TDSB|🍍43. BAD BOTH🍍

3.5K 410 3.2K
                                    

Makasih banyak buat usaha temen2 di bab sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makasih banyak buat usaha temen2 di bab sebelumnya.

Happy reading ❤

🍍🍍🍍🍍🍍🍍🍍


Setelah mengantarkan mommy-nya ke ruang inap dan memastikan Alena mendapat perawatan terbaik, Agler langsung bergegas menemui Aline yang sejak enam jam lalu dikurung di Axcelium.

Diikuti Felix dan Khiel yang sejak tadi tak berani bersuara, Agler berjalan dengan angkuh. Auranya begitu pekat. Tatapannya penuh dendam. Pria itu terlihat berkali-kali lipat lebih menyeramkan. Persis seperti beruang lapar yang siap mengoyak manggsanya.

Untuk menuju Axcelium, Agler harus melewati beberapa sistem keamanan yang super ketat. Tiba disana, Agler sama sekali tidak kaget melihat dua anak buahnya berakhir tragis.

Begitu juga dengan Khiel dan Felix. Keduanya sangat takjub pada dua mayat tersebut yang mati dengan kondisi sangat mengenaskan.

Menurut mereka, itu adalah sebuah karya. Meski tidak dihiasi luka sayatan, dua bola mata yang pecah serta tubuh kaku yang terjepit di antara jeruji besi dengan tulang patah-patah, ditambah mata yang melotot benar-benar sebuah keindahan.

"Nyonya benar-benar sesuatu," ujar Khiel tanpa suara. Felix yang menjadi lawan bicara mengangguk kecil pertanda setuju.

"Urus mereka," titah Agler setelah puas memandangi dua mayat yang mengenaskan di depannya.

"Baik, Tuan."

Tak menunggu lama, Felix dan Khiel langsung membawa dua mayat tersebut pergi dari sana. Meninggalkan Agler yang menatap Aline dengan sorot mematikan.

Wanita itu sedang duduk di pojokan dengan kedua mata terpejam. Tidur, mungkin?

Namun, begitu mendengar suara sepatu berhenti di depannya, kedua mata Aline terbuka.

Mata keduanya bertemu, untuk beberapa detik mereka saling menatap dalam diam. Agler menatap dingin pada Aline. Semakin lama, kebenciannya pada wanita itu semakin meningkat. Seiring itu, kemarahannya juga semakin bertambah tiap detiknya.

Jika kemarin-kemarin jantung Agler berdebar dua kali lebih cepat karena cintanya yang begitu besar pada Aline. Maka hari ini, jantung Agler berdegup kencang karena menampung juataan ton amarah yang siap meledak.

Tidak ada lagi cinta. Tidak ada lagi perasaan sayang. Bahkan Agler sedikitpun tidak khawatir melihat wajah Aline yang penuh lebam. Malah, Agler sudah tidak sabar ingin menambah luka lainnya di tubuh Aline.

Semua perasaan Agler untuk Aline benar-benar telah lenyap setelah Agler melihat dengan mata kepala sendiri rekaman CCTV yang memperlihatkan bagaimana perempuan itu menusuk perut mommy-nya.

Sementara Aline yang menerima tatapan dingin Agler, memilih diam saja. Walau perasaannya gelisah menunggu kematian. Aline berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang