Jadi Honeymoon!

266 8 0
                                    

Helloowww epriwan!!!

Pa kabar kaliaaann??

Maapkeun saya yaa 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️
Niat pengen di tamatin, tapi pas baca ulang jadi pengen di lanjut lagi.. 🤦🏻‍♀️
Kan macam ABG labil saya...

Maap yaa, dan kalo kalian masih mau baca ini saya mau bilang kalian luar biasa!!
Terimakasih jugaa

Happy reading semuanya!!



******
Seminggu sudah terlewati, Serena dan suaminya sudah kembali ke rumah. Nathan dan keluarga kecilnya juga sudah 2 hari lebih dulu berada di rumah besar keluarga Trisna.

Gavin juga sudah memberi abangnya pelajaran karena sudah mengotori otak suci Marsha.

Ingat kan? Si iblis Gavin tak pernah pandang bulu jika sudah berkaitan dengan Marsha. Jadi dengan sadisnya Gavin memberi Nathan pilihan hukumannya. Memakai daster merah jambu milik bunda dan menjaga jarak radius 3 meter dari Marsha selama seminggu, atau memberi makan peliharaan Marsha selama sebulan.

Tentu saja Nathan memilih yang pertama. Lama hidup bersama Marsha bukan berarti Nathan kebal dengan peliharaan Marsha. Dokter tampan itu malah trauma. Karena saat terakhir Nathan memberi makan peliharaan Marsha, ia hampir  di penjara.

Waktu itu Marsha mengajak Nathan memberi makan peliharaan nya dan dengan sangat terpaksa, Nathan pun ikut. Semuanya berjalan lancar, tapi ketika mereka memberi makan semut yang ada di dekat pagar rumah Marsha Nathan tak sengaja menginjak  beberapa ekor semut hingga ada yang tewas. Marsha terkejut melihatnya dan spontan menangis dan berteriak Nathan seorang pembunuh. Hingga para tetangga mendengar dan berdatangan. Hampir saja menarik Nathan ke kantor polisi jika Ayah Garendra tidak datang dan menjelaskan.

Sejak saat itu, Nathan tak pernah mau lagi memberi makan peliharaan Marsha.

Ini hari ke empat Nathan menjalani hukumannya. Setiap berada di rumah, ia akan memakai daster merah jambu milik bunda dan menjaga jarak dengan si mungil Marsha. Meski kadang tak bisa menahan diri kala Marsha semakin menggemaskan. Nathan sering mencuri kesempatan untuk memeluk atau mencium Marsha saat Gavin tak terlihat, meski Marsha selalu mengadu.

"Gaviiiiinn...!!" Seru Marsha berteriak dari meja makan. Memanggil suaminya yang masih bersiap di dalam kamar mereka.

"Bunda, Gavin mana? Marsha panggil kok gak di jawab? Gavin udah pergi yaa? Atau Gavin udah gak bisa dengar lagi? Udah kayak kakek Jo?? Atau.."

"Gavin di kamar sayang, lagi ambil koper kalian. Kan mau berangkat liburan.."

"Oh iyaa, Marsha lupa.."

Serena tersenyum, memaklumi otak jenius Marsha yang kadang pelupa itu.

"Bunda?"

"Ya sayang?"

"Ayah?"

"Yes baby?"

"Abang Nathan?"

"Apa cantikku?"

"Kak Nadine?"

"Apa deekk? Kamu mau ngabsen atau bagaimana?"

"Hehe, tunggu dulu Marsha belum panggil adek Sheena.."

"Adek Sheena?"

"Yaa yaa aaa.."

"Iish, adek Sheena gak pernah betul manggil Marsha lahh.. yaa yaa yaaa teruss. Panggil Marsha loh dek, bukan yaa yaa memangnya Marsha ini kawannya Boboboi apaa??"

Seisi meja makan hanya bisa terkekeh, entah kapan Marsha si kesayangan mereka ini akan dewasa. Sudah menikah juga masih saja sama menggemaskan nya dengan Sheena.

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang