Perlahan, keadaan Risha sudah sangat membaik. Hari ini hari pertamanya kembali ke kantor setelah seminggu lebih tidak hadir, syukurnya kantor itu milik ayah mertuanya sehingga tidak masalah ia tidak hadir dalam lebih dari seminggu. Masih ada sekitar satu bulan lagi masa magang nya di kantor itu.
"Jangan terlalu lelah ya." Sudah kesekian kalinya Arya mengatakan itu, sampai-sampai Risha enek mendengarnya.
"Iya Mas sayang, Sha masih ingat kok pesan Mas. Jangan banyak pikiran, banyakin minum air putih, kalau lelah istirahat ke ruangan Mas, apalagi ya? Oh iya, kalau bisa duduk aja, jangan jalan-jalan," ucap Risha.
Arya terkekeh mendengarnya, ternyata istrinya masih ingat pesan-pesannya. "Bagus kalau begitu. Vina, jangan biarkan istri saya bekerja berat."
"Iya, Pak."
"Saya masuk dulu."
"Iya, Mas. Semangat suamiku." Risha melambaikan tangannya.
"Syukurlah, kamu sudah kembali."
"Alhamdulillah, Kak. Kakak apakabar?"
"Saya sehat. Kamu sudah benar sehat nih?"
"Alhamdulillah, Kak. Gak enak di rumah mulu apalagi banyak hari-hari yang terlewatkan di kantor."
"Ah, tidak masalah. Kamu kan lagi sakit. Duduk."
Risha duduk di kursinya.
"Oh iya, kamu sudah gak dapat kiriman bunga lagi, selama kamu gak ada, gak ada juga kiriman bunga."
"Nah itu yang ingin Sha kasih tau. Ternyata yang ngirim bunga itu orang yang menculik Sha."
"Hah? Dia yang menculik kamu? Siapa?"
"Namanya Radit, Kak sahabat Sha sendiri yang melakukan itu."
"Ya Tuhan! sahabat kamu? Itu tidak pantas jadi sahabat kamu! beraninya dia menyakiti kamu dan menculik kamu."
"Sha juga gak nyangka, dia nekat melakukan itu karena diam-diam menyukai Sha dan dia gak rela Sha sudah menikah."
"Pantesan dia melakukan itu. Sabar ya."
"Iya, Kak. Kak, dekat sini ada minimarket?"
"Ada, dekat banget. Mau apa?"
"Tiba-tiba Sha mau makan es krim mochi, ugh ... membayangkannya aja sudah ngiler."
"Pagi-pagi makan es?"
"Heem, tiba-tiba ingin banget. Sha mau ke minimarket dulu ah. Eh, Mas..."
"Apa Sha?"
"Sha mau ke minimarket beli es mochi, boleh?"
"Biar saya yang belikan. Mau berapa, hem?"
"Dua atau tiga."
"Cuma segitu?"
"Kalau Mas mau beliin banyak juga gapapa, Sha mau banget."
"Baiklah, saya cari dulu. Ada yang kamu inginkan lagi?"
"Itu aja, Mas. Jangan lama-lama ya."
Arya mengusap kepala Risha. "Iya, sayang. Saya pergi dulu."
"Iya, Mas."
Arya melangkah pergi meninggalkan mereka.
"Sabar sayang, Ayah lagi nyariin es mochi nya," ucap Risha mengusap perutnya.
Vina mengerutkan keningnya menatap Risha. "Kamu hamil kah?"
"Hehe ... iya Kak."
"Wah ... selamat ya, sebentar lagi jadi Ibu. Pantas saja tiba-tiba mau mochi ternyata lagi ngidam, hem..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Risha Dan Misi (Tamat)
Teen Fiction15+ (romantis+comedy) Sinopsis Risha Syaqila, seorang wanita cantik berumur 21 tahun. Di umurnya yang masih dibilang muda, ia menikah dengan seorang Dosen yang menjadi incaran para mahasiswi, Dosen yang terkenal dengan ketampanan yang dimiliki. Kare...