Satu Minggu sudah waktu berlalu. Lalu, bagaimana keadaan Risha? wanita itu kembali sakit, sudah empat hari ia terbaring lemah di atas kasur. Ia masih berada di rumah Fira, wanita itulah yang merawat dan menjaganya. Tinggal bersama orang baik hal yang paling Risha syukuri. Fira sudah seperti malaikat penolong yang Allah kirimkan untuk menolongnya, sungguh Risha merasa sangat beruntung.
Risha masih hidup, hanyut di sungai hanyalah akal-akalan Radit agar keluarga Risha tidak lagi mencarinya dan mereka percaya bahwa Risha sudah meninggal padahal, Risha masih ada di kampung yang jauh dari kota. Risha tidak bisa pulang, apalagi dengan kondisinya yang sangat lemah seperti sekarang, ia tidak bisa pulang, bahkan memberikan kabar pada keluarganya pun tidak bisa karena tidak ada sinyal di kampung itu.
"Minum obat dulu, Sha." Fira membawa secangkir air putih.
Risha tersenyum tipis, Fira sangat baik padanya, ia rasa ia tidak bisa membalas kebaikan yang Fira lakukan selama ini.
Risha mengambil obat, lalu memasukkannya kedalam mulutnya kemudian meminum air yang Fira berikan. "Makasih, Kak."
"Iya, istirahat lagi ya."
"Sebenarnya aku bosan rebahan mulu, ingin jalan-jalan."
"Gak boleh, kamu harus istirahat. Apa kata Nani? Keadaan kamu sangat memperihatinkan, kandungan kamu sangat lemah, Sha. Kamu harus banyak istirahat, hanya itu yang bisa kamu lakukan. Jangan banyak pikiran yang membuat kamu stres Kakak tahu kamu pasti mengkhawatirkan keluarga kamu, tapi jangan terlalu di pikirkan kamu cukup doakan mereka semoga mereka baik-baik saja."
"Iya, Kak. Terima kasih Kak dan maaf aku merepotkan Kakak."
"Kamu selalu bilang terima kasih, mungkin sudah lebih seratus kali kamu mengatakan itu."
"Kak," ucap Galih di luar sana.
"Iya, Gal?"
"Galih membawakan buah apel untuk Risha."
"Sebentar. Tutupi kepala kamu dengan selimut, Sha."
Risha langsung menutupi kepalanya tanpa hijab dengan selimut.
"Masuk."
Galih membawa tiga apel yang baru saja ia petik di kebun tetangga.
"Aaa ... apel?"
"Iya dong. Aku mendapatkannya dari tetangga."
"Tapi kamu izin kan ngambilnya?" tanya Fira.
"Iya dong, masa Galih mencuri."
"Makasih, Gal. Akhirnya bisa makan apel," ucap Risha.
"Lihat, bahagia banget dapat apel. Masih segar karena baru petik dari pohonnya."
"Ini pertama kalinya makan apel segar. Sekali lagi terima kasih, Gal."
"Iya, sama-sama."
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Siapa ya, Kak?" tanya Galih.
"Gih kamu temuin."
Galih pergi meninggalkan kamar.
"Kakak cuci apelnya dulu, ya."
"Iya, Kak."
Fira melangkah menuju dapur membawa tiga apel itu.
"Eh, Kakak? Akhirnya Kakak pulang," ucap Fira terdengar sampai kamar Risha.
"Kamar Kakak di tempati seseorang, Kak," ucap Galih.
"Siapa?"
"Tamu," jawab Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risha Dan Misi (Tamat)
Teen Fiction15+ (romantis+comedy) Sinopsis Risha Syaqila, seorang wanita cantik berumur 21 tahun. Di umurnya yang masih dibilang muda, ia menikah dengan seorang Dosen yang menjadi incaran para mahasiswi, Dosen yang terkenal dengan ketampanan yang dimiliki. Kare...