🍂23.Bertemu🍂

540 60 0
                                    

Boleh vote & komen:)
Selamat membaca!!:)

Maudy melajukan sepedanya riang, melewaji jalanan di gang sekitar rumahnya, ia berangkat terlalu pagi sehingga melajukan sepedanya santuy. Namun tiba tiba terdengar suara yang membuatnya merinding.

"Tolong....tolong... "Suara seseorang meminta tolong.

"kayaknya tu hantu salah jam nih masa pagi pagi udah nongol"batin Maudy sambil terus menggoes sepedanya.

"Tolong... "Suara itu terdengar lagi dan kali ini lebih jelas.

"Astaghfirullah!!!"teriak Maudy saat di belokan melihat ibu ibu hamil sedang berjalan tertatih tatih,ia segera turun dari sepeda dan mendekati ibu tersebut.

"Tolong dek, perut Ibu sakit..sepertinya Ibu akan melahirkan"Ucap Ibu itu lemah.

"Hah! Melahirkan.. Aduh gimana dong, aku gak pernah liat orang ngelahirin jadi nggak tau, mana nggak ada orang lewat lagi"gumam Maudy sambil berpikir.

"Ya udah, Ibu naik Sepeda saya dulu nanti kita naik angkot ke rumah sakit"tawar Maudy dan Ibu itu mengangguk.

Maudy segera menaiki sepedanya dan disusul Ibu itu, ia langsung menggoes sepedanya cepat karena takut Ibu itu akan melahirkan di jalan kan bahaya.

Oh sepertinya keberuntungan sedang berada di pihaknya, karena saat tiba di jalan Raya langsung ada angkot yang lewat dan sangat kebetulan masih kosong karena masih terlalu pagi belum ada penumpang. Soal sepeda ia titipkan di warung sebelum masuk gang kampungnya.

"Bang! Cepetan dong, keburu lahiran ini"Ucap Maudy panik karena melihat wajah Ibu itu kesakitan dan bercucuran keringat.

"Sabar neng! Ini udah cepet kok"jawab sang sopir angkot.

"Ngebut dong bang, ngebut!!"Ucap Maudy tak sabaran.

"Ini udah paling cepet neng!"jawab Sang sopir.

"ini mesinnya pake siput ya bang, lelet banget! Kasian Ibunya bang udah mau lahiran!"kesal Maudy.

"Maklum neng mesinnya udah tua, dari jaman saya belum lahir"Ucap sang sopir.

"darimana abang tau kalau abang aja belum lahir!"Ucap Maudy.

"Kata bapak saya neng"jawab si Abang sopir.

"Oh"jawab Maudy.

"Udah sampe neng"Ucap sopir tersebut membuat Maudy buru buru membantu Ibu itu turun,setelah itu Ibu ibu tadi langsung di bantu oleh suster menuju ruang persalinan sedangkan Maudy menunggunya di luar ruangan.

"Loh ngapain ngikut kesini bang?"tanya Maudy saat melihat sopir tadi menghampirinya.

"Ongkoksnya belum neng"jawab sang sopir.

"Ya elah bang, saya kira udah lupa"Ucap Maudy.

"hehe, saya belum sarapan neng jadi mana bisa lupa"jawab sang sopir.

"Ya udah nih"Ucap Maudy sambil menyodorkan uang sepuluh ribu.

"Makasih neng, ya udah saya pamit dulu,atau neng mau di temenin?"goda sang supir.

"Nggak perlu bang"jawab Maudy jengah.

"ya sudah saya pergi dulu"Ucap sang sopir dan di angguki Maudy.

Maudy terus menunggu di depan ruang persalinan, ia sudah mondar mandir, duduk cantik, senderan, bahkan rebahan tapi belum juga terdengar suara tangis bayi. Bahkan sudah 1 jam lebih ia menunggu tapi tetap saja ruangan masih tertutup. Samar samar ia mendengar suara keributan namun tak di pedulikanya, lama kelamaan suara tersebut semakin jelas terdengar membuat indera pendengarannya terusik, ia lantas berdiri dari duduknya lalu melangkah ke arah sumber suara. Ia membulatkan matanya kaget saat suara tersebut berasal dari Kiki yang sedang menangis dan sedang di tenangkan oleh keluarganya.

Ia melangkah ingin mendekat namun tiba tiba ia teringat ancaman mama Kiki sehingga membuatnya mengurungkan niatnya, ia sudah berbalik namun suara teriakan membuatnya menoleh.

"Ody!! Hiks...hiks ody!!"teriak kiki sambil menangis lalu berlari ke arah Maudy.

"Ari tunggu nak!"teriak Vivi lalu mengejar Kiki di ikuti Candra.

Melihat Kiki yang berlari ke arahnya, ia segera berlari menjauh.Ia masih sayang sekolahnya, ia masih belum membahagiakan ibunya, ia masih banyak salah dengan teman temannya dan ia masih belum siap bertemu keluarga Kiki di pengadilan.

"Ody tunggu! Ody kenapa lari. Kiki kangen!!"teriak Kiki masih sambil mengejar Maudy.

Maudy tidak mempedulikannya,ia terus saja berlari secepat mungkin.

"Ody tolong.. Hiks.. Ody!"

Mendengar Kiki meminta tolong membuatnya khawatir, iapun menoleh dan sekejap kekhawatirannya hilang kala melihat Kiki yang ternyata sedang di tahan keluarganya agar tak mengejar Maudy.

"Maaf ki"batin Maudy.

"Ody!!"teriak Kiki yang berhasil kabur dari cekalan keluarganya membuat Maudy segera bersembunyi masuk ke dalam suatu ruangan.

Samar samar Maudy mendengar suara tangis Kiki dari luar namun setelahnya suara itu mulai menghilang membuat Maudy bernafas lega. Kenapa disaat ia sudah mulai terbiasa tanpa Kiki ia malah di pertemukan, kan jadi keingat... Pikir Maudy kesal.

Ia menyandarkan badannya di balik pintu suatu ruangan lalu mengedarkan pandanganya ke seluruh penjuru ruangan dan.....

Mampus! ia ternyata masuk ke kamar jenazah, ia bergidik ngeri kala melihat jejeran jenazah yang di tutupi kain. Jika ini film horor sudah di pastikan jenazah jenazah tersebut akan bangun dan... Oh ia tak sanggup meneruskan kalimat seramnya.

Ia sudah memegang gagang pintu hendak keluar namun suara hp berdering membuat Maudy mengangkatnya terlebih dahulu.

"Maudy!!!! Lo kemana aja! Gue telphone lo dari tadi tapi nggak di angkat angkat, lo kenapa gak masuk sekolah?? Gue sama Jihan khawatir sama lo sapu Lidi!!!!"teriak Dinda di sebrang telphone.

"Pokoknya kamu ijinin aku dulu, terserah mau bilang apa, ceritanya panjang besok aku ceritain"jawab Maudy.

"Lo dimana sekarang?"Ucap Jihan setelah merebut telephone Dinda.

"Aku di.... Waaaa!!!!! Aku di ruang jenazah!!! Tolong!!"teriak Maudy yang baru sadar bahwa ia masih di ruang jenazah, ia segera berlari keluar dari ruangan itu.

"What!! Siapa yang meninggal? Woy Maudy jawab gue! Lo kenapa bisa di situ? Lo nggak kenapa napa kan? Jawab gue!!"teriak Jihan.

"Aku gak papa, udah dulu ya pokoknya besok aku ceritain full version"jawab Maudy sambil ngos ngosan karena habis berlari.

"film kali ah, Lo dimana si seben-

"Tut"suara ponsel dimatikan Maudy sebelum Jihan menyelesaikan ucapanya.

Maudy melangkahkan kakinya menuju ruangan bersalin tadi, dan ternyata Ibu tadi sudah melahirkan. Ia segera masuk ke ruangan tersebut.

"Ututu, lucunya"Ucap Maudy sambil menyentuh pipi bayi tersebut.

"makasih ya nak kamu sudah nolongin Ibu, Ibu minta maaf sudah ngrepotin kamu"Ucap Ibu tersebut.

"Gak papa saya seneng kok, kenalin saya Maudy bu"jawab Maudy.

"Saya Jiya, sebentar lagi suami saya bakal kesini tadi saya sudah telphone pinjam suster, jadi kalau kamu mau sekolah nggak papa"Ucap Jiya.

"hehe udah nanggung jam segini, sekalian nggak sekolah aja bu"jawab Maudy seraya tersenyum.

"Maaf ya gara gara Saya kamu jadi bolos"Ucap Jiya menyesal.

"Nggak papa bu, saya sudah ijin kok. Ngomong ngomong bayinya cewek atau cowok?"tanya Maudy kepo.

"Cewek, karena kamu yang nolong saya, bolehkan kalau nama anak saya Maudy?"tanya Jiya.

"boleh kok bu, hallo Maudy kecil"Ucap Maudy sambil menoel noel pipi bayi tersebut.

Ya biarkanlah hari ini Maudy membolos, karena ia pikir membolos satu hari tak akan mencabut beasiswanya.












Maudy's Kiki? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang