Hampir!

11.8K 972 37
                                    

Malam terasa sangat sunyi, apalagi keberadaan villa jauh dari jalan raya dan keramaian. Risha dan sahabatnya baru saja selesai bakar-bakaran, mereka sudah merasa kenyang dan ingin segera tidur. Keadaan sudah mulai sepi, mereka sudah masuk ke dalam kamar masing-masing, setelah di pastikan semua masuk kamar, baru Risha dan Arya memasuki kamar mereka.

"Mas," ucap Risha memecahkan keheningan.

Arya menoleh ke arah Risha. "Apa?"

"Aku nagih tawaran kamu." Risha menatap Arya yang sedang bersandar di kepala ranjang.

"Yang mana?"

"Mencium aku," jawabnya. "Aku sudah siap lahir batin loh Mas."

Arya mengerinyit. "Siapa nawarin?"

"Kan tadi Mas yang nawarin." Risha mengusap tangan Arya. Wanita itu menggodanya.

Arya terdiam sejenak menatap Risha. Mungkin sudah saatnya ia memenuhi nafkah yang selama ini belum pernah ia berikan. Mungkin sudah saatnya mereka layaknya pasangan suami istri.

Perlahan Arya mendekati wajah Risha. Kedua pasangan itu saling bertatapan dengan jarak yang semakin mendekat sehingga mereka sama-sama merasakan hembusan napas.

Jantung Risha semakin berdebar kencang, Risha hanya bisa meremas selimutnya agar rasa grogi itu hilang. Hingga wajah Arya semakin dekat Risha langsung memejamkan matanya. Tidak lama kemudian, Risha merasakan benda kenyal yang menempel di bibirnya. Hanya kecupan namun lama kelamaan Arya melumat bibir Risha dengan lembut. Risha terdiam merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan. Jantungnya sudah berdegup lebih kencang dari tadi.

Selama ini ia berusaha menahan hasratnya untuk tidak menyentuh Risha. Ia pria yang normal, mana mungkin ia tidak tergoda dengan apa yang selama ini Risha lakukan menggodanya menguji keimanan Arya. Selama ini Arya tersiksa setiap kali Risha memakai baju yang seksi di depannya apalagi wanita itu sengaja untuk menggodanya, hanya saja Arya belum siap melakukan itu, bahkan menerima Risha pun ia belum bisa.

Arya merubah posisinya yang kini sudah berada di atas Risha. Saat Arya ingin bertindak lebih jauh, Risha membuka matanya dan menahan tangan Arya.

Kening Arya berkerut mungkin ia tidak mengerti kenapa Risha malah menahannya.

"Ma-maaf, Mas ba-baru tadi dia datang," ucap Risha terbata-bata.

"Siapa?"

"Bulan. Maaf ya, Mas."

Arya yang mengerti maksud Risha langsung menjauh. Ada rasa bersalah menghampiri Risha.

"Nanti kalau bulannya sudah pergi," lanjutnya.

"Mungkin belum saatnya. Tidurlah," Arya beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

"Ya Allah, hampir saja misi itu tercapai namun kenapa di saat yang tidak tepat?" Risha menyentuh dadanya. Jantungnya masih saja berdebar-debar padahal Arya sudah pergi.

Sudah lama Risha menanti saat itu namun, di saat Arya siap Risha tidak bisa karena halangan. Risha merasa bersalah Arya gagal mendapatkan hak nya Risha gagal mencapai misinya.

"Mas," ucap Risha saat melihat Arya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. "Habis mandi ya?"

"Panas," jawabnya sambil menggosok rambutnya dengan handuk.

"Gak dingin mandi malam-malam? aku aja merasa dingin apa AC nya yang bermasalah ya? tapi dingin kok." Risha menatap AC. "Mas, terima kasih ya."

"Terima kasih apa?"

"Sudah menciumiku. Aku senang Mas, aku bahagia," ucapnya.

Arya merasa bersalah karena selama menikah ia tidak pernah mencium Risha ia terlalu kaku dan tidak ingin berbuat apa-apa layaknya pasangan suami istri.

Risha Dan Misi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang