(41)

21K 1.6K 198
                                    

Haechan terbangun dengan rasa nyeri teramat pada kedua pergelangannya.
Punggungnya memang sakit, tapi tak lebih sakit dari pada luka yang membengkak dipergelangan tangannya yang diperban.
Agaknya anak itu menyesal sudah memberontak saat diikat, tapi mau bagaimana lagi? Punggungnya terlalu sakit waktu itu.

Cklak

Segera Haechan kembali menutup matanya, berpura-pura tidur saat mendengar pintu terbuka, disertai suara ketukan sepatu yang mendekat kearahnya terbaring.

Haechan merasakan usapan lembut pada rambutnya, diikuti kecupan pada dahi dan pipinya.

Dari aromanya saja Haechan bisa yakin orang yang berada didekatnya ini adalah Jaehyun.
Parfum pria itu terlalu memabukkan untuknya.

"Wake up baby"

Jaehyun mengelus pinggang ramping Haechan berusaha membangunkannya.
Anak itu belum makan dari kemarin, dia tak ingin Haechan sakit.

Really Jung? Bukannya kemarin kau yang tanpa perasaan menyakitinya?
Oke lupakan, itu kan kemarin😉

Haechan masih pada posisinya yang berpura-pura tidur.
Dia malas melihat Jaehyun, dia masih marah dengan apa yang pria itu lakukan padanya.

"Apa aku harus memasang infus saja padamu sayang? Tubuhmu ini butuh asupan"

Jaehyun sepertinya tau jika Haechan hanya berpura-pura tidur, dia terus menghujani wajah anak itu dengan kecupan hingga sang empu yang risih mau tak mau membuka mata.

Jaehyun tersenyum melihat mata bulat itu mengerjap dan mulai terbuka.

Sangat cantik.

Dengan sedikit tenaganya Jaehyun membawa Haechan kedalam pangkuannya.
Haechan tak melawan, pergelangan tangannya sedang membengkak parah ingat? Dia tak ingin menimbulkan luka lebih dari itu.

"Kita keruang makan sekarang"

Jaehyun menggendong Haechan koala, anak itu diam tak berniat melawan sedikitpun.
Kedua tangannya yang diperban terlihat menjuntai kebawah dengan pasrahnya.
Selain karna sakit, Haechan juga malas menggantungkannya pada leher Jaehyun.

Menyadari posisi bayi digendongannya Jaehyun berinisiatif meletakkan satu tangannya dipunggung si kecil, menjaga agak anak itu tak terhuyung kebelakang ketika nanti ia menuruni tangga.
Sedangkan satu lagi berada di pantat Haechan, mengangga tubuh mungil itu.

"Siapkan makan malam"

Jaehyun berhenti sejenak untuk berbicara pada kepala pelayan.
Lalu melanjutkan langkahnya menuruni tangga.

Haechan menyerngit bingung saat dirinya malah dibawa ke taman belakang mansion, bukannya ruang makan.

Jaehyun mendudukkan diri disalah satu bangku taman, dengan Haechan dipangkuannya.

"Masih tidak ingin bicara sugar?"

Haechan sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan Jaehyun, dia masih marah.

"Baiklah tak apa"

Jaehyun dengan hati-hati menyentuh kedua tangan Haechan, lalu mengecup tepat pada lukanya yang diperban.

"Daddy akan menjadi tanganmu selama dua tangan indah ini tidak bisa digunakan"

Jangan luluh.. jangan luluhh.. dia itu jahat!

Rapal Haechan dalam hati, matanya masih memandang acak, kemana saja asal tidak pada Jaehyun.

Jaehyun tersenyum, senyum tipis yang entah kenapa menarik perhatian Haechan untuk sedikit meliriknya.
Tangan besar pria itu dengan lembut membelai rahang si kecil, lalu menangkup wajahnya untuk ia arahkan agar menatapnya.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang