Chapter 54 (21+ gaes)

9.9K 153 2
                                    

(21+ gaes reader dibawah itu tolong menjauh yah, karena bisa merusak saraf otak kalian. Btw yg sudah 21 lebih pasti pada suka yang beginian kan? wkwkwk #canda Enjoy!)

Frankl melirik ke samping ragu, "Apakah kau benar-benar tidak memiliki rasa padaku?" Malu menatap mata Clem jika lagi-lagi ia ditolak.

Clem terdiam cukup lama, "Entahlah, aku juga tidak mengerti." Clem terdiam lagi. "Tapi, ketika melihatmu dengan perempuan itu, aku.. " Clem tidak tahu lanjutan dari kalimatnya. Ia malu mengakui jika ia tidak suka melihat Frankl menyentuh wanita lain.

"Aku?" Pancing Frankl berharap mendengar kata-kata cemburu keluar dari bibir mungil istrinya. Tapi Clem tak kunjung mengeluarkan suara. "Aku cemburu." Tebak Frankl yang tepat sasaran.

"Aku tidak tahu Frank,"

"Kau seharusnya tahu, kau cemburu." Frankl memutar kedua bola mata bosan.

"Tidak, kau salah sangka." Potong Clem cepat.

"Lantas?"

"Aku. tidak. tahu." Clem menekan setiap suku kata mempertegas kebohongannya yang sebenarnya sudah dapat dengan mudah terbaca jika perempuan itu sedang cemburu.

Frankl menaikan kedua bahu acuh. "Baiklah jika kau tidak mengaku juga, aku akan terus melakukannya dengan wanita itu atau mungkin dengan wanita yang berbeda." Ucap Frankl memanas-manasi.

Clem mengatupkan bibir kesal. "Frank!" Matanya menatap pria itu memperingati. "Anakmu di dalam sini tentu tidak ingin melihat ayahnya berselingkuh tepat di depan ibunya." Ujar Clem merajuk, sungguh sangat menggemaskan. Secara tidak langsung Clem melarang Frankl untuk berhubungan dengan wanita manapun selain dirinya.

Frankl mengelum senyum geli, ia menaikan bahu berlagak acuh tak acuh. "Kita lihat saja," Frankl kembali menatap cakrawala kemudian tersenyum, berhasil membuat Clem mengaku walau secara tidak langsung, tetap saja itu membuatnya senang. Satu langkah yang membuat Clem berat untuk meninggalkannya ketika kontrak mereka selesai.

Saat sedang asik dengan kemenangannya, tanpa ia duga Clem menarik kerah kemejanya, lalu mendaratkan bibir tepat di atas bibirnya. Tanpa membuang kesempatan Frankl membalas ciuman itu lebih panas. Clem yang tak kalah ahli karena terus menerima ajaran dari Frankl, semakin menggencarkan aksinya. Mereka saling membalas ciuman panas itu, tanpa salah satu dari mereka berdua yang ingin berhenti. Frankl menekan tengkuk Clem untuk memperdalam ciumannya. Dengan tergesa tangan Frankl melonggarkan dasi miliknya lalu membuka jas yang membalut tubuh proposionalnya tanpa melepaskan pagutan panas mereka.

Lembut, Frankl mendorong tubuh Clem agar berbaring di atas tempat tidur lalu mengunci tubuh mungil di bawahnya dengan kedua tangan kekar miliknya. Untuk sesaat keduanya saling bertatapan, "Apa kau yakin ingin melanjutkan ini?" Tanya Frankl meminta ijin. Clem tersenyum yang entah demi apapun perempuan itu memberikan senyuman begitu sexy menurut Frankl.

Ayolah mengapa Frankl meminta ijin? Sebelumnya pria itu kemana saja saat pembagian akhlak dibagikan kepada insan-insan lain? "Apa kau takut?" Tantang Clem.

"Benar, aku takut menyakitimu dan anak kita. Sebelumnya kau sangat kesakitan ketika aku memaksamu melakukan itu semalam."

"Memang benar itu sangat menyakitkan, semalam pun kau sangat kasar Frank!" Clem mendengus menolehkan wajah sebal ke arah tangan kanannya yang diggengam Frankl di samping kepala.

"Maaf," ucap Frankl menyesal.

"Ayolah Abraham kau selalu meminta maaf padaku, hampir-hampir membuat telingaku pekak, I don't need your sorry. Now I'm just need your body. Kuasai aku lagi." Tunggu sebentar, sejak kapan ia menjadi liar seperti ini? Ahh rasanya Clem ingin membenturkan kepalanya ke dinding karena telah tertular kegilaan dari pria itu.

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang