⛔ Bocil ❎
⛔ 18+ ✔
Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip dengan penyebab sang iblis terjebak dalam sisi gelapnya.
Sayangnya, Aline tidak mudah untuk ditaklukkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading!
🍍🍍🍍🍍🍍🍍
Sidney, Australia. On the yacht, 16:20 AM, waktu setempat.
SuperYacht bertuliskan 'Axcellion' itu berlayar searah jembatan legendaris yang menjadi penghubung distrik Pusat Bisnis Sidney dan Wilayah Utara. Agler memerintah nahkoda mencari spot terbaik agar megahnya Sidney Opera House dan kokohnya Sidney Bridge terlihat bersandingan.
Keindahan Landmark Australia di ujung senja tidak perlu diragukan. Apalagi ketika matahari terbenam. Selain indah di pandang, kerlap-kerlip lampu yang memantul pada air laut akan memberikan kesan hangat di tengah dinginnya malam. Sangat cocok untuk sebuah makan malam romatis yang sudah Agler siapkan.
Kapal berhenti ketika Agler berjalan pelan menghampiri Aline yang sedang menikmati pemandangan di dek kapal. Chiffon broken whitedress Aline meliak-liak, rambut honey blondenya ikut berterbangan membuat Aline semakin menawan.
Agler tersenyum kecil, merasa bangga memiliki istri seperti Aline. Agler tidak berbohong, makin kesini, kecantikan Aline semakin berseri.
"Kau suka berlayar?" Agler bertanya tepat di samping telinga Aline. Tangannya melilit erat pinggang ramping sang istri. Sedikit merunduk untuk menyimpan dagu di ceruk leher Aline sekaligus menghirup aroma khas wanita itu disana.
"Aku lebih suka menyebur, bertemu hiu lalu berenang bersama."
"Kau bercanda?"
"Aku serius, sensasinya luar biasa."
Agler terkekeh mendengar penuturan Aline. Lihatlah bagaimana berbedanya Aline dengan wanita-wanita manja yang mengejarnya di luar sana. Alih-alih takut Aline malah ingin berenang bersama hiu. Tidak tahan, Agler menarik dagu Aline dan melumat singkat bibir istrinya.
"Lama-lama bibirku akan seperti dendeng sapi." Aline bersungut kesal, membuat Agler terkekeh senang. Tak ayal tangannya merayap ke mana-mana.
Memang benar, hampir tiga minggu ini bibirnya menjadi lahapan Agler. Ah, tidak, tapi seluruh tubuhnya. Aline kadang meringis ngeri saat melihat badannya penuh kissmark di cermin. Tepat setelah menikah hingga sampai hari ini jumlah bercak merah itu terus bertambah. Hilang satu tumbuh lima. Begitu setiap harinya.
"Itu bagus, kau akan terlihat semakin seksi." Suara Agler mulai serak, lembutnya paha Aline memancing gairah Agler.
"Agler, berhenti. Aku sedang tidak ingin melakukannya." Agler mengeram marah ketika Aline dengan berani menyingkirkan tangannya yang akan menyelip masuk dalam celana dalam Aline.
"Lalu apa yang ingin kau lakukan?" tanya Agler.
"Berenang bersama hiu? Sepertinya akan seru."
Suasana berubah menjadi sedikit menegangkan ketika tangan Agler yang awalnya bermain di dada Aline berpindah mencekik Aline.