Kesempatan

12.3K 1K 23
                                    

Arya baru saja sampai di rumah orang tuanya Risha. Setelah urusan di kantor selesai Arya langsung menuju rumah Risha. Ia yakin Risha ada di sana jika tidak di rumah orang tuanya kemana lagi Risha pergi.

"Assalamualaikum, Ma."

"Wa'alaikumussalam. Eh, Arya."

"Sehat, Ma?"

"Alhamdulillah, Mama sehat. Risha ada di kamar, Ar demamnya semakin tinggi, Mama suruh ke rumah sakit dia gak mau."

"Risha sakit, Ma?"

"Loh, kamu gak tau?"

"Saya ke kamar dulu, Ma."

"Iya, Ar."

Arya langsung menuju kamar Risha.

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Risha sedang tertidur. Benar, wajahnya sangat pucat wanita itu benar-benar sakit.

Karena tidak ingin mengganggu, Arya duduk di kursi yang ada di kamar Risha sambil menatap wajah Risha. Ada perasaan sedih, ia sadar sudah menyakiti wanita itu, ia sadar sudah menggores luka yang teramat dalam di hati wanita itu. Perasaan bersalah sudah mulai menghantuinya semenjak malam tadi.

Beberapa menit sudah Arya di kamar akhirnya Risha membuka matanya setelah hampir lima jam tertidur.

"Ma-mas? benarkah ini, Mas?" tanya Risha tidak percaya Arya ada di kamarnya.

"Iya saya. Ada sesuatu yang kamu inginkan?" tanya Arya.

Risha tersenyum bahagia, saat membuka matanya ada sosok Arya di kamarnya. "Gak ada, Mas."

"Sha, maaf." Hanya itu yang mampu Arya ucapkan. "Maaf atas kejadian malam tadi, maafkan saya," sambungnya.

"Iya, Mas. Maaf juga aku sudah berani meninggikan suaraku."

"Itu hal yang wajar karena kamu marah. Maafkan saya," ucapnya tulus.

"Iya, Mas."

"Kamu mau apa? minum? makan?"

Risha menggelengkan kepalanya. "Aku cuma mau Mas ada di sini."

"Iya, saya akan ada di sini."

"Terima kasih, Mas." Risha tersenyum manis.

Arya menghampiri Risha lalu duduk di kasur. "Saya boleh menyentuh kepala kamu? cuma ingin memastikan apakah badan kamu masih panas."

"Boleh, Mas. Mau nyentuh yang lain juga boleh," jawab Risha terkekeh. Saat sakit pun ia bisa bercanda.

"Eh. Badan kamu panas banget. Gak mau ke Dokter?"

"Sudah di periksa Bang Rama tadi."

"Kalau gitu ke rumah sakit."

"Gak, aku takut jarum suntik. Besok pasti sudah sembuh."

"Risha. Eh, maaf," ucap Rina yang tidak tahu bahwa ada Arya di dalam.

Arya kembali duduk seperti semula.

"Ini obat tambahan untuk kamu, harus di minum jangan di buang! itu pesan Bang Rama. Jika besok panas gak turun, dengan terpaksa kamu harus ke rumah sakit!" ucap Rina.

"Iya, Kak."

"Ingat pesan Kakak! Arya, kalau sudah waktunya Risha minum obat kamu harus perhatikan dia, dia bisa membuangnya bukan meminumnya."

Arya mengangguk mengiyakan permintaan Rina.

"Ya udah Kakak keluar. Gak enak lama-lama di kamar. Silakan kalau mau ngapain aja," ucap Rina sembari terkekeh.

Risha Dan Misi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang