Bismillah, semoga tembus 50 vote! Aamiin... Yuk bisa yuk....
.
.
.
.Hanya dua hari saja Risha meliburkan diri setelah pernikahannya. Tidak ada honeymoon yang akan terjadi, tidak seperti layaknya pengantin baru, menikmati waktu berdua, jalan-jalan dan lainnya. Pernikahannya berbeda dengan orang-orang di luar sana. Sedih? Tentu ia merasa sedih, Risha sama seperti wanita lainnya, ada sebuah pernikahan impian yang ia inginkan dan harapkan namun sayang ia rasa itu tidak akan tercapai sebab, pria yang menjadi suaminya tidak menyukainya, tidak mengharapkan kehadirannya sebagai seorang istri.
Terima dan jalani hanya itu yang bisa Risha lakukan. Menerima setiap jalan kehidupan yang sudah Allah rancang. Mengikuti alur kehidupan yang sudah menjadi takdirnya tanpa harus mengeluh.
"Kopinya, Mas." Risha meletakan secangkir kopi di depan Arya. Setelah membuat kopi, Risha ikut duduk di kursi meja makan. Menikmati sarapan pagi yang sudah Bibi siapkan untuk mereka.
Dengan cepat Risha menghabiskan sarapannya. Selesai sarapan, ia langsung berpamitan pergi ke kampus.
"Mas, aku berangkat dulu."
"Naik apa?"
"Di jemput Dinda, tenang saja, aku ada beribu alasan kenapa ada di sini. Assalamualaikum," ucap Risha lalu pergi meninggalkan Arya yang masih menikmati sarapannya.
"Rumah siapa, We?" tanya wanita bernama Dinda.
Risha menutup pintu mobil. "Rumah baru, lebih dekat sama kampus. Berangkat."
"Sudah beneran sembuh?"
"Iya tapi masih kurang enak badan," ucap Risha terpaksa berbohong. Ia berasalan sakit padahal ia tidak sakit hanya saja saat ini hatinya yang sakit dengan kenyataan pahit.
"Syukurlah, kelas sepi gak ada kamu. Anak-anak pada nyariin."
"Ahaha ... rupanya ada juga yang merindukanku. Tumben si Riri gak ikut, dia kuliah kan?"
"Dia di antar jemput pacar baru."
"Widih. Siapa?"
"Namanya Zeen, anak fakultas ekonomi."
"Gak kapok pacaran tuh anak, sering di sakiti cowok tetap aja pacaran."
"Mungkin pakai ilmu kebal. Ada kabar untuk kamu, entah kabar buruk atau kabar baik bagi kamu."
Risha menatap Dinda lalu kembali menatap ke depan. "Apa?"
"Cinta pertama kamu kuliah di tempat kita."
"Siapa?"
"Rayan."
"Hahah ... bukan dia cinta pertamaku! Lagian itu hanya cinta monyet. Kamu menyebut namanya mengingatkan ku tentang masa lalu. Lucu, gak berani bicara langsung tapi malah surat-suratan. Tapi itu bukan sebenar-benarnya cinta ya, gak pernah ada perasaan apa-apa sama dia."
Dinda tertawa mendengarnya. Ia masih ingat bagaimana sahabatnya itu di tantang untuk mempunyai pacar saat jaman SMP. Semua teman-temannya mempunyai pacar sedangkan Risha ia tidak memiliki hingga akhirnya di jodohkan dengan pria bernama Rayan dan di berikan tantangan untuk menjalani hubungan dengannya. Hingga akhirnya mereka berdua jadian namun anehnya, mereka sama-sama memiliki perasaan malu hingga tidak berani bertemu dan ngobrol layaknya orang pacaran, mereka ngobrol hanya lewat surat sesekali bertemu tapi tidak berbicara.
"Gue ingat banget hahah ... pacaran konon tapi gak berani bicara."
"Itu gara-gara kalian ya, kalau gak di ancam gak bakalan mau."
"Dan sampai sekarang Lo betah banget menjomblo. Gak bosan?"
"Enggaklah, aku bahagia dan aku menikmatinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Risha Dan Misi (Tamat)
Teen Fiction15+ (romantis+comedy) Sinopsis Risha Syaqila, seorang wanita cantik berumur 21 tahun. Di umurnya yang masih dibilang muda, ia menikah dengan seorang Dosen yang menjadi incaran para mahasiswi, Dosen yang terkenal dengan ketampanan yang dimiliki. Kare...