TDSB|🍍 15. ANXIETY🍍

14.6K 1.1K 351
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Pollow pollow me—Mammaooo

Aline sama sekali tidak heran ketika setiap karyawan Agler tersenyum atau menunduk hormat padanya. Berita pertunangan mereka sudah tersebar ke seluruh dunia membuat Aline menjadi pusat perhatian dimana-mana. Menyebabkan orang-orang yang selama ini mencaci menjadi sopan dan sehormat ini padanya.

Aline duduk di kursinya setelah meletakkan tas di atas meja. Helaan napas panjangnya keluar saat mengingat ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan. Tak mau menyiakan waktu, Aline mengambil beberapa berkas juga ipad-nya sebelum akhrinya bangkit untuk menemui Agler.

Aline mengetuk pintu, begitu Agler mempersilahkan, dia segara masuk.

"Ini laporan keuangan mingguan bulan ini, Sir. Ini proposal proyek pembanguan resort di Bali. Ini berkas dari tim perencanaan, dan ini dari devisi pemasaran." Aline berkata sambil meletakkan satu persatu berkas di atas meja Agler.

"Nanti kuperiksa. Sekarang bacakan jadwalku," perintah Agler dengan tatapan yang terfokus pada mackbook-nya.

Baru setelah menekan tombol enter kuat, Agler beralih menatap Aline yang sedang mengutak-atik ipad-nya.

"Lima belas menit lagi ada rapat dengan manajer cabang Axcellion Hotel dari Prancis. Pukul sebelas siang ada meeting dengan JB Corp terkait pembangunan resort di Bali. Setelah makan siang, anda akan meninjau pembangunan mall di Seattle. Malamnya, anda akan menghadiri wawancara di salah satu stasiun TV. Durasinya tidak lebih dari satu jam dengan empat kali istirahat selama lima menit."

Agler mengurut pangkal hidungnya. Jadwalnya terlalu padat hari ini. "Panggil aku sepuluh menit lagi, kau boleh pergi." Aline mengagguk patuh, setelah membungkuk hormat Aline keluar dari ruangan Agler.

Ini yang dia sukai dari Agler. Pria itu selalu profesional ketika sedang bekerja.

Aline kembali ke mejanya. Berkutat dengan komputer memeriksa jadwal Agler selama dua minggu ke depan. Melihat jam sudah pukul delapan lewat tiga puluh menit, Aline segera menuju ruangan Agler, menjemput pria itu untuk menghadiri rapat.

Waktu berlalu begitu cepat, Aline menemani Agler seharian melewati hari yang melelahkan. Pada agenda terakhir, Aline tidak ikut, karena sejak jam lima sore, Aline bukan lagi sekretaris Agler. Maka dari itu, Jimmy yang menemani Agler untuk menghadri acara di salah satu stasiun TV swasta.

Malam ini, Aline berencana menamui Jordan, dia sudah memberi tahu Agler, pria itu mengizinkan. Dan di sinilah Aline, di sofa empuk di ruang kerja milik Jordan.

"Kau sudah terlibat terlalu jauh, Aline. Aku tidak yakin kau bisa menemukan jalan keluar." Jordan terlihat begitu mengkhawatirkan Aline.

Pria tua itu sudah tau cerita yang sebenarnya. Aline sudah menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi. Tentang selembar kertas yang menyatakan bahwa Aline menyerahkan seluruh hidupnya pada Agler, termasuk drama percintaan Agler.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang