Agler kembali ke kamar setelah mengurus dua dari tiga pengkhianat yang melakukan penyeludupan 'air suci'. Ah, sial, karena mereka malam pertamanya jadi tergangu.Tapi, setidaknya kekesalan agler terbayar ketika dua pengkhianat tersebut berakhir sebagai menu utama makan malam sepasang singa kesayangannya.
"Kemana dia?"
Mata elang Agler menyisir setiap sudut ruang yang ditata sedemikian rupa, khas pengantin baru. Satu sudut bibirnya terangkat ketika menemukan sosok perempuan menggunakan gaun tidur putih sutra sedang berdiri di depan jendela.
Pelan, dengan pandangan tak berkedip, agler berjalan mendekat, semakin dekat, hingga akhirnya Agler berada tepat di belakang Aline. Tangan kekarnya melilit perut Aline, lalu menyimpan wajahnya di ceruk leher gadis itu.
"Aku menyukai aroma tubuhmu." Agler menghirup rakus aroma yang entah sejak kapan menjadi favoritnya. "Ini membuatku bergairah." Lanjutnya dengan suara serak tertahan.
Tanganya bergerak menyingkirkan rambut Aline ke sisi kiri, agar helaian honey blonde itu tak menghalangi bibirnya saat menyesap leher jenjang Aline.
Setelah itu tangannya turun ke bawah, mengusap lembut paha mulus Aline hingga berakhir di tempat paling rahasia. Sedangkan satu tangannya lagi bergerak ke atas, menggoda payudara Aline agar pemiliknya mendesah. Shit! Aline tidak memakai bra.
Napas Aline mulai memburu seiring gerakan bibir Agler yang berusaha merayunya untuk mendesah. Apalagi sesuatu yang menonjol di bawah sana, bergesekan dengan pantatnya. Menggodanya untuk tenggelam dalam gairah. Aline tidak kuat.
Puas dengan leher Aline, Agler beralih pada bibir pink Aline yang tak pernah membuatntya bosan. Tekstusnya yang lembut, hangat, dan kenyal-kenyal basah membuat Agler ingin melumat bibir ranum itu hingga hancur.
Agler mendorong tubuh Aline hingga membentur kaca. Ciuman Agler yang lembut perlahan berubah menuntut kala gairahnya semakin menggebu. Agler terus melumat, menyesap hingga akhirnya menggigit bibir Aline karena perempuan itu belum membalas ciumannya. Ya, dari tadi Aline diam saja.
"Percuma melawan. Pada akhirnya kau tetap akan mendesah, pasrah, di bawahku."
Aline menangkup wajah Agler, mengusap pipi Agler lembut membuat Agler memejamkan mata kala menikmati sentuhan Aline. Agler sendiri tidak mengerti bagaimana bisa dia lepas kendali karena sentuhan Aline. Padalah Aline hanya mengusap pipi dan mengelus rahangnya tetapi gairahnya langsung terpancing. Aline tersenyum mengejek melihat reasksi tubuh Agler yang terkesan gampangan.
"Tubuhmu terlalu murahan."
Tersadar dari fantasi liarnya, Agler membuka mata kala nada ejekan yang begitu kental terselip dalam kalimat Aline.
Srettt!
"Berhenti bermain-main. Aku sudah tidak sabar.
Gaun tidur putih gading bertali spageti Aline koyak. Menyisakan sepotong kain segitiga merah menyala yang menutupi bagian bawahnya. Untung saja aline mengenakan celana dalam, kalau tidak dia sudah naked.
KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL'S Se(Xy)Cret Bride
Romance⛔ Bocil ❎ ⛔ 18+ ✔ Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip dengan penyebab sang iblis terjebak dalam sisi gelapnya. Sayangnya, Aline tidak mudah untuk ditaklukkan...