(44)

18.5K 1.4K 213
                                    

"Tuan Jung Jaehyun berada dikorea sekarang"

Jung Seung-woo nampak biasa saja ketika mendengar kabar dari kaki tangannya tentang keberadaan sang adik.

Ya, Jung Seung-woo dan Jung Jaehyun lahir dari ayah yang sama, tapi berbeda ibu.

Jung Seung-woo adalah putra mahkota dikeluarganya, anak yang selalu dibangga-banggakan ayah dan kakek mereka melebihi Jaehyun.

Jaehyun tumbuh menjadi remaja dingin dengan hati sekeras batu.
Tidak dengan Seung-woo yang nampak begitu hangat, dan sempurna diluar namun licik didalam.

Keduanya selalu bersaing sejak kecil, usia yang hanya terpaut satu tahun menjadikan kedua bersaudara itu selalu bersanding untuk mendapatkan kepercayaan ayahnya.

Hingga puncaknya tiba, saat itu Jung Seung-woo keracunan makanan, dan jadwal penjagaan kedua putra mafia itu jatuh pada ibu Jaehyun.

Tuan Jung yang menganggap istri keduanya lalai akhirnya menghukum mati wanita itu.
Tak menghiraukan Jaehyun kecil yang menangis memohon agar ibunya diampuni.
Jangan tanya dari mana lahirnya darah dingin pada kedua pria itu.
Ayahnya adalah satu-satunya yang patut disalahkan untuk seluruh sikap buruk pada kedua putranya.

Licik, Jaehyun bersumpah melihat kilatan dan senyum licik dari ibu keduanya.
Ya wanita itu memang bisa menerima kehadirannya dan menyayanginya layaknya Seung-woo, tapi tidak dengan ibunya.
Jaehyun tau benar bahwa ibu keduanya sangat membenci ibunya.

Jaehyun hidup dengan seluruh amarah, dendam dan kebencian pada dirinya.
Membuatnya menjadi pria hebat diusianya yang terbilang masih muda saat itu.

Tidak seperti Jung Seung-woo yang meneruskan tahta orang tuanya.

Jung Jaehyun berdiri dan membangun sendiri kelompoknya, dengan bantuan dua sahabatnya Yuta dan Johnny Seo yang memilih mengabdikan diri mereka pada Jaehyun.
Menjadikan kelompok baru itu berkembang pesat dibawah kepemimpinan Jaehyun, bahkan kini setara dengan kelompok yang ayahnya jaga turun-temurun dulu.

"Apa aku harus menyapa adikku itu? Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihatnya"

Seperti ibunya, Jung Seung-woo sangat licik dan pandai memanipulasi keadaan.
Dia akan nampak sangat baik diluar, dan menikam ketika musuhnya lengah.

Park Chanyeol nampak terkekeh, dia tahu betul apa yang dimaksud oleh atasannya itu.

"Anda ingin mengirimkan hadiah?"

Seung-woo menyesap wine digelas yang berada ditangannya, lama dia terdiam, menikmati citra rasa dari minuman berwarna pekat itu.

"Nanti saja, ini belum waktunya"

"Papa"

Jung Dong Pyo, anak yang Seung-woo adopsi dari panti asuhan 13 tahun lalu.
Anak itu tumbuh menjadi remaja manis dengan tubuh moleknya, yang membuat Seung-woo kerap sekali lepas kendali dan berakhir melecehkan anaknya sendiri.

Yap anggap saja hubungan incest anak dan ayah, tapi masa bodoh, toh keduanya menikmati.

Dongpyo mendudukkan pantat berisinya pada pangkuan 'papa'nya.
Kedua tangan mungilnya mengalung erat dan menggoda pria yang memangkunya untuk segera menerkamnya.

Tak seperti Jung Haechan yang sangat Jaehyun jaga kepolosannya.
Dongpyo bersikap berkebalikan, memiliki sifat binal dan penggila sex.

"Kenapa sayang?"

Seung-woo tentunya tak keberatan sedikitpun, dia justru sangat menyukai ketika bayinya itu bertingkah nakal seperti ini.
Dongpyo menggesekkan pantat berisinya sensual pada kejantanan Seung-woo yang masih terbalut celana bahan, membuahkan geraman rendah dari pria yang memangkunya.

Tak sedikitpun merasa malu dengan kehadiran Chanyeol yang masih berdiri disana.
Bagi pria manis itu, bercinta dipublik jauh lebih menantang.

"Papa, dingin sekali" rengek Dongpyo, namun tak sedikitpun menghentikan aksinya membuat kejantanan Seung-woo ereksi sempurna.

"Apa maumu kelinci nakal?"

Dongpyo menggambar pola abstrak pada dada bidang Seung-woo, sebelum membisikkan kata-kata sensual pada dominannya itu.

"Hangatkan pyo papa"

Seung-woo meremat pantat berisi itu sedikit keras, membuahkan desahan nyaring yang sengaja Dongpyo keluarkan untuk menggoda asisten papanya itu.

"Ayo kita selesaikan ini baby"

🌚🌚🌚






I

ni kesekian kalinya Jung Haechan membolak balikkan posisi tidur.
Entah kenapa dia merasa tak tenang.
Disampingnya Jaehyun sudah terlelap dari tadi, lagi pula ini jam 2 malam, siapa juga yang kurang kerjaan untuk melihatnya yang tidur dengan posisi berantakan seperti itu.

"Kenapa bear, kau lapar?"

Suara bariton Jaehyun seketika menghentikan pergerakan si kecil.
Anak itu diam, sambil memandangi wajah Jaehyun yang matanya masih tertutup.

"Apa Daddy mengigau?" Haechan menggaruk pipinya.

"Siapa yang mengigau?"

Haechan nyaris berteriak karna kaget ketika Jaehyun tiba-tiba membuka mata dan menarik tubuhnya untuk mendekat.

"Ssst pelankan suaramu sugar, ini Daddy, bukan hantu"

Haechan mengerjap beberapa kali, meyakinkan diri sendiri bahwa kini yang tidur disampingnya benar-benar Jaehyun.

"Daddy tidak tidur?"

"Daddy tidur sayang, tapi tidak lama karna Daddy tau kau merasa tak nyaman, ada apa ?"

Jaehyun membawa bayi beruang itu untuk mendusalkan wajah didada bidangnya.
Haechan menjadikan lengan Jaehyun sebagai bantal, sedangkan tubuh gembulnya ia miringkan untuk dapat memeluk Daddynya seperti guling.

Yap, guling eksklusif yang hanya dia seorang yang punya.

"Tidak tau, Haechan tidak bisa tidur" adu si kecil.

Jaehyun tersenyum, tangannya yang Haechan buat bantal tergerak untuk mengelus helaian halus rambut sewarna madu itu.

"Haechannie tadi sudah minum susu?"

Haechan mengangguk, rutinitasnya yang satu itu tidak mungkin ia lupakan, karna setiap mendekati jam tidur pasti ada saja maid yang datang membawa segelas susu untuknya.

"Lalu kenapa tidak bisa tidur hm? Lapar?"

Haechan kembali menggeleng, Jaehyun menghela nafas melihatnya.

Sepertinya ini bukan soal makanan, Haechan hanya belum terbiasa ditempat baru.

"Besok Daddy akan mengubah desain kamar ini sesuai kamar kita yang ada di Vancouver"

Haechan mendongak, menatap Jaehyun dengan binar polos miliknya.

"Huh kenapa?"

Jaehyun dengan pelan membelai pipi bulat bayinya itu, sehalus mungkin tak ingin membuat Haechan tak nyaman.

"Karna Daddy ingin kau nyaman dirumah barumu"

Setelah mengatakan itu satu kecupan Haechan terima dibibirnya.
Sebelum diikuti ciuman-ciuman lain yang menjalar ke seluruh permukaan wajahnya.

"Daddyy isshhh"

Haechan mendorong wajah Jaehyun, membuat sang empu tertawa begitu lepasnya.
Baginya apapun yang dilakukan Haechan adalah hal yang menggemaskan.
Bahkan jika bayi gembul itu memecahkan guci antik seharga triliunan won Jaehyun mungkin hanya akan tersenyum dan berkata.

"You're so cute"

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang