(38)

19.9K 1.4K 85
                                    

"selamat atas pernikahanmu"

Johnny menoleh ketika sosok Jaehyun tepat berada dihadapannya.

"Kau kapan menyusul?"
Johnny sedikit melirik Haechan yang hanya mengerjap polos disamping Jaehyun.

"Secepatnya, setelah dia besar"

"Ah ternyata kau sadar jika dia masih kecil, lalu kenapa kau sering sekali memasukinya tuan Jung?"

Jaehyun mendelik tak suka saat mendengar kalimat penuh cibiran Johnny.
Wajah Ten sudah merah padam karna mengerti arah pembicaraan para pria dewasa itu.
Sedangkan bocah disamping Jaehyun hanya mendongak sembari menatap polos kearah Daddynya.

"Apanya yang dimasuki Daddy?" Tanya Haechan polos.

Jaehyun memijat pelipisnya, seharusnya dia tak perlu menemui Johnny, lihat sekarang, pria tengik itu meracuni otak bayinya.

"Tak apa sayang, bukan masalah penting, ayo kita pulang, katanya Haechannie mengantuk hm?"

Si bocah gembul seketika melupakan pertanyaan yang sempat menggantung diotaknya tadi, lalu menunjukkan senyum cerahnya kearah Jaehyun.

"Ayo pulang Daddy"

Jaehyun tersenyum tipis, lalu merangkul pundak si kecil.

"Hadiahnya aku letakkan dihalaman belakang rumahmu"

Setelah mengatakan itu Jaehyun benar-benar pergi dari pesta itu diikuti beberapa pengawalnya.

"Aku jadi penasaran hadiah apa yang dia berikan"

Feeling Johnny sudah tidak enak sejak tadi, segera saja dia membawa istri mungilnya menuju halaman belakang.

Benar saja, disana sudah terdapat satu kotak dengan ukuran sangat besar, mungkin sebesar satu buah mobil, dengan pita besar yang mengikatnya.

"Woahh besar sekali"

Berbeda dengan Johnny yang nampak was-was, Ten malah terlihat begitu antusias melihat kado besar itu.

"Hyung ayo bukaaa"

Seperti anak kecil, Ten merengek pada Johnny sambil mengayunkan lengan kekar pria itu.

"Err babe" Johnny menelan ludah dengan susah payah.

"Ayolah Hyung!! Bukaaa ya?" Mohon Ten.

Okey karna Seo Johnny adalah bagian dari PSB (Persatuan Seme Bucin) dia menurut saja.

Dengan hati-hati dia menarik pita yang menjuntai kebawah itu, dan boom..

Keempat sisi kotak itu seketika terbuka, membuat ribuan botol lubricant didalamnya menggelinding berserakan.

Salah satunya sempat menggelinding cukup jauh hingga sampai dikaki Ten.

Ten berjongkok dan mengambil botol itu, lalu membaca tulisan yang terdapat dibotol.

"Lubricant.."

Johnny sudah menggeram rendah dengan wajah memerah melihat hadiah pemberian si brengsek Jung itu.

"Bedebah itu, dia membelikanku pelumas untuk seumur hidup"

Johnny melirik Ten, Ten ikut menoleh, dan seketika wajah pria mungil itu merona.

"Sayang"

"Tidak mauuu"

Johnny reflek menghindar ketika kepalanya hampir terkena lemparan botol lubricant dari istri mungilnya itu.
Sedangkan istri kecilnya sudah melarikan diri sejak tadi.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang