66

14.6K 1.1K 170
                                    

"Jen"

Jaemin menghampiri Jeno, yang kini tengah berdiri menghadap kaca besar yang berada diruang rawat miliknya.
Memilih berdiri disamping pria yang sama sekali tak merespon akan kehadirannya.

"Kau sudah diizinkan pulang hari ini"

Jaemin mencoba menarik etensi pria pucat itu, namun lagi-lagi tak mendapatkan respon apapun.
Membuang nafas kasar, Jaemin memilih berbalik, hendak keluar.
Namun sebelum benar-benar pergi, Jaemin mengucapkan kata yang mampu membuat Jeno menegang.

"Haechan keluar dari Dream, besok sore dia akan kembali ke Canada"

Jeno langsung berbalik, menatap nanar pintu yang sudah tertutup itu.
Bisakah dia menemui Haechan? Meski inginpun Jaehyun tak akan membiarkannya.

"Apa yang harus aku lakukan Channie?"

🌚🌚🌚


"Sudah selesai sayang?" Haechan mengangguk singkat, Jaehyun menarik tubuh anak itu, lalu menggendongnya koala.

"Besok kita pindah, jangan murung lagi humm" Jaehyun mendusalkan hidung mancungnya pada hidung kecil milik Haechan.
Bibirnya yang tebal berulang kali ia majukan untuk mencuri ciuman kecil dibibir Cherry itu.

Haechan tertawa kecil, tawa merdu mulai mengalun dari mulut kedua pria berbeda umur itu.
Tangannya ia kalungkan dileher kokoh Jaehyun.
Tak ada lagi rasa canggung, keduanya menikmati momen kebersamaan mereka.

"Daddy- "
Dengan lembut jari-jari lentiknya menelusuri rahang tegas pria dihadapannya.
Haechan mendaratkan kecupan kecil pada sisi rahang milik Jaehyun.

"-terimakasih, Haechannie menyayangi Daddy"

Bisikan lirih itu menghantarkan kehangatan tersendiri pada sosok dewasa yang tengah menatap lekat kemanik mata jernih milik bocah itu.

Walau tak ayal, Jaehyun juga merasa sedikit sesak mendengar kalimat tulus dari Haechan.

Setelah apa yang dia lakukan, Jaehyun merasa tak pantas menerima ucapan terimakasih begitu tulus dari bibir kecil Haechan.

Dia menghancurkan kehidupan anak itu, mimpinya, keluarga kecilnya, percintaannya, semuanya.
Tapi sosok polos itu malah berterima kasih padanya?

Tidak! Jangan harap Jaehyun akan lemah dan melepaskan Haechan, itu adalah hal yang sangat mustahil dia lakukan.
Sudah terlanjur basah, dia tak akan ragu untuk langsung menyelam detik itu juga.

"Aku menginginkanmu malam ini sugar"

Bisikan lembut Jaehyun mengantarkan gelenyer aneh pada tubuhnya, Haechan tak bisa menolak.
Entahlah, tapi malam ini dia siap, dia akan mencoba membuka diri, dia akan selalu siap untuk Jaehyun, seperti Jaehyun yang selalu siap untuknya pada setiap kondisi.

Jaehyun melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.

"Daddy?" Haechan bertanya bingung, pasalnya setelah dari meja makan Jaehyun tak melangkah menuju kamar mereka, pria Jung itu malah membawanya kesebuah lorong, yang akan mengantarkan mereka pada ruang kerja dan perpustakaan milik Jaehyun.

Jaehyun tak menanggapi kebingungan Haechan, tangannya sibuk meraba dua bongkahan bulat dibelakang tubuh Haechan selama perjalanan.
Tangan panjangnya terulur, lalu membuka ruang kerjanya sebelum membawa Haechan masuk.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang