(42)

19.9K 1.4K 128
                                    

Keduanya tiba dikorea tepat saat matahari menunjukkan sinarnya.
06.00 AM, Jaehyun melirik bangku disebelahnya.
Haechan nampak masih pulas tertidur dengan selimut yang membungkus hampir 80% tubuh anak itu.
Hanya menyisakan kepala dan satu tangan yang ia keluarkan.

"Bos, mobilnya sudah siap"

Lucas datang bersama beberapa petugas bayaran yang Jaehyun pekerjakan dijet pribadi itu.

"Segera menyusul setelah membereskan semuanya"

Lucas mengangguk sekilas, sebelum menghilang dari hadapan pria pucat itu untuk menjalankan tugasnya.
Yuta dan yang lain akan menyusul kepindahannya kekorea besok, sekarang hanya Johnny dan Lucas yang sudah siap pada tugasnya masing-masing.

Dengan pelan Jaehyun mengangkat Haechan kedalam gendongannya, tak ingin membangunkan anak itu, lalu membawanya menuruni jet yang beberapa jam lalu Lucas terbangkan.

Dingin.

Ya! Bulan November memang identik dengan hawa dinginnya.
Meski tersisa hawa hangat dari musim panas pada siang hari, namun suhu dipagi dan sore hari cenderung rendah, menyebabkan hawa dingin menguar pada kedua waktu itu.
Meskipun tak sedingin Desember yang penuh akan salju, suhu sekarang mampu membuat orang menggigil.

Haechan terlihat mendusalkan kepala jamurnya pada leher Jaehyun.
Beruntung Jaehyun menggendongnya koala, setidaknya dia dapat menyalurkan suhu panas tubuhnya untuk menghangatkan pria mungil dalam gendongannya.

"Beritahu maid untuk menyalakan penghangat ruangan"

Salah satu bawahan Jung hanya mengangguk sebelum terlihat menghubungi seseorang.
Jaehyun masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan, lalu meninggalkan bandara tanpa menimbulkan banyak perhatian.

"Ung "

Haechan menggeliat pelan saat mobil sedikit terguncang, membuahkan tatapan tajam Jaehyun untuk sang supir yang sudah berkeringat dingin ditempatnya.

Perlahan kelopak matanya mengerjap, menatap pada sekeliling.

"Daddy"

Jaehyun menunduk untuk mengamati wajah mungil bayinya ketika baru bangun.
Pria itu tersenyum lalu mengecup pucuk hidung sikecil sebelum memberikan usapan sayang pada punggungnya.

"Tidurlah, perjalanan masih lama sayang"

Bukannya menurut anak itu malah mengangkat kepalanya, lalu memandang keluar jendela mobil yang masih melaju dengan kecepatan sedang itu.

"Ini sudah dikorea???!" Si bocah memekik senang, hendak beranjak dari pangkuan sang dominan, namun dicegah.

"Haechannie ingin bertemu Mommy dan Daddy" anak itu mulai merengek.

Jaehyun memijat pelan pangkal hidungnya, memang menyusahkan jika bayinya sudah merengek begini.

"Sayang, ingat perjanjian kita hm?"

Haechan langsung cemberut ketika mendengar penuturan yang lebih tua.
Dia hanya menundukkan kepala sembari memainkan jari-jarinya yang kecil.

"Pintar, Haechannie nya Daddy lapar hm?"

Haechan mau merajuk, tapi cacing diperutnya sudah berdemo sejak tadi minta diisi makanan.
Dengan wajah merona anak itu mengangguk pelan, dia malu karna perutnya berbunyi cukup keras tadi.

Jaehyun mengambil dua kotak besar susu pisang dan cemilan untuk Haechan, setidaknya anak itu tidak akan kelaparan hingga tiba dirumah nanti.

Haechan dengan rakus menyedot susu pisang yang diberikan Jaehyun, sesekali terbatuk karna tersedak.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang