Bukan Sandiwara

14.3K 902 29
                                    

Risha dan Arya baru saja sampai di kediaman Harto. Mereka berdua bersama-sama melangkah memasuki rumah. Terdengar suara musik dari dalam rumah.

"Eh, Risar datang," ucap Linda tersenyum manis.

"Siapa Risar?" tanya Alana berhenti bernyanyi.

"Risha Arya."

"Bunda sudah punya singkatan untuk kami. Asik banget nyanyi, Risha boleh ikut?"

"Sini, Nak."

"Bun, Papa masih ada?" tanya Arya.

"Ada di kamar."

Arya melangkah menuju kamar sang Papa dan Risha menghampiri Linda dan Alana yang sedang karaokean.

"Ini mikrofon untuk Kak Risha." Alana menyodorkan mikrofon pada Risha.

"Terima kasih."

"Kamu mau lagu apa, Sha?" tanya Linda.

"Rossa, malam pertama."

"Ulu ... ulu ... lagunya."

"Alana suka lagu itu, Kak."

"Ngerti maksudnya?" tanya Linda.

"Ngerti dong. Lagu yang bagus dan liriknya mengandung makna yang keren. Ya, seharusnya kita tidak memberikan apa yang seharusnya tidak kita berikan pada lelaki yang bukan suami kita."

"Bagus, kamu mengerti dan paham. Jangan sampai rayuan maut lelaki membuat kita para kaum wanita mau dan rela menyerahkan diri kita apalagi tidak ada ikatan halal. Maraknya pacaran membuat para wanita juga dirugikan, kenapa? Karena mereka begitu mudahnya memberikan keperawanan mereka demi sang pacar, banyak para wanita sekarang kehilangan keperawanan itu. Tidak hanya itu, mirisnya lagi, kasus hamil diluar nikah juga semakin meraja rela seakan seks diluar nikah hal yang biasa dan wajar terjadi. Alana, ingat kata-kata Kakak ini, lelaki yang baik tidak akan merusak wanita yang ia cintai, jika itu terjadi percayalah itu bukan cinta melainkan nafsu!"

Alana mengangguk paham. "Iya, Kak Alana akan selalu ingat."

"Jangan seperti itu ya, Nak," ucap Linda.

"Iya, Bun. Insya Allah gak akan. Alana tahu batasnya, Bun." Alana langsung memutarkan lagu yang Risha minta.

"Takkan pernah ku menyalahi cinta, yang ku jaga hanya untuk satu kasih, yang terakhir dan yang pasti untuk selamanya, kesetiaan kan teruji. Ku tak mau menyerahkan semua di awal
Bila belum ada satu kepastian
Suatu kesalahan bila kau mencintaiku
Hanya untuk malam pertama. Semuanya ..." Risha berteriak sambil meloncat.

"Malam pertama kan ku serahkan Segala cintaku yang hanyalah untukmu Dan kuingin kau menghargai. Sebagai kepatuhan bukan kepuasan semata. Cintaku bukan karena hayatku
Kuingin semua terjadi dengan restu
Dalam pelukan tersenyum penuh arti
Jangan pernah ada ucap perpisahan."

Alana ikut bernyanyi mengiringi Risha bahkan wanita itu lebih hafal daripada Risha. Arya yang melihat mereka menggelengkan kepalanya, ia tersenyum melihat Risha yang sangat bersemangat menyanyikan lagu itu.

"Risha," ucap Arya.

"Iya, Mas?"

"Saya mau ke kampus dulu, nanti sore saya jemput."

Risha berlari menghampiri Arya lalu mencium punggung tangan suaminya. "Iya, Mas. Hati-hati dan cepat pulang, Sha takut."

"Takut kenapa?"

"Rindu, Mas," jawabnya sambil menyenggol lengan Arya.

Arya terkekeh mendengarnya. "Kalau rindu telpon." Arya mengedipkan matanya.

Risha Dan Misi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang