🍂2.Motor🍂

2.3K 184 4
                                    

Assalamualaikum jangan lupa vote and komen ya😊

                               *****

Setelah Maudy berdiskusi dengan Ibu tercintanya, akhirnya mereka memutuskan untuk sementara pemuda tersebut dibiarkan tinggal di rumah mereka dengan berkedok sebagai sepupunya, Agar terhindar dari bisikan bisikan tetangganya yang julid.

Awalnya Maudy berdebat dengan Ibunya yang mengusulkan pemuda tersebut agar tinggal di rumah mereka.Namun karena ia takut nantinya akan dipenjara bila membawanya ke kantor polisi maka ia menyetujuinya.

Ibunya juga mengatakan bahwa Ia harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut setidaknya sampai ingatannya kembali. Apalagi pemuda tersebut dari tadi terus merengek agar tidak di jauhkan dengan Maudy sampai Maudy dibuat pusing olehnya. Mungkin karena Maudy orang pertama yang di lihatnya saat Ia hilang ingatan, Ia jadi seperti anak ayam yang baru menetas lalu bertemu Induknya.. Wkwk

"Terus dia tidur dimana Bu?"bisik Maudy kepada Ibunya

"Hmm"Fatimah mengerutkan dahinya berpikir sambil mengetuk ngetukkan jarinya pada meja ruang tamu,kemudian menatap pemuda yang kini sedang bermain game di handphone Maudy.

Namun tiba tiba Fatimah Ingat sesuatu, Ah ya!! Hp

"Syila, apakah dia membawa Handphone?"tanya Fatimah

"Hah, Buat apa?"tanya Maudy balik

"Ya buat hubungin keluarganya, Pasti kan ada nomor keluarganya kalau gak ya temannya"ucap Fatimah

Maudy menatap Ibunya dengan senyum kikuknya, "Syi-syila kayaknya gak liat deh"Ucapnya

"Ya ampun,pupuslah harapan kita"ucap Fatimah sambil menepuk jidatnya.

"Gimana dong bu?"tanya Maudy

"Ya udah lah dia tidur di kamar kamu aja, terus kamu pindah ke kamar Ibu"jawab Fatimah

"What!!"pekik Maudy membuat pemuda yang sedang asik bermain game menoleh kepadanya.

"Ody kenapa?"tanyanya

"Nggak papa"jawab Maudy yang membuat pemuda itu mengangguk kemudian melanjutkan gamenya.

"Hush jangan teriak teriak"tegur Fatimah

"Masa tidur di kamar Syila si"ucap Maudy tak rela

"Ya masa di kamar Ibu"jawab Fatimah mendengus

"Ya udah iya iya, Syila ngalah"ucap Maudy pasrah

"Ya udah kamu Mandi, ganti baju habis itu sholat udah maghrib tuh,biar Ibu yang urus dia"ucap Fatimah membuat Maudy mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Nak kamu mandi dulu ya, Ibu ambilin baju Almarhum ayahnya Syila"Ucap Fatimah membuat pemuda itu mengangguk.

                             *****

Saat ini mereka bertiga tengah duduk di meja makan sambil menyantap masakan sederhana Fatimah kecuali pemuda itu.

"Kenapa gak makan?"tanya Maudy dengan nada tak bersahabat.

"Suapin"ucapnya manja.

"Hah, kan punya tangan"ucap Maudy yang membuat pemuda itu mengerucutkan bibirnya masih tak mau menyentuh makananya.

"Udahlah syil, kamu turutin aja itung itung sebagai bentuk tanggung jawab kamu"Ucap Fatimah.

Maudy menghela nafasnya pasrah kemudian mengambil piring tersebut dan mulai menyuapkan makananya pada pemuda tersebut yang di sambut senyum merekah olehnya.

"oh ya, Ibu belum liat motor kamu dari tadi. Rusak nggak?"tanya Fatimah

"Motor"gumam Maudy sambil mengingat,setelah itu ia menggebrak meja makan sambil berdiri

"Brak!!"

"Astaghfirullah,kamu apa apaan sih"ucap Fatimah kesal.

"Syila ninggalin motornya di jalan, karena panik Syila jadi lupa kalau bawa motor!!"ucap Maudy panik bergegas keluar rumah lalu disusul Fatimah dan pemuda tadi.

"Syila, kamu mau kemana?"tanya Fatimah sambil memegang tangan Maudy agar berhenti.

"Mau nyari motor" ucap Maudy berhenti, kemudian ingin melanjutkan langkahnya kembali namun Fatimah bersuara

"Pake sepeda kamu,bawa dia juga. udah malam soalnya bahaya kalau sendirian"Ucap Fatimah sambil menunjuk pemuda di sampingnya.

"Syila gak papa kok sendiri"ucapnya

"Ikut"Ucap pemuda tersebut

"Gak usah"Ucap Maudy kekeh ingin pergi sendiri

"Udah kamu ajak aja dia, Ibu gak mau kamu kenapa napa, lagian kalau pergi sendiri,siapa yang bawa motornya? Kan kamu pake sepeda"ucap Fatimah

"Ya udah iya"ucap Maudy kemudian pergi mengambil sepedanya.

Mereka berdua berpamitan kepada Fatimah lalu pergi memakai sepeda dengan Maudy yang duduk di belakang.

Sekitar 5 menitan mereka sampai disana namun tak ada motor Maudy, hanya terlihat semak semak yang tertunduk rusak akibat kejadian tadi sore.

Mereka berjalan kesana kemari namun tak menemukan motor yang dicari. Maudy mulai dilanda khawatir bagaimanapun itu adalah motor satu satunya peninggalan bapaknya.

Sudah satu jam ia mencari tapi tak membuahkan hasil dengan hati yang berat Maudy mengajak pemuda itu pulang. Ia harus siap menerima segala pidato dari Ibunya. Tapi ia tetap akan mencarinya lagi besok.

"Yok pulang"ajak Maudy

"Tapi kan motornya belum ketemu"jawabnya

"Besok cari lagi"ucap Maudy

Pemuda tersebut mengangguk kemudian menaiki sepedanya dan disusul Maudy duduk di belakangnya.
Di perjalanan Maudy bertanya,"Kamu beneran gak inget apa apa?"

"Cuma inget Ody"jawabnya ceria

"Aku bukan Ody ya tapi MAUDY!"ucap Maudy penuh penekanan

"Aku sukanya Ody"jawabnya

"Tapi aku gak suka"sahut Maudy kesal

"Pokoknya harus suka!!"paksa pemuda tersebut

"Terserah!"jawab Maudy acuh

Pemuda tersebut hanya menanggapinya dengan tersenyum.

"lah kalau kamu gak inget kamu siapa, aku panggilnya apa?"tanya Maudy

"Terserah Ody, apapun itu aku suka"jawabnya

"Gimana kalau kiki?"tanya Maudy

"Mau"ucap pemuda tersebut senang

"Ppfftt"Maudy mencoba menahan tawanya yang akan meledak.
"Mau aja ni orang aku panggil kiki, kiki kan kucingku yang udah mati.. Hahaha"ucap Maudy dalam hati.

"Ody kenapa?"tanya kiki

"Gak papa.. Hahaha"tawa Maudy pecah

"Ada yang lucu?"tanya kiki

"nggak kok cuma inget kejadian lucu aja"jawab Maudy berbohong.

Tak terasa mereka telah sampai di rumah, Jantung Maudy rasanya mau copot jika membayangkan seperti apa wajah Ibunya nanti.

"semoga udah tidur ya Allah"batin Maudy

Ia segera melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu sedangkan kiki sedang meletakkan sepedanya.

"Ceklek"suara pintu di buka

Maudy bernafas lega ketika tak melihat Ibunya, Semoga dugaanya benar bahwa Ibunya sudah tidur.

Ia berjalan mengendap endap menuju ruang makan untuk memastikan bahwa Ibunya sudah tidur namun baru lima langkah ia berjalan suara yang sangat dikenalnya memanggilnya,

"Syila"

Maudy menegang saat suaranya di panggil, ia menoleh kemudian benar dugaanya....










Maudy's Kiki? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang