(49)

17.1K 1.4K 91
                                    


Haechan mulai kembali aktif di Dream.
Mencoba abai pada Jeno, yang terus memandanginya.
Bukan tak ingin lagi kenal dengan pria itu, Haechan sadar, kedekatannya dan Jeno mungkin saja membahayakan nyawa pemuda tampan dengan eye smile menawan itu.

Jaehyun itu kejam, well, Haechan pernah merasakan sendiri kemarahannya, dan dia tak ingin orang lain terkena imbasnya apalagi itu karna dirinya.

Beberapa kali Haechan nyaris tersandung kakinya saat memperagakan koreo baru yang lumayan sulit menurutnya, terlebih sudah hampir 6 bulan dia Hiatus dari dunia tari.
Badannya terasa kaku, mungkin setelah ini akan timbul lebam-lebam disekujur kakinya, ah molla.

Sret

Haechan limbung nyaris membentur lantai, beruntung ada Jeno yang menahan pinggangnya.
Pria itu menatap Haechan dengan khawatir.

"Kau tak apa"

"Hu'um, aku baik-baik saja Hyung" Haechan melepaskan tangan Jeno dari pinggangnya, lalu melirik Yuta yang menatapnya dalam diam disudut ruang latihan.

Jaehyun benar-benar tak membiarkannya sendiri.

"Ayo ulang lagi!" Bentak Lay Coach dance mereka.

Semuanya kembali pada formasi awal, lalu mulai menari mengikuti koreo yang sudah coach dance mereka ajarkan.

"Okey istirahat 30 menit"

Haechan merebahkan tubuhnya dilantai, diikuti Jisung dan Chenle.

Memang hanya mereka bertiga yang dulu sering tergeletak tak tau tempat.
Jaemin bersama Renjun memilih menepi, duduk dengan bersandar lalu saling berbagi makanan ringan.

Haechan jadi ingat dulu dia dan Jeno selalu menggukan waktu istirahat untuk bercengkrama dan mengobrol banyak hal.
Tapi sekarang semuanya berbeda.

Haechan memejamkan mata, mencoba menghalau air mata yang sebentar lagi akan keluar.
Dia merindukan Jeno sungguh, meski sekarang dia sudah bersama Jaehyun.

Bayangkan, bagaimana jika kalian menjadi Haechan?
Sudah bersama sejak trainee, menjalin hubungan dan saling tergantung satu sama lain dalam kurun waktu bertahun-tahun, lalu tiba-tiba harus berpisah.
Bukan karena tak saling mencintai, tapi keadaan yang memaksa mereka untuk mengakhiri hubungan demi melindungi satu sama lain.

Haechan berjengit dan membuka matanya saat merasakan dingin dipipi bulatnya.

Dia mendongak, mendapati Jeno yang berjongkok di sampingnya.
Senyum itu, sama seperti dulu, Jenonya tak sedikitpun berubah.

"Minum dulu Bear"

Haechan merasakan dadanya mulai sesak saat sekumpulan emosi yang selama ini ia pendam rapat-rapat membuncah tumpah ruah.
Rasa rindu dan cinta yang selama ini dia pendam untuk pria bermata sipit itu.
Semuanya seakan melebur detik itu, Haechan memalingkan wajah saat merasakan matanya memanas.

Lalu sedikit mengusap matanya, tak ingin Jeno melihat air matanya.

"Gumawho Hyung"

Haechan tersenyum tulus, memperlihatkan dua gigi kelincinya yang menyembul lucu.

Jeno terpaku melihat itu,  Haechan.. Haechannya kini dihadapannya.
Haechan yang selama ini ia rindukan berada didepannya, ini nyata bukan ilusi.
Tapi entah, rasanya sulit sekali untuk merengkuh tubuh itu seperti dulu.
Serasa ada benteng yang memberi sekat mereka agar tak lagi bersinggungan.

"Minumlah" akhirnya hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir tipis Jeno.

Haechan mengangguk, membuka tutup botol air mineral itu.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang