"Hatchiimm!!"
Gulungan selimut tebal itu berguncang disertai suara bersin sedari tadi.
"Sayangku, bangun dulu sini. Minum teh jahenya sebentar yaa.."
Jadi setelah berburu ikan di kolam selama dua jam an, Marsha akhirnya tumbang. Meskipun Gavin dengan cepat membawa pulang Marsha ke villa, tapi tetap saja tak tertolong lagi. Marsha sangat tidak bersahabat dengan cuaca dingin, ditambah lagi gadis itu berendam hampir dua jam di kolam. Jadilah sekarang Marsha demam, masuk angin.
Sejak di kolam kemarin Marsha sudah mulai bersin, maka nya Gavin memaksanya pulang. Lalu hidungnya mulai memerah di ikuti matanya setelah selesai mandi. Dan malamnya, gadis itu meriang dan demam.
"Gaviiinnn..~~"
"Hem? Dimana yang sakit sayang?"
"Gak ada yang sakit~~ Tapi hidung Marsha ada beleknya, terus kepalanya ada mukul-mukul di dalam. Apa otak jenius Marsha lagi berantem ya Gavin?"
Astaga, lagi sakit juga masih sajaa...
"Terus perut Marsha gak enak, mau muntah tapi gak mau muntah. Bagaimana cara bilangnya yang betul Gavin?"
"Mual namanya, masuk angin kamu itu.."
"Oh? Bukan karena ada adek bayinya? Kayak mommy Keyla yang ada adek bayi di perut, terus mommy muntah-muntah. Kata daddy Denis, adek bayinya mau cepat besar terus makan banyak-banyak sampai muntah.. Nanti Marsha mau ajarin adek bayinya biar bisa makan banyak, boleh Gavin?"
"Iya iyaa, sekarang kamu minum air jahe nya dulu yaa. Biar perutnya enak.."
"Eung, tapi habis minum Marsha minta pizza boleh Gavin?"
"Gak sayang, kalau kamu udah sehat baru boleh makan pizaa. Sekarang gak boleh.."
"Huumphh, kalau chikkin!"
"Gak. Sup ayam baru boleh.."
"Okee, Marsha juga mau kasih bakso sama kepiting ya Gavin!"
"Heumm, habiskan minumnya. Gavin masakin dulu yaa.."
"Oke Gavin, hihi. Marsha akan menghabiskan minum jahenya, terus nanti Marsha berdoa supaya Gavin selamat memasaknya dan selalu tampan heheuu..."
Gavin pun segera menarik wajah si mungil mendekat dan mencium seluruh wajah gadis itu gemas.
"MARSHA MAU GAVIN POKOKNYA!! HUEEEEE..."
"Sebentar lagi dia pulang sayang.."
"Jangan panggil sayang! Marsha cuma sayangnya Gavin!!!"
Nathan seketika merasa seperti tertimpa batu besar. Sesak, sakit, tak bisa bergerak.
Seisi villa di buat ribut, kesal, dan kalut karena si mungil yang sedang demam itu.
Setelah menghabiskan sup ayam buatan Gavin tadi, si mungil mulai bertingkah.
Mulai dari membuat acara pernikahan dadakan untuk Nathan dan Nadine ala Marsha. Kata gadis itu, ia menyiapkan diri agar nanti tak gugup saat pernikahan yang asli.
"Kan bukan kamu yang menikah, kenapa jadi gugup?"
"Kan nanti gugupnya abang Nathan nular ke Marsha.." Begitu jawabnya ketika di tanyai Leo.
Lalu dengan sangat terpaksa Nadine mengganti piyama tidurnya dengan gaun putih yang kebetulan ia bawa. Lalu berjalan dengan menggandeng lengan Rangga ala ala pengantin menuju Nathan yang menunggu di ujung dengan setelan piyama tidurnya. Nathan malas berganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, nona absurd!
Ficção Adolescenteini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal Gavin ada bersamanya. Marsha tidak peduli diejek manja, gadis aneh atau apapun itu asal Gavin tetap disampingnya. Dan Gavin, si 'bapak' pos...