TDSB |🍍7. RUN AWAY, PRINCES🍍

14.3K 1.1K 322
                                    

Follow Mammaooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow Mammaooo

🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍

"Sudah kuduga."

"Kau memiliki barang yang menarik, Nona," Aline mengeryit bingung mendengar ucapan Agler. Apa yang menarik? Dirinya? Oh tentu saja. Sangat menarik bahkan.

"Rambut merah mudaku memang menarik, Tuan." Aline menjawab asal agar dirinya benar-benar terlihat perempuan bodoh yang manja dan merepotkan tentunya. Berhubung Aline tidak tau barang apa yang dimaksud Agler, jadilah rambut merah mudanya sebagai korban.

Agler menyeringai penuh arti. Perempuan di depannya sangat pandai mengalihkan topik. Padahal Agler seratus persen yakin kalau perempuan itu jelas tau bukan rambut menjijikkan itu yang Agler maksud. "Dimana kau menemukannya, Max? tidak biasanya gadis cantik nan manja membawa pisau."

Ok, siaga satu.

Max acuh seolah tidak tau apapun, sedangnkan Aline mulai was-was. Sekarang Aline tau tujuan lelaki itu mengambil sendiri saputangannya yang terjatuh alih-alih membiarkan babunya yang bekerja. Atau memang sengaja dijatuhkan?

Ah, Aline suka pria cerdas. Tapi, tidak ketika itu membahayakan nyawanya.

"Penampilannya boleh konyol, tapi melihat banyak pisau terselip di pahanya sepertinya dia sangat suka menyayat. Dia juga membawa pistol."

Dress pendek sialan! Kalau saja lebih panjang pasti situasi seperti ini tidak perlu terjadi.

Siaga dua!

Aline semakin waspada. Dan Agler yang melihatnya semakin melebarkan senyum. Max? pria itu masih pura-pura bodoh sekalipun ia khawatir.

Sejujurnya Max ingin membuat drama dengan mengatakan itu pisau dan pistol mainan, atau si Miranda hanya asal menyimpan pistol di pahanya untuk menakuti pria hidung belang yang mengganggunya. Bisa juga dengan pilihan paling aman dengan mangatakan dia tidak tau apapun tentang pistol itu. Tapi, Agler terlalu sulit untuk dikibuli.

Agler melipat kedua tangannya di dada, menatap Aline penuh minat. "Kau tau nona, aku selalu suka dengan perempuan yang pandai bermain senjata."

Siaga tiga!

Ini buruk! Max  mulai gelisah, kalau begini Aline akan benar-benar berakhir di ranjang Agler .

"Sudahlah, Agler, dia tidak semenarik yang kau pikirkan." Max menekan kuat-kuat kegundahannya, semoga saja Agler tidak benar-benar tertarik membawa Aline keranjangnya. Max tidak rela.

"Tidak menarik sampai kau berusaha melindunginnya?" Agler tertawa, terdengar menakutkan di telinga Aline. "Pulanglah, Max, tinggalkan dia bersamaku. Putrimu menunggumu di rumah."

Dan inilah akhrinya.

Tubuh Max kaku. Max sangat tau makna kalimat terakhir Agler yang penuh penekatan di setiap katanya. Iblis berparas dewa itu sedang berusaha mengancamnya supaya menurut, atau putrinya dalam bahaya. Tidak, tidak ada yang boleh menyentuh malaikat kecilnya. Sekalipun melawan Agler dengan mempertaruhkan nyawanya, demi buah hatinya Max rela.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang