Pagi ini, Risha pergi ke kampus bersama Gina dan pagi-pagi sekali wanita itu sudah ada di rumah mereka. Syukurnya Gina tidak sempat menyusul Risha ke kamar andai saja terjadi, bisa-bisa Gina akan tahu bahwa Risha dan Abangnya pisah kamar.
"Mas, aku berangkat."
"Ya. Jangan ngebut nyetirnya, Gin."
"Iya, Bang aman. Abang gak ke kampus kan?"
"Iya," jawab Arya.
Risha baru ingat hari ini sampai dua hari ia tidak akan bertemu Arya di kampus karena pria itu full ada di kantor alias tidak mengajar.
Setelah berpamitan dengan Arya, Gina dan Risha langsung pergi menuju kampus.
"Sha," ucap Gina saat ia sudah masuk ke dalam mobil.
"Apa?"
"Gimana rasanya menikah?"
"Hem, biasa aja sih."
"Bahagia dong pria idaman akhirnya jadi suami."
"Alhamdulillah, Gin hanya itu yang bisa aku ucapkan. Oh iya, jangan kasih tau mereka ya tentang pernikahan ini."
"Mereka gak tau?"
"Iya, Mas Arya yang minta."
"Kok di sembunyikan sih?"
"Entahlah, aku juga nurut aja. Gin, Mas Arya pernah pacaran?"
"Sepertinya gak pernah sebab, Abang gak pernah mengenalkan ceweknya ke kami."
"Yang di sukai?"
"Gak tau juga sih. Kenapa nanya ini?"
"Gapapa kok, aku takut aja Mas Arya punya pacar."
"Gak mungkin sih, Sha. Kamu tenang saja." Gina mengusap tangan Risha. "Abangku baik kan?"
"Baik tapi cuek."
"Hahah ... Abang memang seperti itu. Lihatlah bagaimana jika dia mengajar di kelas, ekspresinya datar, dingin. Ku harap kamu sabar menghadapi sifatnya."
Risha terdiam mendengar ucapan Gina. Bersabar, memang itu yang harus ia lakukan, bersabar dengan keadaan yang ia hadapi. Hanya Gina satu-satunya orang yang tahu bahwa Risha menyukai Arya, hanya Gina orang yang paling nyaman saat curhat di bandingkan dengan sahabat-sahabat lainnya.
Sesampainya di kampus, mereka berdua langsung menuju kelas. Suasana kampus sudah cukup ramai, mahasiswa yang kelas pagi sebagian sudah datang.
"GINA!"
"Pasti itu Mak lampir," ucap Gina tanpa membalikkan badannya.
"Akhirnya pulang juga lo. Kirain gak balik lagi," ucap Dinda.
"Balik lah. Gak enak juga lama-lama di sana."
"Nih anak kenapa cemberut?" tanya Riri menatap Risha.
Gina ikut menatap Risha. "Kenapa, Sha?"
"Gapapa, kurang semangat," jawabannya. Gina yang paham apa maksud Risha terkekeh. Risha seperti itu karena tidak ada Arya di kampus.
"Tumben, apa yang bisa membuat kamu semangat, hem? Gue panggilkan Rayan, mau?"
"Enggak!"
"Rayan siapa?" tanya Gina.
"Mantan terindah," jawab Riri
"Bukan, Gin bukan."
"Jadi gini ceritanya, Gin Risha dulu pernah pacaran tapi mereka gak pernah bertemu karena sama-sama malu, kalau ngobrol ya lewat surat, gue sama Dinda jadi pengantar surat mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Risha Dan Misi (Tamat)
Teen Fiction15+ (romantis+comedy) Sinopsis Risha Syaqila, seorang wanita cantik berumur 21 tahun. Di umurnya yang masih dibilang muda, ia menikah dengan seorang Dosen yang menjadi incaran para mahasiswi, Dosen yang terkenal dengan ketampanan yang dimiliki. Kare...