(58)

16.1K 1.2K 89
                                    

"Aaaaa"

Haechan membuka mulutnya lebar-lebar didepan Cha Eunwoo, pemeriksaan rutin.

"Good, seperti itu" Cha Eunwoo mengamati dinding-dinding mulut bocah gembul dihadapannya, dengan bantuan senter khusus untuk melihat setiap luka sariawan dimulut si bocah.

"Ini sudah lumayan membaik, apa masih perih Haechannie?" Tanya Eunwoo.

"Masih sedikit" Eunwoo mengangguk singkat, lalu memberi instruksi pada bocah itu untuk kembali membuka mulut.

Aroma nafas Haechan benar-benar segar dipenciumannya, seperti sedang dihadapkan dengan seorang bayi dengan bau mulut khas mereka yang manis.
Eunwoo mengambil obat, lalu meneteskannya di Cattonbat, sebelum mengoleskannya secara perlahan pada luka-luka kecil yang hampir memudar itu.

"Perih?" Tanyanya

Haechan menggeleng, biasanya bocah itu akan menangis keras setiap Eunwoo harus mengoleskan obat tetes itu membuat Jaehyun kelimpungan untuk menenangkan si bocah.
Tapi kali ini sepertinya perkataan Eunwoo benar, luka itu sudah sedikit membaik.

"Apa kau sudah selesai mengobatinya?" Jaehyun sedari tadi menahan kesal melihat Eunwoo temannya yang terlihat terlalu dekat dengan kekasihnya.
Dia benci ketika melihat pemuda itu mendekatkan wajahnya pada Haechan untuk memeriksa sariawan bocah itu.

Dia benar-benar tidak suka, apalagi ketika melihat ekspresi Eunwoo yang seakan menikmati aroma mulut bocah manis miliknya.
Ingin rasanya Jaehyun mencekik pria itu.

"Sudah"

"Jika seperti itu kau boleh pergi" usir Jaehyun.

Eunwoo mendelik sebal, pria Jung itu memang terlalu possesive.

" Baby "

"Nde?" Si bocah bangkit dari posisi duduknya.
Hampir saja menabrak tubuh Eunwoo didepannya yang sedang memasukkan peralatan dokternya membuat Jaehyun mendelik.

"Hati-hati sayang, nanti kau bisa jatuh"-hati-hati sayang, nanti kau terkena virus jika bersentuhan dengan Eunwoo.

Haechan mengerucutkan bibirnya.
"Mian" ucap anak itu lirih sembari memainkan jari-jarinya yang kecil.

Jaehyun menghampiri bocah itu, menatap sekilas pada Eunwoo yang membungkuk sebelum meninggalkan ruangan itu.

"Jadi, kemana kita hari ini?"

"RUMAH JOHNNY AHJUSSI" teriak Haechan membahana kerna kelewat senang.

Minggu lalu dia batal pergi kesana karna Jaehyun tak mengizinkannya, sekarang si bocah tak mau tau, dia harus kesana.

Well, Ten sudah mengirimi dia pesan tiap hari bahwa pria Thailand itu menunggu kehadirannya.

Tidak sepenuhnya tepat jika alasan Haechan ingin cepat-cepat kesana adalah karna merindukan pria manis itu, dia hanya tergiur ketika Ten berulang kali menyebutkan daftar makanan yang pria itu masak, terlebih iming-iming cookies coklat kesukaannya dari Johnny.
Haechan tak ingin menolak

Ekspresi Jaehyun seketika datar saat mendengar jawaban kelewat riang dari bocah dihadapannya.
Dia mengambil ponsel disakunya, mengetikkan pesan pada Kun, untuk mengurus kantor sementara.

Karena dia akan mengambil cuti hari ini.
Bos juga perlu bersenang-senang okey?

"Okey Daddy akan ikut denganmu"_ ide buruk

Haechan menggigit kuku jarinya antara kesal dan pasrah.
Jaehyun ikut, itu artinya dia tak akan dibiarkan bergerak bebas, ah dia merasa semakin sebal saat melihat senyum berlesung pipi milik dominannya.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang