Merancang Misi

12.7K 1.1K 23
                                    

Risha baru saja menyelesaikan tugasnya, ada banyak sekali tugas yang ia kerjakan dan itu akan di kumpul besok hari. Kini rasa ngantuk mulai menghampiri.

"Kira-kira Mas Arya sudah tidur belum ya? kapan bisa tidur satu kasur? kapan bisa seperti pasangan suami istri di luar sana? Hem apa aku gak pantas ya merasakan itu semua? Kamu tidak boleh menyerah! Kamu harus bisa menaklukkan hati Mas Arya, kamu harus bisa membuatnya jatuh cinta, kamu harus bisa meraih rumah tangga impian itu. Sebaiknya aku rancang misi berharap suatu hari nanti misi itu akan Allah kabulkan. Bismillah aja dulu." Risha mengambil buku catatannya. Kemudian ia mulai menulis apa yang ingin ia capai untuk kedepannya.

Risha terdiam sejenak sambil memikirkan apa yang ingin ia rancang. "Pertama membuatnya jatuh Cinta, menggodanya, mandi bersama, dinner romantis, jalan-jalan berdua. Apalagi ya? buat anak bareng, tidur bareng. Astagfirullah, mesumnya dirimu Risha!"   ucap Risha menggelengkan kepalanya mengusir pikiran kotor itu.

"Untuk saat ini cuma itu. Bismilah, semoga berhasil!" Hanya ada beberapa misi namun baginya hal itu tidak mudah, ia harus berjuang sendiri demi mempertahankan rumah tangganya dan memperbaiki keadaan. Ia berharap suatu saat nanti apa yang saat ini ia rencanakan sama dengan apa yang Allah rencanakan.

Risha mendengar suara deru mesin mobil. Ia langsung menuju jendela dan menatap orang yang baru saja datang.

"Mas Arya dari mana ya? malam-malam seperti ini keluar." Risha berlari keluar kamar menuju lantai bawah untuk menemui Arya.

"Mas," ucap Risha yang sudah ada di belakang Arya yang sedang duduk di sofa.

"Hem," responnya.

"Mas dari mana?"

"Gak perlu tau dan jangan bertanya!" Arya bangkit dari duduknya. Ia berlalu pergi meninggalkan Risha.

Risha mengelus dadanya sambil berucap sabar. Nanti ia akan terbiasa dengan jawaban yang selalu menyakitkan dari Arya.

"SATE!"

Risha mencoba memperjelas pendengarannya.

"Bi, mau ke mana?"

"Beli sate, Non."

"Itu orang jualan sate?"

"Iya, Non."

"Sate apa, Bi?"

"Ayam ada, kambing juga ada."

"Yang jualan bukan hantu kan, Bi?"

Wanita itu terkekeh mendengar pertanyaan Risha. "Bukan, Non manusia kok."

"Kirain hantu, jualan tengah malam sih. Belikan aku ya, Bi."

"Baik, Non."

"Pakai uang Bibi aja dulu, nanti saya bayar."

"Iya, Non. Tunggu ya."

Risha mendaratkan pantatnya di sofa. Sambil menunggu sate ia menyalakan tv sebagai teman di kala bosan. Tiba-tiba film yang saat ini ia tonton film yang bergenre romantis, seketika Risha merasa baper dan ingin di perlakukan layaknya wanita yang ada di film itu.

"Ah, kapan bisa seperti mereka ya? bagaimana rasanya ciuman? Astaghfirullah ... Sadar Sha!" Risha menepuk pipinya agar tidak terlalu berkhayal lebih.

Risha menutupi matanya. "Astaghfirullah! Belum cukup umur."

"Astaghfirullah, Non." Bibi di belakang ikut beristighfar melihatnya.

"Bi, tutup mata! gak boleh liat," ucap Risha.

"Nona lucu, nonton ini tapi gak boleh liat."

"Gak sengaja, Bi. Sudah selesai belum adegannya?"

"Sudah, Non. BI Jana mana, Non?"

Risha Dan Misi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang