🍂6. Rencana🍂

1.2K 115 2
                                    

Seperti kata Maudy kemaren,kini mereka bertiga sedang duduk di kursi kelas saling berhadapan, dengan meja penuh cemilan dan minuman.Eits bukan acara makan makan ya! Mereka sedang membahas rencana untuk membantu Maudy. Mengapa banyak makanan? Oh tanyakan saja dengan jihan si perut karet yang merengek membeli banyak jajanan di kantin saat mereka istirahat. "Mikir tu butuh tenaga" katanya, saat ditanya Maudy dan Dinda.

Sekarang mereka free class karena gurunya sedang rapat. Dan seperti inilah suasana kelas XII ips 2. Sangat amat berisik. Ada yang sedang bermain game, joget dangdut, selfi selfi, ghibahin orang atau bermain tik tok dengan gaya super alay. Tapi tidak dengan tiga gadis yang duduk di meja depan, mereka sedang menyusun rencana.

"Jadi menurut kalian aku harus ngapain?"tanya Maudy.

"jedotin aja kepalanya ke aspal yang waktu itu siapa tau ingat"usul Dinda asal.

"Eh lo kata tu kepala bantal apa!! di
jedotin gak papa"sahut Jihan tak habis pikir dengan usulan Dinda.

"Ya udah tinggal kasih bantal aja tu aspal, beres deh"ucap Dinda enteng

"Kalau gak punya kuota, tinggal pake wifi sekolah aja, gratis tuh buat install otak lo yang gak pernah di update"kesal Jihan karena Dinda dari tadi tak pernah serius atau jangan jangan memang seperti itu kadar otak Dinda dikala serius ataupun tidak.

"Serius napa din"ucap Maudy

"Gue serius tau!"Ucap Dinda

"Nih ya menurut gue, kalau orang amnesia itu harus di ingetin lagi sama memori dia di masa lalu, bawa ke tempat yang pernah dia kunjungi kek,ke keluarganya kek atau kemana yang penting dia pernah kesana"usul Jihan sambil memakan kacang telornya.

"Tapi sebelumnya kan aku gak kenal dia jadi mana bisa kaya gitu"jawab Maudy sambil menatap Jihan.

"Gue ada ide!!"Ucap Dinda sambil mengacungkan telunjuknya.

"Gak gak, gue gak setuju pasti ide lo tu jauh dari kata bener"sahut Jihan.

"Belum juga ngomong"dengus Dinda

"Kita coba dengerin ide Dinda dulu, siapa tau bisa di coba"Ucap Maudy membuat jihan menatapnya tajam namun Maudy membalasnya dengan senyuman.

"Ya udah cepet, awas ya kalau ide lo macem macem gue comblangin lo sama Ares"Ancam Jihan lalu meminum teh kotaknya.

"Ogah banget, Mending gue jomblo Abadi kalau harus sama dia"Ucap Dinda tak suka.

"Nanti jodoh lho"goda Maudy sambil tersenyum.

"Apaan sih.Amit amit"kesal Dinda

Ares merupakan teman sekelas mereka, wajahnya biasa saja namun tingkahnya tak biasa. Jail, genit,petakilan,dan parahnya suka ngupil dan kentut sembarangan kalau di kelas.satu lagi ia tergila gila dengan dinda.

"Udah cepetan"desak Jihan tak sabaran.

"Oke jadi menurut gue, kita cari aja keluarganya,pertama tama kita tanyain orang orang di sekitar gang menuju rumah Maudy siapa tau mereka ada yang kenal,kan Kiki ketemu Maudy disana.Nah selain itu kita bawa aja kiki jalan jalan ke tempat umum siapa tau ada yang kenal kalau gak, dia mungkin bisa ingat sesuatu di tempat tersebut"Usul Dinda dengan wajah serius.

"Bukk"tangan Jihan mendarat di bahu Dinda dengan kencang

"Wah mantap ide lo"Ucap Jihan tanpa dosa setelah memukul bahu Dinda.

"Sakit gentong"ucap Dinda kesal.

"Kalau itu aku setuju"Ucap Maudy mengangguk.

"Ya udah mau kapan? Besok Sabtu aja gimana?"Saran Jihan

"Sabtu kan aku ngajar karate adik kelas di sekolah"Ucap Maudy

"Minggu lah kuy"usul Dinda

"Ya udah minggu aja, aku bisa kok"ucap Maudy

"Oke"ucap Jihan lalu kembali memakan jajanan di meja.

                               *****

Hari ini sekolah di pulangkan lebih awal sekitar pukul 13.00 karena beberapa guru akan mengunjungi sekolah lain entah untuk apa dan sebagian lagi mempersiapkan acara ulangtahun sekolah yang akan di adakan minggu depan.

Maudy berjalan bersama dua temannya menuju parkiran. Ia bingung akan pulang naik apa. Bisa saja ia naik angkot tapi hanya sampai gang masuk ke kampungnya, sedikit jauh jika berjalan dari sana menuju rumahnya. Walaupun ada ojek tapi sayang uangnya jika harus dipakai untuk naik angkot dan ojek.

"Lo pulang sama siapa dy? Kiki kan gak tau kalau lo pulang awal"tanya Jihan.

"Gak tau, mungkin naik angkot"jawab Maudy

"Sorry ya dy, gue gak bisa nebengin lo soalnya gue di suruh mama ke Resto"Ucap Dinda dengan nada penyesalan.

"Gak papa, pulang sono lo biar Maudy sama gue aja, gue mau di jemput sama om gue tercintak"ucap Jihan sambil mengusir Dinda.

"Ok sip, gue pulang dulu ya, bye sahabat somplak"Ucap Dinda sambil menaiki motornya.

"Bye jodohnya Ares"ledek Jihan membuat Dinda melotot.

"Ayo dy"Ucap Jihan menarik tangan Maudy ke gerbang depan.

"Eh gak usah,aku bisa naik angkot kok"tolak Maudy.

"Udah ikut aja, om gue pasti gak akan nolak kalau gue suruh nganterin lo"ucap Jihan sambil tersenyum karena ia tau om nya itu punya perasaan terhadap sahabatnya. Namun ia tak memberi tau Maudy katanya si biar om nya sendiri yang berjuang.

"Tin, tin"Klakson mobil terdengar di indera pendengaran mereka.

Mereka menoleh dan mendapati mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka.

"Ayo masuk"Ucap pria berusia 24 tahun yang tak lain adalah Seindra.

"Boleh anterin Maudy kan om?"tanya Jihan dengan mengedipkan matanya.

"Boleh, ayo naik"Ucap Seindra

"Lo di depan aja dy, gue mau tiduran soalnya"Ucap Jihan

"Eh gak papa?"tanya Maudy

"Iya kamu di depan aja,Jihan kan suka nguasai kursi mobil"Ucap Seindra tersenyum kepada Maudy.

"Ah ponakanya tau sekali jika ia ingin berdekatan dengan Maudy, nanti ia akan memberikan uang jajan sebagai hadiah"batin Seindra

Setelah itu mobil melaju meninggalkan sekolah,Seindra sesekali melirik ke arah Maudy. Gadis itu sejak tadi menatap jalanan lewat jendela mobilnya.

"Kamu sebentar lagi ujian ya dy"ucap Seindra memecah keheningan.

"Masih beberapa bulan lagi mas"jawab Maudy sambil menatap Seindra.

Yap, Maudy memanggil Seindra dengan sebutan mas, itu karena Seindra yang meminta katanya ia belum setua itu jika di panggil om. Ia juga sudah mengenal Seindra agak lama karena sering bertemu saat main ke rumah jihan.

"Rajin belajar ya, biar cepet lulus"Ucap Seindra

"Mau serajin apapun aku, tanggal ujian gak bakal di majuin mas"ucap Maudy sambil terkekeh.

"Bisa aja kamu"ucap Seindra sambil tersenyum

Tak lama setelah itu mereka tiba di depan rumah Maudy. Maudy turun dari mobil setelah pamit dengan Seindra, sedangkan jihan sudah tertidur di mobil sejak tadi.

"Maudy tunggu"Ucap Seindra sambil keluar dari mobil. Maudypun berhenti dan menoleh.

"Ponsel kamu ketinggalan"Ucap Seindra sambil meyodorkan ponselnya.

"Makasih mas Sei"Ucap Maudy

"Iya sama sama"jawab Seindra sambil mengusap rambut panjang Maudy.

"Gak usah pegang!"Ucap Kiki yang tiba tiba datang lalu menepis tangan Seindra.

"Loh, ini siapa dy?"tanya Seindra penasaran.

Next ya.......

Jangan lupa vote and komen😊😊

Maudy's Kiki? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang