TDSB | 🍍5. REGRET🍍

19.3K 1.1K 179
                                    

Pastikan kalian dalam posisi ternyaman ketika membaca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pastikan kalian dalam posisi ternyaman ketika membaca cerita ini.

Mulai sekarang, Mam udah nentuin jadwal update setiap Rabu dan Sabtu, YUHUUUUU!!!
kalau misalnya gak update, berarti Mam ada kesibukan parah di real life.

Sebelum lanjut baca, spam emot love kuning dulu dong, disini 💛💛

Jangan lupa follow Mammao12, vote dan komen sebanyak-banyaknya, ya, Gengs 😘

DUAR!!!

Agler tersentak dari tidurnya dengan napas yang memburu. Pria itu meraup kasar wajahnya yang basah oleh keringat.

Sial! Mimpi itu lagi.

Semua ini pasti karena penyusup sialan itu. Kalau saja perempuan itu tidak setangguh dan selihai itu dalam melarikan diri, Agler pasti tidak akan mengingat si Nona Kecil yang menyelamatkannya sepuluh tahun lalu. Terlalu banyak berpikir tentang si Nona Kecil, Agler jadi terbawa mimpi.

Sial, sial, sial!

Setelah menyibak selimut dengan kasar, Agler bangkit menuju kamar mandi sambil memijit pangkal hidungnya. Lima menit kemudian Agler keluar, meraih sebotol anggur dan langsung meneguknya dengan mata terpejam erat.

Pikirannya berkelana, kembali membayangkan kejadian sepuluh tahun silam. Sambil menuju salah satu kamar di lantai bawah, Agler menghubungi Jimmy, memberi waktu  lima menit untuk menyiapkan mainannya.

Flashback On

DUAR!!!

Perkataan remaja itu terpotong oleh ledakan besar. Api menyambar dengan hebatnya, meraup habis yacht mewah yang tiga jam lalu dibeli Agler.

Mereka sempat terpisah beberapa saat akibat ledakan besar. Agler panik saat tidak menemukan keberadan gadis gila itu di sekitarnya. Namun, Agler kembali bernapas lega saat perempuan itu memeluk lengannya. Menariknya entah kemana.

"Kita harus menepi atau akan mati beku di tengah lautan. Orang-orang bodoh itu harusnya sudah berada di tempatnya. Ah, sial sekali."

"Bukankah kau punya interpiece?" Tanya Agler dengan bibir gemetar. Cuaca dingin sekali sampai Agler merasa akan beku sebentar lagi.

"Penyihir tua itu terlalu berisik, jadi aku membuangnya. Awas saja nanti, kupastikan ini hari terakhirnya bekerja. Aku akan meminta bosku untuk memecatnya sebagai hadiah."

Di tengah mengigilnya, Agler masih bisa terkekeh mendengar ocehan remaja yang sedang berenang sambil menyeret tubuhnya. Mereka menepi setelah beberapa menit berenang. Ralat, bukan mereka, tapi si Kecil itu, karena Agler tidak bisa berenang.

The DEVIL'S Se(Xy)Cret BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang