⛔ Bocil ❎
⛔ 18+ ✔
Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip dengan penyebab sang iblis terjebak dalam sisi gelapnya.
Sayangnya, Aline tidak mudah untuk ditaklukkan...
"Kau terlalu setia, Piw," ejek Khiel, kemudian pria sembilan belas tahun itu tertawa, tawa mengejek lebih tepatnya.
"Arrrgghhh!"
Piw kembali berteriak ketika Felix menempelkan ujung besi bermata api di luka sayatan yang baru saja pemuda itu buat.
Hari ini kondisi Piw jauh lebih mengenaskan. Pria itu hanya menggenakan boxer ketat maroon yang ikut tersayat di beberapa bagian. Seluruh tubuhnya penuh dengan luka sayatan. Sebagian sudah dijahit, sebagain lagi dibiarkan menganga. Wajahnya terlihat sangat kacau dengan luka lebam dan sayatan dimana-mana. Matanya memerah dan sebagian wajahnya membengkak.
"Sudahlah, Felix, dia tidak akan buka suara sekalipun kau membakar seluruh tubuhnya. Kecuali jika kau bermain-main dengan adik kecilnya," ujar Khiel santai, setelahnya kembali tertawa, benar-benar psychopath sejati.
Tidak punya hati sama sekali jika dalam urusan siksa menyiksa. Khiel selalu bisa membuat tawanan buka mulut, sebab itulah, Agler memperkerjakannya.
"Kau saja yang melakukannya. Aku lebih suka membelah kepala dengan kapak seperti terakhir kali." Felix tak kalah sadis. Mereka berdua memang memang teman seprofesi—eh, sejati maksudnya.
"Aaarghhh!" Piw tidak bisa bertahan lebih jauh lagi. Tidak, dia tidak sanggup jika Khiel terus menempelkan besi panas di asetnya.
"Bagaimana? Kau mau lagi!"
"Bu-bunuh saja aku," ujar Piw putus asa. Pria itu sudah tidak sanggup.
"Tidak sebelum kau membuka suara."
"Aku akan, tapi informasinya akan sangat mahal."
Tawa Khiel pecah, sementara si kaku Felix hanya menyeringai remeh. Kini mereka berdua percaya kalau Piw benar-benar pria mata duitan. Terbukti bagaimana tidak tau malunya Piw meminta bayaran untuk informasi yang akan ia berikan. Padahal, dengan atau tanpa bayaran, Piw tetap harus membuka mulut.
"Sebutkan saja nominalnya, itu urusan gampang." Felix berkata datar.
"tiga puluh ribu Dolar." Piw membasahi bibirnya yang kering. "Kalian bisa memutilasi tubuhku setelah ini, tapi tolong berikan ginjalku untuk seseorang."
Dua penjahat itu tertegun, sebenarnya siapa Si Piw Piw ini? Mau mati saja masih memikirkan orang lain. Benar-benar bodoh dan...merepotkan.
"Aku mohon, akan kujawab apapun yang kalian mau. Apapun..." lirih Piw putus asa. Sangat sangat tidak berdaya.
