⛔ Bocil ❎
⛔ 18+ ✔
Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip dengan penyebab sang iblis terjebak dalam sisi gelapnya.
Sayangnya, Aline tidak mudah untuk ditaklukkan...
⛔Tolong dibaca narasinya supaya tidak menimbulkan kebingungan nantinya.
⛔ Wajib banget komen tiap paragraf. Harus rame *maksa pake banget 😎
Happy reading, hope you like this story.
Jangan lupa follow Mammaooo, thanks for followed 😘
🍍🍍🍍🍍🍍🍍
"Tuan, seseorang bernama Aurora Alyssa pernah bekerja sama dengan Tuan Besar. Sepertiinformasi yang kita dapat Sembilan tahun lalu, dia ditemukan tewas secara mengenaskan tepat sehari setelah kejadian malam itu."
Deg!
Nama itu..., Aurora Alyssa adalah nama gadis kecil yang selama ini dia cari. Agler tidak pernah menyebut nama itu karena dia yakin itu nama palsu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agler menoleh cepat pada Jimmy dan menerima selembar kertas berisikan perjanjian rahasia antara Daddy–nya dan Aurora. Agler meneliti stempel milik keluarganya, dan sialnya asli.
"Secara kebetulan, Chery ditemukan tewas dalam sebuah mobil di pinggiran hutan. Waktu, tempat, dan Penyebab kematian sama persis dengan Aurora, orang yang selama ini tuan cari," lanjut Jimmy kemudian.
"Tidak, ini tidak mungkin." Agler masih menyangkal, perasaannya campur aduk. Entahlah, dia sangat tidak siap mengetahui fakta bahwa nona kecilnya benar-benar telah tiada.
Lalu bagaimana dengan Aline? Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa auranya begitu mirip dengan gadis kecilnya?
Gusar, tak sengaja Agler menyenggol kotak hitam membuat isinya berhamburan dilantai. Khiel segera membereskan isi kotak tersebut dan dia menemukan sesuatu yang sangat penting.
Foto Chery.
Tepatnya dua lembar foto Chery yang yang ditempelkan pada selembar kertas. Foto tersebut menampilkan sosok Chery dalam keadaan malang. Foto pertama memperlihatkan mayat Chery di TKP. Foto kedua menampilkan keadaan terakhir Chery dalam peti mati.
Khiel mengamati dengan seksama kedua foto tersebut. Meskipun keadaan mayat Chery yang mengenakan cropteemerah bertali spageti itu sangat mengenaskan—luka tembak melubangi dahi, sekitar selusin peluru bersarang di dada dan perut, ditambah beberapa sayatan di lengan dan paha—Khiel tidak merasa kasihan sama sekali. Bahkan pria berusia dua puluh tahun itu menyeringai takjub. Well, bagi sesama psikopat, ini adalah karya. Dan sepertinya Khiel tau siapa pelakunya.
