"Bugh"Suara orang terjatuh karena tendangan.
Maudy segera menarik Kiki berlari menjauhi pasar, mereka terus berlari ke jalan raya sampai lupa bahwa mereka membawa sepeda. Maudy menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa orang itu sudah tak mengejarnya, namun di luar dugaan,orang tersebut masih mengejarnya dan tidak hanya sendiri namun di ikuti beberapa orang. Mereka terus berlari sampai akhirnya sebuah mobil berjalan lambat sambil mengklakson mereka.
"tin, tin" Maudy menoleh ke samping dan terkejut kala seseorang itu menurunkan kaca mobilnya.
"Kalian ngapain lari lari?"tanya nya dengan memberhentikan mobil.
"Nebeng mas"pinta Maudy terburu buru kemudian langsung masuk ke dalam mobil tentunya dengan Kiki.
"Cepetan Mas"desak Maudy yang langsung di tanggapi Seindra dengan melajukan mobilnya cepat.
"Ody capek"rengek Kiki kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Maudy.
"Aku juga capek"jawab Maudy sambil mengibas ngibaskan tangannya ke wajah karena panas.
"Sebenarnya kalian kenapa?"tanya Seindra heran.
"Kami di kejar orang orang berbaju hitam di pasar Mas"jawab Maudy sambil menyandarkan punggungnya ke jok mobil.
"Kok bisa?"tanya Seindra lagi.
"Nggak tau,awalnya ngikutin terus lama lama malah ngejar"jawab Maudy
"Lain kali lebih hati hati lagi,karena kita nggak tau motifnya apa bisa saja mereka berniat buruk"Ucap Seindra.
"Iya mas"jawab Maudy.
"Ody, orang orang itu mau ngrampok kita?"tanya Kiki sambil mendongak menatap wajah Maudy.
"Nggak tau Ki,mungkin aja"jawab Maudy ragu.
Kiki mengangguk,setelah itu hanya terjadi obrolan antara Maudy dan Seindra. Sedangkan Kiki memejamkan matanya masih dengan menyandar di bahu Maudy.
"Kita makan siang dulu ya dy?"tawar Seindra seraya melirik Maudy dari kaca di atasnya.
"Nggak usah Mas, kita bisa makan di rumah"jawab Maudy tak enak menolak ajakan Seindra, bukannya apa tapi sayang uangnya jika makan di luar apalagi makan dengan seorang Seindra nggak mungkin kan makan di warteg,secara Seindra holang kaya. Pastinya tak jauh dari kata resto atau kafe mahal yang dapat membuat jiwa miskin Maudy meronta.
"Beneran?"tanya Seindra meyakinkan.
"Iya"jawab Maudy setelah itu..
"kruyuk, kruyuk"Suara perut Maudy terdengar membuat Seindra terkekeh.
"Udah, kita makan aja. Saya traktir kok"Ucap Seindra membuat Maudy malu. Nah kan ketahuan lagi laper tapi nggak ada duit. Malu kan, malu kan...."Tap-
Belum sempat Maudy menjawabnya Seindra lebih dulu memotongnya."Nggak ada tapi tapian, ini perintah!"Ucap Seindra tegas sedangkan Maudy hanya mengangguk pasrah.
Seindra memberhentikan mobilnya di sebuah resto seafood membuat Maudy ingin segera berlari untuk mencicipi hidangan laut tersebut. Jarang jarang kan ia makan seafood, atau bisa dikatakan sangat jarang mungkin bisa di hitung dengan jari.
Mereka bertiga keluar dari mobil kemudian masuk ke dalam resto, Maudy dibuat takjub dengan interior di dalam resto yang sangat instagramable, cocoklah untuk remaja seusianya. Mereka duduk di meja dekat jendela kaca sehingga memperlihatkan pemandangan jalanan kota yang sangat ramai. Maudy memesan olahan lobster sama seperti Kiki sedangkan Seindra memesan kepiting.
Kiki memakannya dengan lahap, terlihat sekali jika Maudy selama ini hanya memberinya makanan sederhana. Namun namanya Kiki makan apapun akan berantakan, terbukti dari piring yang isinya acak acakan dan mulutnya terdapat saos di sana sini bahkan sampai ke pipi membuat Maudy risih. Ya Kiki sekarang sudah mulai makan sendiri tentunya karena paksaan Maudy.
Maudy yang risih lantas mengambil tisu lalu mengelap pipi Kiki, namun pergerakannya terhenti kala menyadari bahwa Seindra juga mengelap bibirnya dengan tisu membuat Maudy balik menatapnya. Oh apa ini!! Seindra mengelap Maudy dan Maudy mengelap Kiki ,jadi Kiki mengelap siapa dong? Seindra? Oh No!! Kiki tentunya tak mau.
"Biar Kiki yang lap Ody!"Ucap Kiki kemudian mengambil tisu yang di pegang Seindra dan cepet cepat mengelap mulut Maudy.
"Saya cuma bantu bersihin"jawab Seindra. Jujur Seindra sedikit curiga dengan Kiki,jika memang sepupunya rasanya terlalu protektif. Dan kalimat Kiki selanjutnya membuat Seindra tambah curiga.
"Kiki kan suami Ody, jadi biar Kiki yang bersihin"jawab Kiki menatap tajam Seindra.
"Hah apa??"kaget Seindra.
"What!! Sejak kapan?"Ucap Maudy bersamaan dengan ucapan Seindra.
"Ody yang bilang Sendiri kan di pasar"balas Kiki kemudian melanjutkan makannya.
"Heh! Itu cuma buat ngusir si bencong!"balas Maudy tak terima.
"Tapi Ody mau kan nanti jadi istri kiki?"tanya Kiki dengan wajah berharap.
"Loh kalian kan sepupu"sahut Seindra
"Eh ini Mas, si Kiki cuma bercanda. Biasalah efek jomblo"Ucap Maudy sedikit gugup.Kiki sudah akan menyela tapi Maudy langsung memberinya tatapan tajam.
"Haduh.. Ni anak nggak bisa di ajak kerja sama emang!!, untungnya bisa ngeles"batin Maudy
"Syukurlah"Ucap Seindra lega membuat maudy mengernyitkan dahinya bingung.
"Syukur kenapa Mas?"tanya Maudy
"Eh nggak papa kok" jawab Seindra seraya tersenyum.
Setelah itu mereka menghabiskan makananya dan kembali masuk ke mobil,tentunya untuk pulang. Namun kali ini Maudy di kursi depan dengan Seindra membuat Kiki cemberut sepanjang jalan. Sampai di depan rumah Maudy,mereka lantas keluar dan masuk ke rumah tapi sebelumnya Maudy sudah mengatakan terimakasih kepada Seindra.
"Assalamualaikum"salam Maudy saat memasuki rumah.
"Waalaikumsalam,mana belanjaanya?"pinta Fatimah.
"Loh ibu udah pulang?"tanya Maudy mengabaikan pertanyaan Fatimah.
"Iya, waktu pengambilan pesenan di perpanjang jadi tadi hanya setengah hari kerjanya"jawab Fatimah.
"Ini bi"ucap Kiki sambil menyodorkan kantong kresek besar. Fatimah menerimanya lantas mengecek isinya.
"Loh kok nggak ada daging ayam, telur,mie, Lengkuas, Kunyit, Sereh?tanya Fatimah."Emm.... Habis, iya habis"jawab Maudy gugup
"Masa? Kayaknya gak mungkin secara di pasar kan banyak penjualnya"heran Fatimah.
"Kita kan emang belum beli ayam sama telur Ody"sahut Kiki membuat Maudy menepukkan tangannya ke dahi.
"Syila, bisa jelaskan ke ibu?"Ucap Fatimah seraya menatap tajam Maudy
"it-itu.... Kami sempat di kejar rampok jadi lupa beli bu"jawab Maudy. Entahlah itu rampok atau bukan yang penting tidak kena omel Ibunya.
"Bener Ki?"tanya Fatimah kepada Kiki.
"Iya,orangnya nyeremin, Kiki takut! Untungnya di tendang sama Ody jadi bisa lari"jawab Kiki.
"Astaghfirullah,kalian nggak papa kan?"tanya Fatimah khawatir.
"Iya, kami nggak papa kok bu"jawab Maudy seraya tersenyum.
"Ya sudah ndak papa, terus sepedanya ndak di ambil to?"tanya Fatimah lagi.
"Ody, sepedanya masih di pasar!!"teriak Kiki karena baru sadar mereka meninggalkan sepedanya di pasar.
"APA!!!"teriak Fatimah tak kalah heboh. Apalagi ini!! kemarin motor yang di tinggal sekarang sepeda! Huh benar benar....
Assalamualaikum..ketemu lagi sama aku😉 vote ya yang mau..gak maksa kok
KAMU SEDANG MEMBACA
Maudy's Kiki?
Novela JuvenilNabrak orang tiba tiba sampai orang itu Amnesia? Oh merupakan kejadian yang tak pernah terbayangkan oleh Maudy .... Tapi apakah hal tersebut memang menjadi kesialan untuk Maudy atau keberuntungan?? "Ibuuuuuuuu!!!! tolong!!. Dia ngikutin Maudy" -Ma...