berhak bertanya, kau ingat itu."

"Ah C'mon dude! I'm just asking. Where are we?"

Raut wajah penjaga itu semakin jengkel, "Sekali lagi kau bertanya akan ku pukul kau!"

Tangan Zhafir bergerak di depan mulutnya dengan gerakan seperti mengunci mulut. Dia tidak ingin mati di tempat seperti ini. Sebab itu ia tidak ingin membuat orang tadi lebih jengkel, kemudian memukulnya sampai mati.

Setelahnya penjaga tadi kembali keluar.

Zhafir merasa dia begitu lama terkurung di tempat terkutuk ini. Bagaimana caranya agar dia bisa keluar? Sudah banyak bujukkan yang Zhafir katakan pada para penjaga di sana hingga menyogok mereka. Tetapi tetap saja mereka tak terbujuk sama sekali, hingga ia bertanya-tanya apa motif mereka bekerja di tempat seperti ini jika bukan karena uang?

*

Seseorang dari dalam mobil keluar dengan terburu-buru "Apa kau tidak apa-apa Nona?" Ucap pria muda yang menabrak Clem dengan mobil Lamborghini Oren khawatir. Lalu membantu Clementine bangkit, membapah wanita itu agar masuk mobilnya. "Aku akan membawamu ke rumah sakit."

"Tidak apa, aku baik-baik saja. Bisa kau ambilkan belanjaanku saja? Karena aku tengah terburu-buru."

"Baiklah Nona," pria tadi mengambil semua belanjaan Clem. "Di mana rumah Nona biar saya antarkan."

"Dekat. Kau tidak perlu repot, aku bisa mengatasi hal ini. Selamat malam." Benar malam namun lebih tepatnya fajar. Pasalnya matahari sama sekali belum menunjukkan eksistensinya bahkan hanya untuk mengintip.

"Tunggu," cegat pria itu. Sebenarnya dia merasa aneh, mengapa seorang perempuan berkeliaran subuh-subuh begini? bahkan matahari pun belum terbit. "Ini kartu namaku, kau bisa meminta tolong jika kau membutuhkan sesuatu."

Clem menatap sebentar kartu berwarna hitam bercampur tinta emas milik pria tersebut. Ini untuk apa? dia ingin mengembalikan kartu itu namun dirinya enggan berlama-lama karena tidak ingin terlambat kembali ke manson.

Singkat cerita. Tak membutuhkan waktu lama, Clem sampai di depan pintu mansion. Kepalanya terasa berat, tubuhnya mulai terasa sakit semua. Apa ini karena efek tertabrak mobil tadi? Clem meletakan semua belanjaan di atas meja cepat dan menyentuh kepalanya. Dunia yang dia lihat seolah berputar mengelilinginya. Sesaat dia tidak dapat melihat apapun, yang ada hanyalah ribuan semut berwarna-warni dipandangan, dan sekilas seperti saluran tv tidak berchannel.

"Apa yang kau lakukan di sana?"

Clem terkaget-kaget mendengar suara dari belakangnya, secepatnya dia menoleh dan menemukan orang itu tengah berjalan menghampiri.

"Mengapa kau hanya berdiam diri? Kerjakan tugasmu." Perintah Frankl.

Dengan setengah hati, Clem bergegas membawa bahan-bahan yang dia perlukan untuk membuat daging lada hitam ke pantry panjang di sana. Walau Clam tidak pernah membersihkan rumah tapi dirinya cukup ahli dalam hal mengolah makanan karena selalu melihat ibunya memasak untuk sang ayah.

Setelah masakan telah siap, Clem mengantar makan tersebut ke meja makan tempat Frankl hanya diam menatap perempuan di depannya tanpa ekspresi.

Clem mengusap mata dengan punggung tangan, matanya terasa berat untuk terus terbuka. Bahkan sisa stok tenaganya pun semakin menipis. Akhirnya, setelah meletakan semua makanan ke atas meja, iapun duduk di kursi depan Frankl seizin atau tidak seizin pria kejam itu. Sungguh, tubuhnya sakit semua, tapi dirinya tidak ingin mengeluh. Direntangkannya satu tangannya, sedang satu tangan yang lain ia jadikan alas untuk pipinya. Dilanjutkan dengan kelopak matanya yang berangsur terpejam.