⛔ Bocil ❎
⛔ 18+ ✔
Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip dengan penyebab sang iblis terjebak dalam sisi gelapnya.
Sayangnya, Aline tidak mudah untuk ditaklukkan...
"Bersikap manislah seolah kita sepasang kekasih yang saling mencintai," perintah Agler begitu limusin hitam yang dikemudikan Felix berhenti di depan karpet merah. Nada Agler tak terbantah, tapi Aline dengan berani memutar bola matanya.
Agler turun setelah Khiel membuka pintu mobil. Pria gagah yang terbalut tuxedo hitam itu mengulurkan tangan dan tersenyum manis pada Aline. Melengkapi drama Agler, Aline juga melakukan hal yang sama—tersenyum.
Begitu Jimmy Cho hitam Aline manapak di red karpet, Agler langsung menarik pinggang Aline marapat pada tubuhnya. Merangkul posesive seolah menegaskan pada semua orang bahwa Aline hanya miliknya. Hanya.
Kilatan blitz kamera menghujani pasangan tersebut sepanjang redcarpet. Felix dan Khiel berjalan di depan guna menghalau para wartawan yang nekat melewati pembatas. Sedang Jimmy berjalan di belakang Aline dan Agler.
"Ini pesta apa?" tanya Aline saat mereka masuk lebih jauh ke dalam ballroom hotel yang penuh dengan pernak pernik pesta.
Dentingan gelas, gelak tawa serta riuh rendah suara berpadu menjadi satu. Namun, alunan orkestra adalah satu-satunya suara yang tersisa saat Agler dan Aline tiba di sana.
"Ulang tahun pernikahan Mommy-ku," jawab Agler santai, lalu mengecup kilat pipi Aline membuat perempuan itu mendelik tajam.
Hampir saja Aline memekik kesal dan menendang selangkangan Agler. Tapi, untungnya Aline sadar kalau saat ini mereka sedang menjadi pusat perhatian di tengah-tengah pesta.
"Tersenyumlah, atau aku akan terus menciummu setiap kali kau cemberut."
"Sialan, semoga aku tidak lupa menendang selangkanganmu nanti."
Menyadari kekesalan Aline, Agler semakin menjadi. Dengan tengilnya Si Tunggal Axcellion itu kembali mengecup Aline, kali ini di bibir. Saat Aline hendak memukulnya, secepat kilat Agler menangkap tangan Aline dan mengecup mersa punggung tangan kekasih gadungannya itu.
Mengingat ini kali pertama Agler menggandeng seorang gadis dan bertingkah sangat mania, tentu saja mereka menjadi pusat perhatian.
Akibatnya, seluruh pasang mata yang sedari tadi memperhatikan mereka ikut terseyum geli. Beberapa tersenyum simpul, namun, ada juga yang terlihat iri. Oh jangan lupakan para perempuan yang cemberut patah hati. Namun, dari dua ribu undangan yang hadir. Agler masih tetap bisa menangkap satu-satunya pria yang menyeringai iblis di sudut pesta.
