(22)

19.9K 1.5K 84
                                    

Haechan menggeliat dan meregangkan badannya yang kebas saat sinar matahari mengenai wajahnya.

Mata bulat itu perlahan terbuka, mengerjap beberapa kali sambil menguap kecil merasakan hawa kantuk masih menguasainya.

Pemandangan pertama yang ditangkap netranya ketika membuka mata adalah wajah damai Lee Jeno, kekasihnya yang terlelap dengan posisi telungkup dan kepala miring menghadap kearahnya.

Mata bulat itu mulai bergerak-gerak acak, mengamati betapa sempurnanya pahatan tuhan yang tercipta didepannya itu.

Mata sipit dengan bulu mata panjang dan lentik yang masih terpejam, hidung manjung yang besar, juga bibir menawan sewarna peach alami.

Ide jahil muncul dikepala sibocah gembul, dengan cepat ia bangkit dan menindih tubuh besar Lee Jeno.

Si korban seperti mati saja, tak merasakan bobot berat dari makhluk gembul diatasnya.

"Nono-ya"

Rengek Haechan, tangannya dengan jahil memainkan setiap helai rambut tebal Jeno.

Sret

Brugh

Haechan memekik kaget saat tubuhnya tiba-tiba ditarik dan dibanting kekasur, pelakunya dan lain dan tak bukan adalah Lee Jeno yang sekarang berada diatasnya, tengah mengungkung tubuh kecilnya dengan tatapan tajam.

"Kena kau beruang kecil"

Setelah mengatakan itu Jeno menggelitik pinggang si bocah gembul, membuat anak itu menjerit dan bergerak-gerak bruntal sambil tertawa.

Jeno ikut tertawa menyaksikannya, beginilah cara Jeno menunjukkan setiap rasa sayangnya.

Bukan dengan kata-kata romantis ala pria dewasa dan berhubungan sex.
Baginya melihat si kecil tertawa tanpa beban lebih utama.

Jeno menghentikan tindakannya menggelitik si kecil saat bocah itu merengek dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Dengan segera Jeno bangkit dari atas tubuh gembul kekasihnya, dan memangku anak itu.

"Nono Hyung jahat" pekik si kecil dengan bibir yang mencebik lucu.

Jeno masih saja dengan tawanya, lalu mendaratkan banyak kecupan diwajah Haechan yang sudah memerah.

"Huwaaa pipi Channie nanti hilang"

Haechan menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri secara bruntal, agar Jeno tak dapat menciumnya.

"Baby pudu"

"Bear!!" Pekik Haechan lagi.

Jeno terkekeh gemas, ditariknya kedua pipi bulat berisi itu berlainan arah.

"Menggemaskan sekali baby pudu ini"

"Ishhh tidak mau pudu! Pudu jelek tidak imut!"

Jeno menggigit pipi Haechan kelewat gemas dengan tingkah si bocah gembul.

"Kata siapa pudu tidak imut hm?"

Haechan nampak berfikir sembari memandang keatas, jari telunjuknya ia gunakan untuk mengetuk-ngetuk dagunya.

"Ung kata renjunnie"

Jeno reflek merotasikan mata, sepertinya ia harus segera menjauhkan Haechan dari renjun sekarang, kadal China itu memiki pengaruh yang buruk untuk bayi gembulnya.

"Jangan percaya, kadal China itu hanya iri pada pudu milik Hyung ini"

Jeno kembali menghujani wajah Haechan dengan kecupan.

Haechan memekik keras, hingga membangunkan semua orang yang berada dirumah kecil itu.

Brak!

"Yak! Pelankan suaramu!"

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang