(23)

20.3K 1.5K 81
                                    

"kau mau kemana?"

Lucas menoleh ketika mendapati kekasihnya terbangun dari tidur.
Pria tinggi itu menghampiri Taeyong dan mendudukkan diri disisi ranjang.

"Kenapa bangun hm? Istirahatlah, keadaanmu belum benar-benar pulih"

Tangan besarnya ia bawa untuk mengusak rambut halus kekasihnya.

Taeyong menggenggam erat tangan besar Lucas, memberikan ekspresi memohon seolah tak mau ditinggalkan.

"Jangan pergi"

Lucas menghela nafas, dia sebenarnya juga tidak ingin, tapi dia harus secepatnya membawa Haechan sebelum Jaehyun menghabisi kedua orang tua anak itu karena muak.

"Hanya sebentar, aku akan memerintahkan Ten dan Jungwoo menemanimu tidur, diluar juga banyak kaki tanganku yang berjaga, tak akan ada yang menyakitimu sayang"

Bujuk Lucas, Taeyong menggeleng kuat, tangannya semakin erat memeluk tangan besar Lucas.

"Jangan pergi Casseu, aku takut"

"Dengar"

Lucas menangkup kedua sisi wajah tirus Taeyong. Tatapannya berubah jadi sangat serius.
Taeyong terenyak, memilih diam mendengarkan.

"Aku harus segera membawa bocah itu kemari, sebelum Jaehyun sendiri yang bertindak, Jaehyun, jika sampai dia turun tangan, akan ada banyak nyawa yang habis sia-sia..

Orang tua anak itu sekarang bahkan berada disel bawah tanah, tanpa diberi makan dan minuman, kau tidak kenal Jung Jaehyun sayang, aku harus segera membawa penawar kegilaan pria itu sebelum dia benar-benar kembali pada sosok nya yang dulu..

Well aku tak masalah soal itu sebenarnya, tapi sekarang aku memilikimu yang harus aku jaga, aku tidak lagi bisa mengabaikan sekitarku dan membahayakan nyawamu"

Taeyong sepertinya melupakan keberadaan orang tua bocah itu.
Tindakan gegabah ya juga secara tak langsung membahayakan nyawa Jeno dan teman-temannya.
Baru kali ini dia merasa salah dan sangat bodoh, dia tidak tau siapa Jung Jaehyun, bahkan kekasihnya sendiri adalah kaki tangan pria itu, yang artinya dia akan berhadapan langsung dengan Lucas jika kemungkinan terburuk soal identitasnya sebagai mata-mata untuk Jeno terbongkar.

"Casseu"

"Ya?" Lucas mendekatkan wajahnya, mengamati wajah pucat Taeyong, bibir pria itu sudah membaik walaupun memar keunguan masih menghiasi ujung bibirnya, tapi itu sudah lebih baik ketimbang pertama kali dia melihat prianya dengan bibir sobek dan darah.

"Jika nanti tuhan memisahkan kita lagi, apa kau bisa berjanji satu hal untukku?"

Lucas ingin protes dengan ucapan aneh kekasihnya, namun tangan kurus Taeyong lebih dulu membungkam mulutnya.

"Berjanjilah untuk melanjutkan hidupmu dengan bahagia"

🌚🌚🌚





"Bagaimana rasa ayamnya?"

Mark bertanya sambil mengamati cara makan Haechan yang berantakan, sesekali pria itu akan mengambil tissue dan mengelap sudut bibir Haechan membuat Jeno menggigit sendok dengan sangat bruntal, beruntung giginya tak rusak.

"Ck! Yang pacarnya itu aku atau kau Hyung?!" Protes Jeno tak terima.

Jaemin sedang menahan tawa dibangkunya.
Sedangkan Mark nampak acuh dan kembali menyuap potongan roti bakar kemulutnya.

"Nono mau?"

Ekspresi wajah Jeno seketika melembut saat Haechan menyodorkan sepotong ayam kedekat mulutnya.
Jeno mengangguk dan menggigit ayam yang Haechan bawa membuat bocah itu memekik senang.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang