"Hari ini kau akan pulang lebih awal. Kau punya dua jam untuk beristirahat sebelum aku menjemputmu," ujar, ah ralat, tapi perintah Agler pada Aline saraya membubuhkan anda tangan pada beberapa berkas yang baru saja Aline serahkan. Aline berdiri di depan meja Agler. Menunggu berkas tersebut selesai ditanda tangan.
"Kita akan kemana?" Aline menatap Agler dengan satu alis terangkat. Kentara sekali kalau perempuan itu menuntut jawaban.
"Kau tidak membutuhkan jawaban. Cukup lakukan perintahku." Agler menyelesaikan tugasnya, lalu mendongkak, menatap Aline yang masih memasang wajah menuntut.
"Kau bisa pulang sekarang. Felix sudah menunggumu di lobi." Tambah Agler seraya menyerahkan beberapa berkas yang baru saja ditandatangan kepada Aline.
Aline mengambil berkas itu dan keluar dari ruangn Agler. Setelah menyimpan kertas bernilai jutaan dolar itu di laci bawah meja kerjanya, Aline bergegas menemui Felix di lobi.
Terhitung sudah dua minggu sejak Aline menandatangani kontrak gila buatan Agler yang sialnya berlaku seumur hidup. Sejauh ini, kondisi Aline sudah sembuh total, tapi tulang rusuknya sesekali akan terasa nyeri kalau Aline melakukan pekerjaan berat. Angkat barbel misalnya.
Sesuai saran dokter, Agler membatasi segala aktivitas Aline sampai delapan minggu ke depan. Tujuannya agar Aline sembuh total setotal totalnya. Tentu saja Agler tidak ingin aset berharganya cacat sedikitpun, karena kalau sampai itu terjadi, daya gunanya akan berkurang.
Sejauh ini kehidupan Aline baik-baik saja, maksudnya, Aline masih diperlakukan layaknya manusia. Seminggu setelah dirawat Aline diperbolehkan pulang. Tapi bukan ke apartemennya, melainkan ke mansion Agler King Axcellion. Aline sempat protes walau pada akhirnya sia-sia.
Awalnya Aline senang. Namun, tidak berlangsung lama. Karena faktanya, mansion Agler tidak jauh berbeda dengan rumah sakit. Aline diperlakukan seperti orang skarat yang matinya tinggal menghitung hari.
Bagaimana tidak, jangankan bertarung atau melakukan kick boxing, keluar dari kamar saja Aline tidak di perbolehkan. Padahal Aline sudah bisa mematahkan tulang-tulang anak buah Agler.
Hei, setidaknya biarkan Aline bermain ponsel. Aline tidak suka menonton, jadi tv 99 inc di kamar mewah itu sama sekali tidak berguna. Aline suka membaca, tapi tidak dengan setumpuk buku kamasutra yang sengaja Agler sediakan di sana. Ah, bajingan itu... sepertinya memang sengaja ingin membunuh Aline dengan rasa bosan.
"Nona tidak perlu keluar dari kamar. Jika nona membutuhkan sesuatu cukup menekan tombol di atas nakas di samping ranjang. Beritahu maid apa yang nona butuhkan, mereka akan segera membawanya."
Kira-kira begitulah yang dikatakan Felix saat pagi pertama Aline keluar dari kamar. Padahal jam masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi pria kaku itu sudah siaga di depan pintu kamar Aline, atau sebenarnya penjara?
KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL'S Se(Xy)Cret Bride
Romance⛔ Bocil ❎ ⛔ 18+ ✔ Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip dengan penyebab sang iblis terjebak dalam sisi gelapnya. Sayangnya, Aline tidak mudah untuk ditaklukkan...