~Huaaaa mon maap lama tydak ipdit hampir semingguan keknyaaaa huaa! Siyi ligi sibik skripsi and menciri cuin (cuan)~
Pagi tengah menjelang, Clem sudah selesai dengan masakannya yang telah ia letakan di atas meja dekat pantry kecilnya. Juga beruntungnya, sebelum ia memanggil Kenth untuk bangun dan sarapan bersama, pria itu justru menampakan batang hidungnya di sana. "Hei kau kemarilah!" Panggil Clem.
Kenth menunjuk dirinya sendiri kemudian melihat ke belakangnya ragu, mungkin saja orang lain yang perempuan itu panggil. Tentu saja itu tidak mungkin mengingat yang tinggal di Villa itu hanya mereka berdua. Kenth menurut dan menghampiri Clem.
"Duduklah." Tutur Clem menyiapkan makanan untuk mereka berdua.
Kenth memerhatikan wajah perempuan itu saat menyiapkan makanan untuk dirinya. Apakah seperti ini rasanya ketika di perhatikan oleh seorang wanita? 'Sial! apa yang kau pikirkan Kenth!'
Clem beralih untuk mengambil manguk terakhir dan duduk di samping Kenth karena meja makan mereka seperti mini bar berbahan granit mewah yang langsung menyatu dengan pantry. Clem memakan makanannya tenang,
Tanpa sadar Kenth memerhatikan wajah wanita di sampingnya, 'cantik' itulah kata yang terukir di benaknya. Namun, saat perempuan itu menyadari sedang diperhatikan olehnya, Kenth cepat-cepat mengalihkan pandangan sambil memakan makanannya. Tetapi karena menyuap tergesa membuatnya justru tersedak.
Dengan cepat Clem mengambil air minum, memberikannya pada Kenth dan langsung disambut tergesa oleh pria itu. Clem mengernyit, "Ada apa? Apakah makanannya tidak sesuai dengan seleramu?" Tanya Clem sedikit kecewa.
"Tidak, hanya aku tidak bisa memakan makanan yang mengandung.. lada." Ia tidak enak mengeluh Dan berkomentar tentang masakan wanita itu, sungguh mengapa dirinya sangat lancang! Kenth kembali ingin menyupkan hidangan yang Clem buat ke dalam mulutnya tidak ingin menghiraukan alerginya.
Namun, dengan cepat Clem menahan tangan Kenth hingga terhenti di depan mulutnya saja. "Aku akan membuat yang baru," Clem mengambil kembali manguk milik Kenth dan menggantinya dengan masakan yang baru, tentu saja tanpa menggunakan lada.
Hingga beberapa lama kemudian Clem kembali menghidangkan baru ke depan Kenth, "Ini coba lah," tawarnya sambil menopang dagu dengan satu tangan harap-harap cemas.
Kenth menatap Clem dalam, seharusnya ia yang melayani perempuan itu, bukan hal sebaliknya. Ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya ragu karena merenungi hal yang baru saja Clem lakukan untuknya. Sungguh ia bisa melakukan semuanya dengan sendiri. "Seharusnya anda tidak perlu melakukan hal ini untuk saya."
"Aku tidak melakukan apapun, makan saja." Clem beralih memakan makanannya kembali dengan tenang. Ia sedikit bingung dengan sikap Kenth kepadanya. Memangnya kenapa jika ia memasak untuk pria itu?
*
Tidak jauh di belahan bumi lainnya, seorang pria tengah memerhatikan laptop dengan tampilan layar yang menunjukan gambar mantan sang istri sedang sarapan. Bahkan ia sendiri tidak turun ke bawah untuk memakan sarapannya, padahal Martha sudah memintanya untuk segera bergabung untuk makan bersama. Frankl menghela napas, ia tidak suka Clem memberikan perhatian kepada pria lain. Sempat terpikir jika Kenth akan mengkhianatinya, terlihat dari saat tatapan pria itu kepada istrinya tadi, ralat mantan istrinya.
Frankl menutup laptopnya kasar, lantaran cemburu, kemudian bangkit menuju jendela. Tempat ia sering memerhatikan bulan dan mataharinya di sana-Clem. Tangannya mengusap-usap cincin pernikahannya dengan Clem pelan, cincin itu masih setia di jari manisnya. Namun, seingatnya Clem tidak pernah memakainya lagi, apakah itu artinya Clem menginginkan hal ini terjadi? "Apakah ini yang kau inginkan love?" Gumam Frankl lemah menatap cakrawala. Takdir cintanya yang begitu tragis.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Storms END√
RomansaWARNING 21+ No. 02 di Action (26 Maret 2023) Cerita dark romence yang berawal dari sebuah insiden di mana kapal pesiar mewah Symphony Of The Seas karam. Membuat kedua manusia dengan berbeda pemikiran bertemu. Sebenarnya semua kejadian itu adalah seb...