🍂29.Di kacangin🍂

366 42 0
                                    

Maudy memerhatikan penampilannya di cermin yang terletak di kamar ibunya. Dari mulai rambut yang di ikat menjadi satu,dasi yang terpasang rapih di seragamnya dan juga ikat pinggang yang tak pernah lupa ia pakai.

"Selesai!"ucapnya setelah memamerkan senyumnya pada pantulan dirinya di cermin.

"Pagi ibu,pagi kiki"sapa Maudy saat sampai di meja makan kemudian mendudukkan dirinya.

"Ody cantik!"puji Kiki sambil tersenyum.

"Loh kamu mau kemana syil?"tanya Fatimah heran.

"Ya mau sekolah ibu...memangnya kemana lagi"jawab Maudy sambil mengambil nasi dan beberapa lauk.

"Memangnya kamu ndak libur to?"tanya Fatimah lagi.

"Hari kamis kan emang aku gak libur,masa ibu lupa"jawab Maudy setelah itu mulai menyuapkan makanannya ke dalam mulut.

"Loh ini kan tanggal merah"Ucap Fatimah membuat Maudy menyemburkan makananya ke depan yang sialnya mengenai baju Kiki untung bukan wajahnya.

"Hah!!"kagetnya setelah menutup mulutnya.

"Astaghfirullah....ndak sopan banget kamu syila,makanan buat di telen bukan buat di muntahin,kasian nak Kiki bajunya jadi kotor!"omel Fatimah kepada Maudy sambil menatapnya tajam.

"Hehe...Syila gak sengaja,maaf ya ki"cengir Maudy seraya menatap Kiki menyesal.

"Ody jorok! Pokoknya bersihin"Ucap Kiki merengut.

"iya iya...ayo ikut"jawab Maudy kemudian menarik tangan Kiki menuju kamar mandi dekat dapur.

"Kadang ibu gak habis fikir sama guru kamu syil,kok bisa kamu jadi juara kelas orang cerobohnya naudzubillah"celetuk Fatimah yang masih di dengar Maudy.

"Ini anak Ibu lho"teriak Maudy dari dapur.

"iya ibu tau,siapa juga yang bilang kamu anak ayam"jawab Fatimah kemudian melanjutkan acara makannya.

Sedangkan di kamar mandi Maudy sedang mengelap baju Kiki yang kotor karena ulahnya setelah itu Maudy mengambilkan atasan Kiki di kamarnya namun saat masuk ke kamar mandi ia kaget karena kiki sudah melepas bajunya yang tadi kotor.

"Aaaa!!!"teriak Maudy menutup matanya dengan kedua tangan dan reflek memundurkan badannya hingga kepalanya terbentur dinding kamar mandi.

"Aduhh"ringis Maudy sambil berjongkok dan mengelus belakang kepalanya.

"Ody kenapa? Sakit ya" ucap Kiki sambil ikut berjongkok di depan Maudy dan membantu mengelus kepala Maudy.

Maudy mendongak dan wajahnya tepat berhadapan dengan dada Kiki
membuatnya kembali kaget dan "jduk"lagi lagi kepalanya terbentur dinding di belakangnya.

"sshh"ringis Maudy memegangi kepalanya.

"Ody kenapa si...kan sakit nanti kepalanya, kenapa suka bentur benturin kepala..sini Kiki usap usap"Ucap Kiki mencoba kembali mengusap kepala Maudy namun Maudy menepis tangan Kiki dan menyuruhnya memakai baju yang tadi di bawa Maudy. Untung Kiki nurut kalau tidak huh jantung Maudy ingin melompat dari tempatnya rasanya.

Setelah kejadian di kamar mandi yang penuh drama,lagi lagi kehebohan terjadi karena Kiki tak mau ikut mamanya ke rumah sakit jika tak di temani Maudy dengan alasan Maudy juga perlu ke rumah sakit untuk memeriksakan kepalanya yang benjol di belakang, meskipun tak sebesar bakpau pasti akan terlihat jika tidak terselamatkan oleh rambut Maudy tapi Maudy merasa besok juga akan menghilang sendiri.

Sebenarnya Maudy tak mau ikut karena ia tahu bahwa mama Kiki (Vivi) tak begitu menyukainya ditambah lagi Vivi datang dengan Rena yang katanya sahabat Kiki, namun Kiki malah merengek bahkan nangis kejer di depan mamanya sampai akhirnya Maudy boleh ikut.

"huh drama"gumam Maudy setelah Kiki berhenti menangis.

*****

Dan disinilah mereka sekarang, di rumah sakit Cahaya Pelita tempat Kiki kontrol dengan dokter kenalan ayahnya. Saat ini mereka sedang berjalan menuju ruang dimana Kiki kontrol.Sedari tadi Vivi menyuruh Rena untuk mencari perhatian Kiki namun Kiki mengabaikannya dan cenderung memerhatikan Maudy seperti sekarang contohnya.

"Ody, nanti Kiki anter priksa ya. Pasti kepala Ody sakit" Ucap Kiki sambil menatap Maudy dengan wajah sedih.

"Aku gak papa ki,ya ampun kaya gini mah gak ada apa apanya, dulu juga sering jatuh karena manjat pohon sama temen temen"jawab Maudy.

"Tuh Ki,Maudy gak papa. Jadi kamu perhatikan kesehatan kamu aja ya biar ingatan kamu bisa cepat pulih"sambung Rena seraya tersenyum.

"Ody, masa ody yang sakit Kiki yang harus jaga kesehatan"adu Kiki pada Maudy.

"Aku gak mau sampai kamu sakit Ki"Ucap Rena kembali tersenyum.

"Ody nanti temenin Kiki ke dalam ya"pinta Kiki mengabaikan ucapan Rena yang kini senyumnya memudar.

"Kan ada mama sama Rena Ki, Maudy biar di priksa aja katanya kepalanya sakit" Ucap Vivi halus yang sebenarnya merupakan cara agar Maudy dapat di jauhkan dari anaknya.

"Tapi Kiki maunya di temenin Ody"rengek Kiki entah pada siapa.

"Ki,gak papa ya aku gak ikut. Bener kata mama kamu aku harus priksa begitu juga sama kamu"Ucap Maudy.

"Tap-

"Gak ada tapi tapian ok!"Ucap Maudy memotong ucapan Kiki.

"Janji jangan lama lama"rengek Kiki.

"Janji"jawab Maudy.

Setelah itu Vivi dan Rena membawa Kiki ke sebuah ruangan namun sebelum itu Vivi membisikkan kepada Maudy bahwa ia tak peduli Maudy akan menunggunya di luar atau benar benar memeriksakan kepalanya yang terpenting ia tak di ijinkan masuk tentunya Kiki tak tau.

Setelah selesai, Kiki menanyai Maudy dan tentunya di jawab kebohongan oleh Maudy karena ia sedari tadi tak memeriksakan kepalanya ia hanya menunggu Kiki dari luar, meski bosan namun lumayan bisa cuci mata ketika ada dokter tampan yang lewat di depannya. Huh dasar Maudy.

Vivi benar benar jengkel saat ini, niatnya ingin mendekatkan Kiki dengan Rena tapi malah yang terjadi...

"Ody,makan daging ayam biar sehat"Ucap Kiki sambil mencoba menyuapkan makanannya kepada Maudy. Yap kini mereka sedang makan di salah satu restoran setelah keluar dari rumah sakit.

"Eh gak usah ki"tolak Maudy tak enak karena mendapat tatapan tajam dari Vivi.

"Ki, Maudy punya tangan sendiri"sindir Vivi

"Cepet ody! Cobain punya kiki"paksa Kiki.

"Nih gantian cobain ikan punya aku"Ucap Maudy setelah melahap suapan Kiki dan balik menyuapi Kiki.

"Hmm..enak! Lagi lagi"pinta Kiki antusias.

Mereka berdua terus memakan makanannya dengan sesekali saling menyuapi tanpa menghiraukan tatapan kesal Vivi ataupun Rena.

"kamu tenang aja sayang,tante dukung kamu"bisik Vivi seraya merangkul bahu Rena mendekat.

"Iya ma,nanti kalau ingatan Ari udah pulih Rena yakin kok Ari bakal kayak dulu lagi sama Rena dan lupain gadis itu" jawab Rena seraya tersenyum optimis.

"pasti sayang"jawab Vivi.

Setelah itu mereka melanjutkan aktivitas makannya setelah itu bergegas pulang.

Selamat membaca😯
Vote or komen yah biar aku ada kemauan buat lanjut:)
Klo nggak mau, mau ku hapus ceritanya:(

Canda jan marah ya😋



Maudy's Kiki? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang