TDSB|🍍 23. YES, I'M🍍

15.6K 660 45
                                    

Setelah selesai menemui kolega bisnis gelapnya, Agler, Jimmy beserta Khiel bergegas menemui Dominic Petrov, pengusaha terkenal sekaligus si iblis Rusia yang tak lain juga sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai menemui kolega bisnis gelapnya, Agler, Jimmy beserta Khiel bergegas menemui Dominic Petrov, pengusaha terkenal sekaligus si iblis Rusia yang tak lain juga sahabatnya.

Saat ini mereka berada di ruangan khusus di salah satu hotel milik Agler yang memiliki keamanan super ketat. Harusnya Aline ikut bekerja hari ini, tapi entah apa yang merasuki Agler Sehingga tidak tega membangunkan Aline pagi ini. Mungkin wajah teduh nan lelah Aline menjadi penyebabnya.

"Maaf tidak bisa hadir di pernikahanmu." Dominic, sebagai sosok terdekat Agler setelah Dave merasa sangat bersalah karena tidak menghadiri pernikahan sahabatnya.

Bukan tanpa alasan. Sehari sebelum pesta megah Agler di gelar, pria bermata hitam pekat itu tertembak di perut dan tidak sadarkan diri selama dua hari setelah selesai di operasi. Itu luka terparah yang pernah ia dapatkan sejauh ini.

"Tidak masalah asalkan kau datang ke Italia dan membelaku di depan grandma."

"Gracia marah?"

Agler menyimpan gelas wine-nya di atas nakas sebelum menjawab Dominic. "Dia bahkan tak datang ke pernikahanku."

Dominic bertanya dengan sebelah alis terangkat. Menebak-nebak kiranya apa salah Agler sehingga wanita itu marah dan memilih di hari terpenting cucu tunggalnya.

"Aku akan datang. Bukankah itu kesempatan lain untuk bertemu istrimu? Bagaimana jika aku mencobanya?"

"Silahkan jika kau ingin menjadi sarapan sepasang singaku."

"Wow! Kau posesif sekali." Dominic berseru kaget dengan kekehan kecil diakhirnya.

Tentu saja Dominic terkejut dengan reaski Agler. Setaunya, sahabat laknatnya ini tidak begitu peduli dengan wanita selain ibunya dan gracia-nya, kecuali jika wanita tersebut spesial baginya. Seperti Anna contohnya. Jadi, dari sini Dominic menyimpulkan bahwa wanita itu cukup berarti bagi Agler.

"Yes, i'm. Kau tau dengan sangat baik aku tidak suka milikku diusik." Lalu keduanya menyeringai, penuh maksud.

"Kalau saja kau tidak menghajarnya habis-habisan semalam, aku pasti sudah bertemu dengan istrimu saat ini. Kalau boleh jujur, aku juga ingin mencicipinya, tapi aku masih ingin hidup dengan damai dan menghabisi seluruh hartaku."

"Bagus kalau kau masih menyayangi nyawamu." Lagi, Agler melemparkan seringai khasnya, membuat Dominic memutar bola matanya. Jengah, dengan keangkuhan sahabat sialannya ini.

Pembicaraan mereka terus berlanjut, mulai dari bisnis, penembak Dominic yang belum diketahui motifnya, hingga kisah cinta Dominic yang menyedihkan. Dua jam kemudian pembicaraan mereka selesai.

Agler bergegas menemui salah satu investor penting asal Dhubai, dan berlanjut dengan beberapa kegiatan bisnis lainnya. Berbeda dengan Dominic yang harus terbang ke Indonesia untuk menjenguk sang nenek yang tak berhenti mengejeknya gagal move on.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang