Ada Apa Dengan Risha?

9.9K 792 48
                                    

Hari ini adalah hari pernikahan Rina, hari yang dinantikan oleh keluarga, termasuk Rina. Kini ia sudah menemukan jodohnya, pria yang tidak pernah ia sangka akan bersatu dalam ikatan pernikahan. Pria yang ia anggap teman ternyata dialah jodoh pilihan Allah, meski ia pernah mengharapkan pria lain menjadi pendampingnya namun, sekarang Rina sudah mulai bisa menghapus perasaannya dan mulai menerima Dimas dalam hidupnya.

Rina terlihat sangat cantik hari ini, baju berwarna putih yang melekat di tubuhnya mempercantik penampilannya. Dan sekarang Rina sudah duduk persis di belakang Dimas, detik-detik menuju halal.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rina Salina binti Yuda dengan mas kawin tersebut tunai!" jawab Dimas dengan suara yang lantang.

"SAH?"

"SAH!" jawab semua orang.

Risha bahagia, akhirnya sang Kakak  menemukan jodohnya, tinggal Rama yang sampai sekarang masih betah sendiri dan sibuk dengan pekerjaannya.

Arya? Pria itu tersenyum kecut menatap Rina, entah apa yang sedang pria itu rasakan, menyaksikan orang yang pernah ia cintai menikah.

"Mungkin seperti ini yang kamu rasakan saat aku menikah dengan adik mu, atau mungkin lebih menyakitkan dari apa yang aku rasakan," lirih Arya sambil mengusap wajahnya.

Tanpa Arya sadari dari tadi Risha memperhatikannya yang duduk di sebrang sana. Ia merasa suaminya itu tidak bahagia apalagi ekspresi wajah Arya datar dan selalu menatap Rina. Risha berusaha menepis pikirannya itu, ia tidak ingin berprasangka buruk.

Risha memejamkan matanya, ada perasaan aneh yang kini ia rasakan tidak hanya itu, ia merasa kepalanya pusing dan ingin memuntahkan isi perutnya. Dengan cepat Risha beranjak bangun dari duduknya dan berjalan pelan melewati orang-orang.

Huek ... huek ...

Risha memuntahkan isi perutnya, kepalanya berdenyut hebat membuatnya ingin terjatuh namun dengan cepat Risha memegang dinding agar tidak terjatuh.

Setelah mencuci mulutnya, Risha duduk di kursi yang ada di dapur, sambil mengumpulkan tenaga untuk kembali ke keramaian.

"Ada apa dengan diriku ini? ah ... rasanya sakit banget kepala ini. Apa efek kelelahan?" ucap Risha menerka-nerka, sebab, dua hari ini ia sangat sibuk di rumahnya, ikut mempersiapkan acara untuk hari ini.

Risha menuang secangkir air putih untuk menghilangkan rasa mual. Setelah minum, Risha melangkah menuju kamarnya, ia rasa ia tidak sanggup berkumpul dengan orang banyak, ia ingin beristirahat dan tidur agar ia tidak merasa sakit.

Mereka belum sadar bahwa Risha tidak ada di ruangan itu. Bahkan Arya pun tidak sadar pria itu setia menatap sepasang suami-istri yang baru saja resmi menikah.

"Alana, kamu liat Risha?" tanya Ella.

"Al gak liat, Bu. Iya ya, Kak Risha gak ada," ucap Alana ikut menatap sekelilingnya.

"Kemana tuh anak."

"Ayo seluruh keluarga berfoto dulu."

Ella berdiri lalu menghampiri Rina dan Dimas, di samping mereka juga ada orang tua Dimas yang sudah bersiap-siap untuk berfoto.

"Sekarang giliran keluarga mempelai wanitanya dulu."

"Ma, Risha mana?" tanya Rina

"Nah itu dia, dari tadi Mama gak liat. Ar, kamu lihat Risha?"

Arya melirik orang-orang namun, ia tidak menemukan Risha. "Gak Ma, bukankah tadi dia duduk di belakang Mama?"

"Iya, kirain kamu liat dia pergi."

"Arya cari dia dulu." Arya mencari Risha ke dapur namun, ia tidak menemukan keberadaan Risha. Kemudian ia membuka kamarnya dan melihat, Risha tengah terbaring di atas kasur dengan mata yang terpejam.

"Sha, Risha kamu kenapa?" tanya Arya menatap Risha.

Risha yang merasa di panggil membuka matanya dan menatap Arya. "M-mas?" ucap Risha pelan.

"Kamu kenapa? Kenapa tidur?"

"Sha pusing, Mas."

"Astaghfirullah, wajah kamu juga pucat. Kita ke Dokter ya," pinta Arya.

Risha menggelengkan kepalanya. "Sha gapapa, Sha hanya butuh istirahat. Mas, gih ke dapan, Sha gapapa sendiri, jangan kasih tahu Mama atau Kak Rina Risha sakit, Sha gak mau mereka sedih." Nada bicara Risha pun sangat pelan, Risha tengah menahan rasa sakit yang ia rasakan.

"Saya tidak akan meninggalkan kamu, izinkan saya tetap ada di sini menemani kamu." Arya menggenggam tangan Risha.

Tik...

Darah keluar dari hidung Risha, membuat Arya tersentak kaget melihatnya. "Astaghfirullah, Sha kamu mimisan. Ya Allah Sha." Arya panik melihat hidung sang istri keluar darah.

Risha mengusap hidungnya dan ternyata benar, ia mimisan. Risha kembali mengusap hidungnya yang membuat darahnya terkena mulut dan pipinya. Tangannya gemetaran menatap tangan yang terkena darah itu. "Da-darah?"

"Astaghfirullah ya Allah. Sha kita harus ke rumah sakit!" Arya ingin mengangkat Risha namun Risha malah menahannya.

"Gak Mas, Sha gak mau. Sha mau di rumah aja, jangan ajak Sha ke rumah sakit."

Arya membersihkan darah itu menggunakan baju yang ia pakai. Air mata keluar dari pelupuk matanya, ia tidak sanggup menahan air matanya untuk tidak keluar melihat kondisi Risha.

"Ma-maafkan, Sha Mas," lirih Risha.

Arya membersihkan tangan Risha yang terkena darah, darah di hidung Risha juga semakin banyak. Namun, tiba-tiba tangan yang Arya pegang terasa lemah, Arya menatap Risha yang sudah memejamkan matanya.

"RISHA!" Tanpa membuang waktu lama, Arya langsung mengangkat tubuh Risha. Ia harus membawanya ke rumah sakit.

"Astaghfirullah, Risha!" Ella terkejut melihat hidung Risha berlumuran darah dan hal itu menghebohkan para tamu undangan. Keadaan berubah menjadi tegang.

"Risha kenapa, Ar?"

"Ya Allah."

"Astaghfirullah, Risha kenapa?"

Arya melewati mereka semua tanpa menjawab pertanyaan dari orang-orang. Rina menangis menatap sang Adik di gendong oleh Arya, ia merasa ada sesuatu yang buruk yang terjadi. Siapa sangka, Risha yang tadi sangat aktif dan baik-baik saja sekarang lemah tidak berdaya. Tadi Rina merasa sangat bahagia namun, hanya beberapa menit kebahagiaan itu terganti dengan kesedihan.

Arya memasukkan Risha ke dalam mobilnya Gina yang sedari tadi ada di belakang ikut masuk ke dalam mobil Arya menemani Risha.

"Apa yang terjadi, Bang?"

"Tadi dia mengeluh sakit kepala, terus mimisan dan pingsan."

"Astaghfirullah. Cepat Bang tapi harus hati-hati," ucap Gina panik.

Arya mengemudi dengan kecepatan tinggi. Ia ingin segera sampai rumah sakit. Gina yang ada di belakang selalu mengingatkan Arya untuk hati-hati.

Sampai di rumah sakit, Risha langsung ditangani oleh Dokter di ruang IGD. Arya dan Gina tidak di perbolehkan untuk masuk dan terpaksa menunggu di luar.

"Semoga tidak terjadi apa-apa ya Allah," lirih Arya.

Tbc

😭😭😭 Risha ... sad ending atau happy ending?
.
.
.
Saya akan kembali jika sudah rame✌️
.
.
.
See you

Risha Dan Misi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang