Not Double Date!!

1.5K 90 13
                                    


Liburan akhir pekan, Leo berjanji untuk mengajak Marsha jalan-jalan untuk merayakan diterimanya Leo menjadi pacar Anna. Dan disini Leo sekarang, di sofa ruang tamu keluarga Trisna menunggu si tuan putri yang masih mandi di kamar Gavin.

"Kalian mau jalan kemana?"

Nathan datang menghampiri Leo yang duduk sendiri di sofa. Ia baru saja menghabiskan sarapannya dan berencana mengintrogasi Leo yang akan membawa si mungil pergi.

"Kemana aja dia mau bang, Marsha yang nyusun rencana. Katanya aku sama pacarku harus nurut apa mau Marsha.."

"Dan kamu terima gitu aja? Gak takut kenapa-kenapa nanti?"

"Gak, aku udah kebal sama otak Marsha.."

"Pacar mu gimana?"

"Udah abang tenang aja, lagian nanti pawangnya ikut kok. Gak usah khawatir gitu.."

"Gavin ikut??"

"Memangnya bapak posesif itu mau tinggal kalau Marsha pergi?"

"Abang boleh ikut juga?"

"Boleh aja sih bang, tapi nanti abang ngenes banget loh kalau ikut. Aku sama pacarku, lalu Gavin dengan Marsha, terus abang sendiri nanti gitu? Kita mau double date loh, kalau abang ikut jadi double half date lohh. Abang mau jadi orang kelima dalam hubungan kami?"

"Gak gitu jugaa, abang males di rumah loh.."

"Abang kan bisa ngurus peliharaan Marsha, kasih makan cicak, ngelonin si baeki, atau ngajak semut main.."

"Dipikir aku pengasuh apa?"

Nathan jelas tak terima dengan ide Leo untuk menjadi pengasuh dadakan peliharaan absurd Marsha. Lebih baik ia tidur atau nonton ulang acara variety show Kpop atau nonton tayangan spongebob yang selalu ia lewatkan setiap pagi. Itu lebih berfaedah.

"Abang Nathan yang paling tampaann..."

Marsha turun dengan melompat tak jelas di anak tangga sambil di pegangi Gavin. Dengan kaos putih kebesaran yang bisa dipastikan milik Gavin dipadukan dengan jaket jeans pink pastelnya lalu celana jeans hitam dan sneakers putih. Benar-benar tak mau ribet.

Busana yang hampir sama dengan Gavin, bedanya pria remaja itu memakai pakai serba hitam. Untung saja masih ada jaket biru tuanya dan juga sneakers putihnya yang memberi warna di pakaian bapak posesif itu.

"Adek cantik dan manisnya abang makin manis banget hari ini, udah siap pergi?"

"Heumm"

"Abang Nathan, Marsha boleh bikin pesanan sama abang?"

"Pesanan? Abang gak jualan cantik.."

"Bukan gitu abang, maksud Marsha, Marsha mau titip peliharaan Marsha kea bang. Boleh yaa? Nanti kasih makan baeki jam 12 sama jam 4 terus mandiin si Oscar jam 3 dan kalau ekornya putus tempelin lagi pake lem sepatu yang ada di lemari depan. Terus jangan lupa taburin gula di teras depan, biar pasukan semut Marsha pada makan. Cuma itu aja kok bang, soalnya cacing sama yang lain sudah Marsha urus tadi. Abang mau kan? Nanti Marsha beliin abang nutella setoples deh, mau yaa..."

Nathan hanya memasang wajah memelas nan menyedihkannya mendengar penjelasan Marsha.Ia benar-benar tak siap jika harus dihadapkan dengan peliharaan Marsha lagi. Harga dirinya sebagai dokter paling tampan dan paling diminati hilang begitu saja jika itu terjadi.

Leo sudah tertawa melihat wajah tersiksa Nathan dan Gavin tersenyum miring. Sebenarnya sedikit tak tega kepada abang satu-satunya itu. Tapi ya gimana lagi? Tuan putri sudah bertitah.

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang