🍂27.Gagal🍂

385 37 0
                                    

Hi!! Aku update sebelum besok nyibuk nugas:)
Selamat membaca!
Jan lupa vote or komen.......

"Puk, puk"Maudy menepuk nepuk pipi Kiki namun sama sekali tak ada pergerakan dari Kiki.

"Ki... Bangun!!"Ucap Maudy sambil mengguncang ngguncang tubuh Kiki.

"Ki kamu mati??"tanya Maudy karena dari tadi Kiki tak bangun bangun.

"Ki aku tinggal nih,aku joging sama Dean nih"Ancam Maudy agar Kiki bangun, namun nihil hal itu tak berpengaruh terhadap Kiki yang tertidur sangat pulas.

Maudy keluar dari kamar kemudian mengambil sesuatu yang pastinya akan membangunkan Kiki. Ia tersenyum jail kala membayangkan eksprei Kiki nanti.

Ia mendekat kemudian memukulkan spatula ke arah panci.

"prang! Prang! Prang!"

"Sahur! Sahur! Sahur!"teriak Maudy sambil kembali memukul panci.

"Hah sahur! Ody Ini udah ramadhan?"kaget Kiki seraya terbangun dengan mata melotot.

"Iya kamu tidurnya lama banget sampe sekarang udah ramadhan"jawab Maudy.

"Ody gak bohong kan?"tanya Kiki yang masih belum terkumpul nyawanya.

"Hayo lo, kamu ketinggalan puasa 10 hari, masuk neraka tuh"Ucap Maudy menakut nakuti.

"Hiks.. Hiks... Ody kenapa nggak bangunin Kiki"tangis Kiki.

"Aku udah bangunin tapi kam- Aduh.. Sakit bu"Ucap Maudy karena telinganya di tarik Fatimah.

"Itu kenapa bawa bawa panci Ibu! Pake di pukul pukul segala! Ibu sampe kaget lagi belanja di depan!"omel Fatimah.

"Aduh.. Lepas bu!"ringis Maudy.

"Hiks.. Hiks.... " tangis Kiki yang belum juga berhenti.

"Kamu apakan Kiki sampe nangis!!"Ucap Fatimah sambil melotot ke arah Maudy.

"Syila nggak ngapa ngapain, Kiki cuma kaget kok"jawab Maudy.

"Ya sudah kamu tenangkan dan satu lagi jangan rusak alat dapur Ibu!!"Ucap Fatimah sarkas kemudian mengambil spatula dan panci di tangan Maudy lalu melenggang keluar dari kamar.

"Hiks.. Ody.. Kiki nggak mau masuk neraka"Ucap Kiki.

"Sstt.. Udah ya jangan nangis"bujuk Maudy.

"Beneran udah ramadhan?"tanya Kiki sambil mencoba menghentikan tangisnya.

"Udah lah"jawab Maudy santai.

"Hua... Hiks.. Hiks"tangis Kiki semakin keras.

"Tapi boong.. Hahaha"tawa Maudy karena berhasil mengerjai Kiki.

"Ody jahat... Hiks.. Hiks.. "

"Udah ya jangan nangis.. Katanya mau jogging ayo berangkat, nanti aku tinggal kalau masih nangis"Ucap Maudy yang langsung membuat Kiki diam dari tangisannya.

Setelah itu mereka jogging melewati jalan di sekitar rumahnya sampai akhirnya sampai di taman yang biasanya menjadi tempat untuk orang orang berolahraga katanya, Nyatanya malah banyak yang jajan di taman. Bukannya bakar lemak tapi malah nambah lemak.

"Ody tunggu!"teriak Kiki karena tertinggal.

"lelet"Ucap Maudy kemudian berhenti.

"Kiki haus"Ucap Kiki setelah berdiri di samping Maudy.

"Bentar ya"Jawab Maudy sambil mengedarkan pandangannya mencari penjual minuman terdekat. Namun matanya terbelalak ketika melihat sesuatu yang mencurigakan. Ia  lantas menarik tangan Kiki menuju semak semak di taman.(bukan semak-semak si tapi tanaman yang rimbun itu lho yang kayak teh lupa namanya astaghfirullah:) )

Kiki tak mengerti mengapa maudy mengajaknya bersembunyi di balik semak semak. Ia lantas bertanya

"Ody ngapain?"

"sstt....liat tuh"tunjuk Maudy kepada 2 orang yang sedang duduk di bangku taman,lebih tepatnya 3 orang karena ada satu anak kecil di tengahnya.

Kiki mengangguk seolah mengerti apa yang akan di lakukan Maudy, padahal ia hanya ikut-ikutan saja.

Mereka berdua mendengarkan percakapan dua orang tersebut,lebih tepatnya Maudy yang sedang menguping karena tempat mereka bersembunyi tidak jauh dari bangku taman yang sedang target mereka duduki.

Samar samar Maudy mendengar mereka membicarakan mengenai perayaan dan undangan,

"What!! Undangan?? Jangan jangan mereka akan menikah. Ternyata mereka sudah sejauh ini dan tidak bilang apa apa dengannya..huh menyebalkan.tapi bagaimana dengan sekolahnya? Meskipun sebentar lagi lulus tapi tetap saja harus menunggu sampai lulu,dasar tidak sabaran!" batin Maudy sambil menatap mereka dari samping. Yap posisi mereka berada di semak semak samping kursi tapi tidak terlalu dekat.

"puk,puk"suara tepukan di bahu Maudy.

"apaan si ki"Ucap Maudy sambil menyingkirkan tangan yang menepuknya.

"Dek"Ucap laki laki pembersih taman.

"Apaan sih ki gang- Eh.."Ucap maudy terpotong saat melihat bahwa bukan Kiki yang memanggilnya.

"Dek,ngapain kalian berdua mojok disini?"Ucap bapak tersebut.

"kita nggak mojok pak"Jawab Maudy masih berjongkok.

"Belum muhrim dek,dosa! Meskipun kalian bukan siapa siapa saya tapi saya berniat baik mengingatkan"Ucap Bapak tersebut membuat Kiki mengerutkan keningnya bingung sedangkan Maudy...

"Astaghfirullah pak! Bapak pikir saya berbuat mesum! Liat pak muka saya masih polos dan dia juga sangat polos"Bantah Maudy seraya menunjuk wajah Kiki sedangkan yang di tunjuk hanya mengedipkan matanya bingung.

"Terus ngapain kalian disitu?" tanya bapak itu menyelidik.

"Eh itu....emm..cincin! iya cincin saya hilang pak di sekitar sini"jawab Maudy asal daripada di tuduh berbuat yang tidak tidak.

"Tapi Ody kan nggak peke ci- hmmph.." mulut Kiki langsung di bekap Maudy sambil menatapnya tajam.

"Ya sudah,saya bantu carikan"tawar bapak tersebut.

"Eh nggak usah pak..lagian bukan cincin emas,cuma cincin imitasi"ucap Maudy spontan.

"Eh kok aku ngomong gini sih malu maluin banget"batin Maudy merutuki mulutnya yang suka berbicara asal.

"Ya sudah saya mau lanjut mau bersihin taman,ingat jangan berbuat yang tidak tidak"Ucap bapak tersebut.

"Astaghfirullah pak,suudzon amat sama saya"jawab Maudy kesal karena di tuduh yang tidak tidak.

Setelah bapak tersebut pergi, Maudy mengedarkan pandangannya ke bangku tadi dan Yap! Mereka sudah tidak ada. Padahal Maudy sudah memergoki mereka dan tinggal mengintrogasi tapi ternyata mereka sudah tidak ada.Awas saja di sekolah,pikir Maudy.

"ki mereka kemana"tanya Maudy sambil menunjuk bangku kosong itu.

"Nggak tau"jawab Kiki menggedikkan bahunya.

Setelah itu mereka membeli minuman yang tertunda karena kegiatan unfaedah Maudy tadi. Dan malangnya Maudy, karena Kiki meminta minuman yang sedang hits di kalangan remaja yang isinya terdapat bulatan bulatan kecil hitam,moba,roda,babo,boba atau apalah maudy lupa. Bukannya apa tapi harga 1 minuman itu setara dengan makan di warteg paket komplit,kan sayang uangnya. Eh ini kan uang Kiki yang di kasih emaknya jadi gak papa lah sekalian beli dua sama aku..haha..pikir Maudy yang menyadari keuntungannya.

Baru saja mereka mendudukkan dirinya di bangku taman,seseorang memanggil Maudy membuat Maudy dan Kiki menoleh ke belakang dan seketika aura wajah Kiki berubah kesal.






Maudy's Kiki? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang