TDSB|🍍44. WELCOME TO THE HELL🍍

3.6K 446 6.2K
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Jangan lupa follow Mammaooo

🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍

Adrian menatap sendu istrinya yang terbaring pucat. Perlahan matanya berpindah pada perut kiri yang terbalut perban. Di di balik kain putih ity, terdapat lima belas jahitan akibat luka tusuk dari orang yang sudah mereka anggap seperti putri sendiri. Aline namanya.

Adrian memutar kembali ingatan beberapa menit yang lalu. Ingatan tentang sebuah video dan sebuah pesan yang dikirim oleh nomor misterius.

Mendadak aura di ruang rawat inap bangsal VVIP itu menjadi semakin pekat seiring semakin kuat kepalan tangan Adrian. Rahang kokohnya mengetat, giginya bergemelatuk, tatapannya merah nyalang. Sekuat mungkin Adrian menahan diri agar tidak mengamuk di depan Alena-nya.

Mengingat kejadian sebenarnya, Adrian merutuk kesal. Sial, dia kecolongan.

Soal pelaku, Adrian tidak mau ambil pusing. Dia yakin putranya bisa membalas dendam mereka jauh lebih mengerikan dari apa yang diinginkan.

Mengingat hukuman untuk si pelaku, Adrian merasa putranya jauh lebih berhak. Lagi pula, baginya menemani istrinya jauh lebih penting dari apapun.

Tiba-tiba, Adrian melihat tangan Alena bergerak. Sontak matanya beralih menatap wajah pucar istrinya. Pelupuk matanya yang mulai keriput bergerak. Berusaha keras membuka mata seolah hal tersebut sangatlah sulit.

Lima detik kemudian, mata itu terbuka. Pandangan keduanya bertemu. Ketika senyum lemah terulas dari bibir istrinya, saat itulah aura kelam Adrian kembali normal.

Tidak ada lagi rahang yang mengetat atau bunyi gigi bergemelatuk. Tatapan yang tadinya setajam samurai kini menatap teduh sosok yang sejak kemarin tidak sadarkan diri. Terakhir, tangan yang tadinya terkepal erat kini sedang membelai lembut wajah istrinya.

Ya, semudah dan secepat itu Alena membalikkan suasana hati seorang Adrian Axcellion.

Adrian mengecup seluruh wajah Alena membuat wanita yang masih lemah itu tersenyum geli.

"Terimakasih sudah bertahan. Aku sangat takut kehilanganmu," ujar Adrian dengan mata berkaca-kaca.

Masih dengan senyum lemahnya, Alena menarik wajah Adrian dan balik mengecup wajah suaminya. Hal tersebut membuat hati Adrian menghangat.

Padahal keduanya sudah tua, pun mereka sudah menikah sejak tiga puluh tahun lalu. Tapi, tetap saja tindakan Alena selalu berhasil membuat perutnya di penuhi kupu-kupu dan pipinya bersemu merah jambu-bak remaja yang kasmaran.

"Kau baik-baik saja? Katakan di mana yang sakit. Kau ingin minum? Tunggu, aku harus memanggil dokter."

Melihat reaksi Adrian, Alena terkekeh kecil. Lalu bertanya, "Di mana Aline? Apa putriku baik-baik saja?"

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang