(50)

20.7K 1.3K 113
                                    

Jaehyun dengan tergesa menjinjing tubuh Haechan dibahunya.
Mengabaikan teriakan si kecil yang minta diturunkan.

"Daddy Haechannie bisa jalan sendiri" pekik si kecil lagi.

Haechan merasa mual dan sedikit pusing, karna Jaehyun mengangkatnya dibahu pria itu.
Membuat kepalanya terayun-ayun seiring langkah Jaehyun menuju kamar mereka.

Jaehyun meletakkan tubuh bayinya sepelan mungkin pada ranjang besar miliknya setelah tadi mengunci pintu kamar mereka.

Dia tak akan membiarkan Haechan kabur dan mengelak lagi, tak akan pernah.
Dia sudah cukup tersiksa selama perjalanan pulang, dengan kondisi jalan yang tak selalu mulus.
Apalagi posisi Haechan berada dipangkuannya, membuat pantat bulat itu terus bergesekan dengan penisnya yang sudah mengeras sedari tadi.

Jaehyun menindih tubuh kecil bocah kesayangannya itu, sebelum mendaratkan ciuman pada bibir mungil Semerah Cherry milik Haechan.
Melumat dan menggilasnya habis, dia benar-benar ingin memakan Haechan sekarang.

"Hahh ahh hahh" nafas Haechan terengah saat Jaehyun melepaskan pagutan mereka.

Jaehyun menatap Haechan dengan pandangan penuh puja, membuat bocah itu malu setengah mati.

"Cantik, kau cantik sekali sayang"

Anak itu memalingkan wajah, tak berani menatap ke manik mata sang dominan.

"Sayang"

Haechan bergeming, Jaehyun kembali mendaratkan kecupan-kecupan kecil pada permukaan wajah Haechan.

"Jung Haechan"

Blush

wajah Haechan seketika memerah saat Jaehyun memanggilnya demikian disituasi seperti ini.
Sungguh mulut Jaehyun itu sangat beracun ketika dalam mode cheese.

"Tatap aku sayang"

Haechan mau tak mau menoleh, memberanikan diri untuk menatap kemanik sekelam malam milik pria yang mengungkungnya.

Pipinya terasa begitu panas, Haechan yakin sekarang wajahnya sudah seperti saus cabai karna terlalu merah.

"Bolehkah?" Jaehyun mengecup bibir Haechan, membuat anak itu terkesiap.

Ini pertama kali Jaehyun meminta izin ketika ingin bercinta dengannya.
Biasanya pria itu kan langsung menerjang tanpa mau mendengar ucapan Haechan sebelumnya.
Haechan merasa begitu spesial sekarang.

Pipinya yang sudah merah semakin merah saja, dengan malu-malu Haechan menganggukkan kepalanya.

Jaehyun tersenyum, lantas kembali menyatukan kedua belah bibir mereka dalam ciuman panas.
Tidak ada yang Jaehyun tahan-tahan lagi sekarang.
Haechan tau benar prianya ini sudah sangat bergairah.
Bahkan suaranya yang berat terdengar lebih berat, menggelitik Indra pendengarannya, menandakan hasrat pria Jung itu sudah berada dipuncak.

Jaehyun melumat rakus bibir kecil yang sudah membengkak parah itu, bibir Haechan selalu terasa seperti ini, manis bagai coklat meleleh yang begitu candu bagi Jaehyun untuk terus menikmatinya.

Haechan melenguh, dan Jaehyun tak menyia-nyiakan momen itu.
Dia memasukkan lidah terlatihnya pada mulut si bocah.
Mengobrak-abrik isi mulut anak itu dengan tangannya yang mulai aktif menggerayangi tubuh Haechan.

Jaehyun melepas ciumannya, lalu menyingkap kaos kebesaran yang Haechan pakai, dan dengan mudah melepaskannya lalu membuangnya kesembarang arah.

Mulut panasnya mulai kembali aktif menciumi dan meninggalkan jejak panas pada setiap jengkal kulit yang ia cumbu.
Menyerang leher dan bahu kekasihnya hingga menimbulkan banyak kissmark.
Jaehyun tak peduli jika itu akan menimbulkan noda pada tubuh Haechan, toh dia memang berniat memunculkan spekulasi soal hubungan mereka.
Justru lebih baik jika publik tahu.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang