(54)

17.1K 1.2K 139
                                    

Paginya Jaehyun datang ke sekolah Haechan.
Kehadiran Jaehyun yang mendadak tentu saja membuat para dewan dan pengurus sekolah itu kalang gabut.
Seperti tengah kedatangan badai, padahal si pembuat onar nampak biasa saja.

Jaehyun masuk keruang kepala sekolah diikuti Kun dibelakangnya.
Ya, dia harus membuat keterangan ijin tidak masuk untuk bayinya, minimal satu Minggu lah sampai keadaan si bocah membaik.

"Selamat pagi tuan Jung"

"Pagi" jawab Jaehyun singkat, tak terlalu berminat menanggapi kepala sekolah itu.

"Apa yang membawa anda kemari tuan?"kepala sekolah terus bertanya dengan nada terlampau ramah dan senyum yang nampak menjijikan Dimata Jaehyun.

"Jung Haechan, dia tidak akan masuk sekolah untuk seminggu kedepan, aku ingin kau menangani absensinya"

"Baik itu mudah dilakukan, tapi jika boleh tau apa yang membuat Haechan tidak masuk?"

"Apa kau perlu bertanya padaku?" Sang kepala sekolah seketika bungkam.

Jung idiot Jaehyun dan tentramennya yang buruk.

"Lakukan saja tugasmu sesuai perintahku pak Kang, urusan Haechan itu bukan urusanmu"

Sang kepala sekolah hanya mengangguk patuh.
Jaehyun bangkit meninggalkan ruang kepala sekolah bersama bawahannya.

"Jika bukan bos sudah ku depak dia dari sini" gerutu sang kepala sekolah jengkel.

"Kun, antar aku kembali ke mansion, setelah itu kau ambil berkas-berkas dikantor yang perlu aku periksa lalu bawa padaku"

Kun mengangguk, dia lega, setidaknya dia tak harus menggantikan Jaehyun mengurusi pekerjaan pria itu.

Jaehyun adalah pemimpin yang bertanggung jawab, dia tak pernah mengabaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya, meski dalam situasi apapun.

Itu yang membuat Kun betah bekerja bersama Jung, selain karna gajinya yang besar, meskipun agak 'kejam' Jaehyun itu benar-benar pria yang bertanggung jawab.

.

.


.

.

"Makanlah tuan muda"

"Tidak mau" Haechan melipat tangannya didada.
Dia sebal sekali, ketika bangun tadi tak mendapati Jaehyun disampingnya.
Padahal biasanya setiap pagi Jaehyun yang akan selalu membangunkannya dengan memberikan morning kiss.

Uhh mengingat itu wajah Haechan mendadak memerah.
Dihadapan bocah itu ada dua maid yang berusaha membujuknya makan.
Sedangkan dipojok ruangan Lucas dan Yuta nampak merotasikan mata.

Lucas baru pulang dari Jepang semalam, dan harus kembali ditugaskan untuk menjadi baby sitter bocah keras kepala itu.

"Hoamm" Lucas menguap, dia bosan sekali melihat adegan bujuk membujuk antara para maid dan sibocah keras kepala.

"Makanlah bocah, kau ingin badanmu seperti dia?"

Lucas menoleh kearah Yuta saat menyebut 'dia'

Iya yang dimaksud Lucas adalah badan kurus Yuta.
Padahal jika dibuka, tubuh yang terlihat kurus itu dipenuhi otot yang terbentuk sempurna.

Yuta melirik sebal kearah pria Hongkong itu.
Namun tak ingin menanggapi, kambali asik menyaksikan si bocah yang tengah merajuk.

"Haechannie mau diet, kan beberapa bulan lagi Haechannie comeback" ucap si bocah.

Jungwoo yang berdiri disamping Lucas terkikik geli.
Astaga anak itu ingin diet katanya? Tapi tadi dia merengek minta cup cake coklat padanya.

"Haechannie, Hyung punya cup cake coklat, kau mau tidak?"

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang