TDSB|🍍48. SADBOYS TALK 🍍

4.2K 452 10.1K
                                    

Mam ngidam pengen dipanggil Mamo, masakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mam ngidam pengen dipanggil Mamo, masakk...😭😭😭

BTW, Maaf bangettt baru bisa update 😘

Ada yang kangen?

Atau

Udah pada lupa sama cerita ini? Wkwkwk.

Biar cepet update, kita buat target aja, ya?

300 vote 10k komen.

Gimana?  Sanggup, gak? 😍

Happy reading!

🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍

Empat tahun kemudian.

Agler duduk di kursi empuk tepat
di depan cermin full body dalam walk in closet-nya. Menunggu dengan tenang beberapa pelayan pria yang dengan sangat hati-hati membantunya bersiap.

Di sebelah kiri, berdiri delapan pelayan. Tiga orang di barisan pertama berdiri tegak memegang baki. Isinya berbagai koleksi jam, bermacam dasi, juga jejeran kaus kaki. Khusus berbagai pilihan pentofel mahalnya, tersusun rapi di atas troli, di dorong oleh satu pelayan yang berdiri paling kiri.

Sementara empat yang lain di barisan kedua berdiri tegak dengan tangan kosong. Nantinya masing-masing dari mereka akan bertugas memasang barang yang dibawa oleh rekannya pada sang tuan, Agler King Axcellion.

Di samping Agler, ada Felix yang menjadi juru bicara. Pria berwajah datar itu menjadi penerjemah bahasa isyarat disebabkan Agler yang sudah empat tahun ini menjadi sangat irit bicara.

Seperti saat ini. Seorang penata rambut baru saja selesai melakukan pekerjaannya. Pria itu harap-harap cemas menunggu reaski Agler akan haqsil kerja kerasnya. Bulir keringat dingin mulai keluar dari sela-sela akar rambut brunette-nya.

Baru ketika Agler mengerakkan tangan— yang oleh Felix diterjemahkan sebagai iya— pria itu bernapas lega. Huh, Selamat, nyawanya selamat.

Selanjutnya, satu persatu pelayan yang memegang nampan dan rekannya maju ke hadapan Agler. Tanpa membuang waktu, Agler langsung menunjuk barang-barang yang menjadi pilihannya hari ini. Para pelayan yang bertangan kosong dengan sigap mengambil dan memasang benda-benda tersebut pada Agler.

Ketika semuanya sudah siap, Agler langsung berdiri dan menatap pantulan dirinya di cermin.

Tubuh kekarnya tampak gagah dalam balutan kemeja hitam. Wajah tampan, hidung mancung, bibir tebal, serta otot-otot bisepnya yang menonjol membuat penampilannya semakin sempur—oh, tunggu, dasinya sedikit miring ternyata. Sangat sedikit.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang