TDSB|🍍 49. THE WINNER🍍

4.5K 439 11.2K
                                    

Makasih banyak semuanya udah mau gotong royong menuhin target di part sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih banyak semuanya udah mau gotong royong menuhin target di part sebelumnya.

Mam salut sekaligus terharu banget pokoknya, gak nyangka temen2 bakal se-exited ini sama cerita Aline-Agler.😭

Sebagai ucapan trimakasih, Mam update panjanggggg banget kali ini. 4000+ kata atau setara dengan dua bab.🔥🔥🔥🔥

Jadi, sebelum baca pastikan temen2 dalam posisi ternyaman dan bener2 lagi senggang supaya fokusnya gak terganggu.😍😍😍😍

Note nya juga tolong dibaca baik-baik biar tidak ada kesalahpahaman diantara kita.

Kalau gitu,

Happy Reading!

Semoga Bab ini memuaskan 😘

🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍

Rindu dan rasa kehilangan membuat hidup sekarat. Sakit sampai rasanya akan mati, tapi tidak pernah mati.

Saat kalimat Max kembali berputar dalam benaknya, cengkeraman Agler pada gelasnya semakin erat, hingga gelas kaca itu pecah dan melukai tangannya.

"I miss you, Pineaplle. Miss you." Lirihnya putus asa. Sarat akan luka.

Agler terus menggumam kalimat rindu tersebut sampai matanya menangkap sebuah objek yang membuat jantungnya nyaris berhenti berdetak.

Objek yang membuatnya frustasi sampai rasanya ingin mati saja.

Really?

Saat Agler sudah mengobrak-abrik seluruh dunia untuk mencarinya, kini wanita itu muncul begitu saja di depannya?

Lelucon macam apa ini?

Agler mengedipkan mata sampai tiga kali. Memastikan kalau dirinya tidak salah lihat. Atau mungkin juga ia sedang berhalusinasi karena berada di bawah pengaruh alkohol. Namun, meskipun sudah mengonsumsi wine dalam jumlah banyak, Agler masih sepenuhnya sadar dalam artian dia sama sekali tidak mabuk.

Dan Agler seribu persen yakin apa yang dilihatnya adalah nyata. Bukan mimpi, bukan juga halusinasi.

"Pineaplle?" gumamnya masih tak percaya.

Sementara di depan bar tender. Sosok yang dua menit lalu menjadi pusat perhatian Agler bergerak gelisah di tempat duduknya. Tangan putih rampingnya membenarkan letak topi agar lebih menutupi wajah.

"Sial, sepertinya dia menemukanku," ujar wanita itu pada rekannya yang terhubung melalui invesble earpiece.

"Siapa suruh keras kelapa? Sudah kukatakan jangan ke sana, sekarang tamatlah riwayatmu."

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang