TDSB | 🍍32. SEXY GHOST🍍

8.6K 474 2K
                                    

Aline membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aline membuka mata. Menyibak selimut hendak ke kamar mandi. Namun, urung begitu menyadari betapa asingnya kamar yang ia tempati. Bukannya kemarin Agler mengatakan kalau mereka harus sudah berada di New York hari ini? Lantas dimana mereka sekarang? Ini bukan kamar yang biasa Aline tempati dulu. Atau jangan-jangan ini kamar yang berbeda tapi masih di mansion yang sama?

Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Aline langsung menyibak tirai dan mendapati pemandangan tak kalah asing. Halamannya tiga kali lebih luas dari mansion sebelumnya, bahkan pengawalnya juga lebih banyak.

Akibat terlalu penasaran, Aline sampai tidak sadar keluar kamar dengan gaun tidur bertali spagetinya. Senyum Aline merekah ketika tidak ada penjaga di depan pintu, tapi langsung menyusut saat menemukan empat pria berbadan kekar di ujung tangga.

"Dasar bajingan! Dia masih saja mengurungku padahal sudah menikah." Aline menggerutu sepanjang tangga.

"Nyonya, tunggu!" Sebuah suara menghentikan Aline. Perempuan itu menoleh dan mendapati dua pelayan wanita berlari tergopoh-gopoh ke arahnya.

Yang satu lebih muda dari Aline, dan yang satunya lagi sudah paruh baya. Aline yakin wanita itu adalah kepala pelayan.

"Sebelumnya maaf menghentikan nyonya dengan tidak sopan. Tapi saya harus cepat atau para pengawal yang berjaga akan mendapat masalah." Wanita berseragam pelayan itu mengatur napas. "Sebaikknya nyonya kenakan ini terebih dulu."

Aline menatap bingung pada jubah tidur yang dibentangkan si pelayan yang lebih muda darinya. Kendati demikian, Aline tetap merentangkan tangan agar pelayan itu bisa memakaikan jubah tersebut padanya.

"Tuan akan marah jika nyonya keluar kamar dengan pakaian terbuka. Para pengawal juga bisa kehilangan mata maski tidak menatap nyonya," ujar si wanita paruh baya saat menyimpulkan tali jubah sutra yang sudah menutup tubuh Aline.

Saat itulah Aline sadar kalau pakaiannya terlalu terbuka sehinga tadi pasti memperlihatkan banyak kissmark yang ada ditubuhnya. Aline salah tingkah, dia jadi malu sendiri mengingat pelayan sudah pasti melihat hasil karya Agler nyaris di seluruh tubuhnya.

Usai memakaikan jubah Aline, dua pelayan itu mundur selangkah. "Sebelumnya selamat datang, Nyonya. Saya Liz, kepala pelayan di sini. Jika Nyonya membutuhkan sesuatu, silahkan beritahu kami. Kami akan melayani nyonya dengan senang hati."

"Hai, Liz, senang berjumpa denganmu. Tolong bawa aku ke dapur." Aline tersenyum ramah yang menular pada Liz dan pelayan di sampingnya.

"Mari, lewat sini, Nyonya." Mereka menuruni tangga dan berjalan ke dapur. Sambil berjalan mengikuti Liz, Aline memperhatikan sekitar.

Rahangnya hampir saja jatuh saat menyadari betapa indah dan mewahnya mansion ini. Saking terpesonanya, Aline bahkan mengabaikan para pengawal yang menunduk hormat padanya.

Mansion ini terlalu besar, untuk ke dapur saja butuh sepuluh menit. Terlalu jauh membuat Aline ingin menggunakan sepatu roda saja.

Aline meneguk air putih yang dituangkan Liz. Ia melirik berbagai menu sarapan yang tersaji di meja makan. Tidak ada sandwich atau telur dadar. Seketika Aline merindukan Louis. Pria itu setiap pagi menyiakan sarapan untuknya.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang