🍂Berhenti bukan berarti menyerah, namun sadar bahwa namaku tak ada dalam doamu🍂
... liely(Aku)...Dinda melangkah melewati koridor sekolahnya, hari ini ia sangat bahagia senyumnya tak pernah luntur membuat siswa-siswi yang lewat menatapnya aneh. Ya tidak aneh memang kalau senyumnya biasa aja masalahnya ia cengar-cengir sendiri.
"Woy anaconda! Gila lo cengar-cengir sendiri!"Ucap salah satu cowo sekelasnya yang lewat di depannya.
"heh diem lo kotak amal, karena gue lagi seneng gue maafin lo" ucap Dinda lalu meneruskan jalannya. Sebenernya namanya akmal tapi ya gitu lah anak jaman now suka kasih nama kesayangan.
Dinda membuka pintu ruang kelasnya, ia heran tumben amat pintunya ditutup biasanya juga terbuka lebar sehingga para jamet yang lagi joget keliatan.
"Surprise!!!!! Happy birthday janda, happy birthday janda, happy birthday happy birthday, happy birthday janda!!"Ucap Maudy, Jihan, Ares + beberapa teman sekelasnya yang sudah berangkat.
"Astogeh terhura gue, ya ampun mo nangis"Ucap Dinda lebay sambil menghampiri teman-temannya yang membawa kue dengan lilin berangka 18.
"Selamat berkurang umur dan semakin dekat kematian beb, canda beb jangan marah i lope you" Ucap Ares sambil cengengesan.
Dinda mendengus lalu memeluk Maudy dan Jihan.
"Tiup dong lilinnya pegel nih tangan gue, pengen nyicipin juga enak nggak soalnya mahal nih gue belinya "Ucap Jihan membuat suasana hancur.
"Eh kita belinya patungan ya sama Ares juga"Ucap Maudy membuat Jihan mendelik.
"Huuuuufffff" Tiup Dinda kencang membuat Jihan sewot.
"Woy janda lo niup lilin ngga usah sambil ludahin muka gue!! muncrat jigong lo!!" Sewot Jihan.
"Yaelah maap anggap aja itu hadiah gue buat lo"jawab Dinda terkekeh.
"Oh ya beb, gue ada hadiah buat lo" Ucap Ares menyerahkan kotak kecil.
"Buka! Buka!" Kompor Jihan membuat teman-teman sekelasnya ikut bersorak.
"Buka! Buka! Buka!" sorak semua orang yang ada di kelas.
Dinda membuka kotak kecil yang terbungkus rapi, sebuah benda kecil berbandul bulan sabit terlihat di matanya.
"Kalung?"tanya Dinda sambil mengangkat sebuah kalung indah berbandul sabit.
"Yap, couple dong sama gue beb"Ucap Ares menunjukkan sebuah kalung yang terpasang di lehernya sama persis bedanya milik Dinda seperti ada permata di tengahnya, jika di satukan kedua kalung tersebut akan menempel membentuk sebuah lingkaran.
"Cieee" Ucap Maudy dan kawan-kawan.
"Romantis nggak?"tanya Ares menaik turunkan alisnya.
"Apaan sih emang gue pacar lo couple segala" Ucap Dinda sarkas.
"Di pake dong beb masa hadiah dari gue di anggurin" Ucap Ares berbinar.
"Ogah, siapa lo emang! Inget ya lo bukan pacar gue, dan nggak usah ngatur-ngatur gue suruh pakai kalung dari lo, gue itu nggak suka sama lo Res Sadar nggak sih!" Ucap Dinda sambil melempar kalung tersebut ke lantai.
"Oh nggak suka kalung, mau apaan beb ntar Aa' Ares beliin" Ucap Ares masih tersenyum tengil.
"Apapun yang lo kasih perasaan gue tetep sama yaitu nggak bakal suka sama lo, ngerti!!" Ucap Dinda lalu menarik kedua temannya duduk di bangku meninggalkan Ares yang berdiri mematung.
"Yuhuu merapat gais gue mau bagi-bagi kue" Ucap Dinda membuat teman-teman sekalasnya mendekat.
Setelah itu mereka melaksanakan aktivitas masing-masing selagi belum bel masuk karena mendekati ujian jadwal mereka tidak terlalu padat dan mundur agak siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maudy's Kiki?
Teen FictionNabrak orang tiba tiba sampai orang itu Amnesia? Oh merupakan kejadian yang tak pernah terbayangkan oleh Maudy .... Tapi apakah hal tersebut memang menjadi kesialan untuk Maudy atau keberuntungan?? "Ibuuuuuuuu!!!! tolong!!. Dia ngikutin Maudy" -Ma...